Senin, 09 Juli 2018

RINDU BENGAWAN Oleh: Budi Riyanto

RINDU BENGAWAN
Oleh : Budi Riyanto



Tentang
Aroma kembang Akasia,
Juga kuncup kembang Randu yang hendak mekar
Semerbak mengoyak hidung yang tak mancung

Aku rindu Bengawan

Adalah
Dimana aku dilahirkan, yang telah ditenggelamkan Bengawan
Rindu menebar jala, sepanjang anak sungai Bengawan
Rindu menelusuri anak sungainya hingga menepi pada Bengawan
Sambil membawa  joran pancing dan umpan cacing

Aku rindu Bengawan

Tentang
Pada meranggasnya daun jati ketika kemarau tiba
Pada dinginnya malam, ketika kemarau yang panas dihari siang

Aku rindu  Bengawan
Rindu kalian, teman sahabat, kerabat dan handai taulan

Aku Rindu Bengawan.


*     *     *
Pondokgede, Senin, Juli 9, 2018

Jumat, 13 April 2018

Aku dan puisiku - oleh : Budi Riyanto

Aku dan puisiku
Oleh : Budi Riyanto

Aku adalah aku
Pemuisi tentang cinta dan rindu
Karena aku bukan mereka

Aku adalah aku
Yang hidup dan dibesarkan dalam cinta
Puisi tak segarang mereka
Yang mencipta segala sengketa

Aku adalah aku
Yang tak butuh pengakuan
Setauku, hanya cinta dan kasih sayang

Untuk segala sengketa
Aku pasrahkan kepada mereka
Pemilik segala angkara

Aku adalah aku
Cinta dan kasih sayang
Dan puisi rindu adalah aku.


*   *   *
Pondok gede, 13 April 2018
22:04 WIB

Kamis, 18 Mei 2017

KITA SUATU KETIKA Oleh : Budi Riyanto

KITA SUATU KETIKA
Oleh : Budi Riyanto

Mengekor digelapnya bayangmu
Aku terkulai dalam dekap kegelapan
Kita yang ciptakan
Aku dan kamu dalam satu pelukan
Gelapnya gelap hangatnya kegelapan yang pekat

Lalu kita sama-sama jengah
Akan apa yang kita kisah
Akan jalan yang tak lagi searah
Langkahmu ke barat tenggelamnya matahari
Aku melangkah ke timur menjemput terbitnya matahari

Aku kamu lelah
Dekapan hangat kegelapan kita lepaskan
Kisah kelam kita tinggalkan
Cerita pekat kita usaikan

Hidupmu milikmu
Hidupku milikku
Kita melangkah mencari jalan terang, masing-masing



*    *   *
Jakarta, 18 Mei 2017

HARI TELAH BERGANTI Oleh : Budi Riyanto

HARI TELAH BERGANTI
Oleh : Budi Riyanto


Rinduku ini
Tentang riuhnya malam
Akan sapamu

Seperti baru kemarin. Kita saling bertegur sapa.
Saling berkabar tentang rindu. Rindumu ketika itu adalah juga rinduku. Seakan waktu tak pernah ada jeda untuk saling kita menyapa. Sekedar saling berkirim kabar.

Senyap hari ini. Cerita itu ikut lenyap seiring waktu. Kita sama-sama asing. Dalam saling sapa kita canggung terasa. Entah siapa yang berubah. Sedang rasa ini masih saja sama. Sama persis kala kali pertama kita saling sapa. Dari benih rindu yang kian subur bersemi di hati.

Hilang sapamu
Senyap malam berlalu
Rinduku beku.


Pantura, 27 April 2017

Selasa, 16 Mei 2017

TUNGGAK KOBONG Oleh : Budi Riyanto

TUNGGAK KOBONG
Oleh : Budi Riyanto


Garing,
Ambruk gari tunggak
Kobong, mureng dadi areng, tinggal awu._


*  *  *
Pondokgede, 16 Mei 2017

Senin, 15 Juni 2015

belalang-belalang jalang - oleh : Budi Riyanto

belalang-belalang jalang
oleh : Budi Riyanto

merah membekas cupang
terukir pada leher yang jenjang
bekas pagutan lelaki yang menginginkamu
diantara bekas cupangan
lelaki lain yang kau inginkan

diantara dua lelaki
yang menginginkanmu
dan yang kau inginkan

lalu kau tinggalkan lelaki yang menginginkanmu
kaupun terlelap pada dekapan lelaki yang kau inginkan

*     *      *

Juni, 15 2015

Minggu, 07 Juni 2015

PADA ADAMU - Oleh : Budi Riyanto

PADA ADAMU
Oleh : Budi Riyanto

Saat jauh adamu
Sepertinya dekat adamu kurasa
Hingga membuat rindu ini indah adanya
Serasa semakin dekat
Dan kian mendekat
Dalam dekap

Ketika adamu dekat
Sepertinya terasa jauh nyatamu
Semakin menjauh
Kau bermain dalam duniamu
Aku menikmati duniaku

Lalu,,,
Sesungguhnya kita berdiri dimana ?

Jauhmu terasa dekat
Dan dekatmu terasa jauh
Namun rindu memaksaku
Untuk selalu mengingatmu

Karena adamu,
Adalah adaku juga,,,,,,

* * *
Jakarta, 7 Juni 2015,_