Minggu, 27 Januari 2013

Entah sadar entah tidak saat ditengah malam - by : Mawan Tazshiqat

Entah sadar entah tidak
saat ditengah malam
Oleh : Mawan Tazshiqat

kulewati malam
kulewati siang
dan terus begitu
tanpa terasa telah kita lalui
di sebagian hidup

segala coba dan ujiannya
dan entah sadar atau tidak
hingga kita lupa atau tidak
apa yang telah diperbuat
semua terlalui bersama bergulirnya waktu
dan entah apa yang terjadi setelahnya
apakah masih sama dengan yang terlalui

entah lah....

Aku hanya mengikuti
bersama waktu yang terus berputar
dan kunikmati...
Inilah hidupku
yang harus terus berjalan
bagai air yang mengalir

kan kuciptakan perubahan
kan kubuat kehidupan yang lebih baik
tuk menuju muara
hingga waktu tak berputar
berhenti bersama detak jantungku
dengan tersenyum...
Dan ku tuju dimuara Firdaus...

*   *    *

27-01-2013

Karya member TEMBANG JIWA : Mawan Tazshiqat
Edited and posted by : Budi Riyanto

Sabtu, 26 Januari 2013

SEUTUHNYA AKU - by : Boy Refa Redo

SEUTUHNYA AKU
Oleh : Boy Refa Redo

untuk noah.

.
Duhai kekasih
dengarkanlah aku
dengarkanlah suara hatiku
yang menggemuruh
yang merintih
terbata memanggil namamu.

Wahai kasih
dengarkanlah aku
dengarkanlah jeritan hatiku.
Aku tak kuasa
tak pula sanggup
menanggung beban
semaha rindu.

Lihatlah kasih
lihatlah guratan-guratan
yang menyembul di dahiku.
Ialah gambaran
betapa seringnya aku memikirkanmu.

Dengarkanlah aku
dengarkanlah suara rintihan rinduku
yang menebar debar
di degup jantungku.
Ia memanggilmu
menyebut-nyebut namamu
karena seutuhnya aku dirimu. Kekasih.

JKT.250113

Jumat, 25 Januari 2013

PEREMPUAN MALAM - by : Boy Refa Redo

PEREMPUAN MALAM
Oleh : Boy Refa Redo

.
Isak tangis
dan rintihan hati
rasa sesal yang tiada henti.
Seperti senja bertaburan gerimis
yang merekah di redup matamu.
Desah nafas tersengal
wajah lusuh memucat rona
seirama degup jantung
yang menggulana
yang menghantar malam
keharibaan senyap.

Perempuan malam
berpita hitam
berkacamata hitam
bergincu hitam
bertopeng hitam
dan bahkan berpeluh hitam.
Ia adalah puisi di goa sunyi
yang terlahir dari kelirunya hasrat
yang menjerat
yang membuatnya jatuh terjerembab
ke lembah-lembah hitam pekat.

Semalam
saat langit kehilangan warna
saat tangis kehilangan suara
ia pasrahkan diri
di keheningan yang sepi
yang lama terlupai.
Tetes-tetes sesal berderaian
berjatuhan basahi kaki bumi.

Ia bunga yang mekar
di lorong-lorong remang
yang berlari dan sembunyi
dari getir dan pahit
dari pedih dan perih
realita hidup yang takut dihadapi.

Perempuan malam
bersama fajar menyingsing
iapun menutup diri
dan lalu tenggelam dalam ranjang sunyi.

JKT.250113

Kamis, 24 Januari 2013

MALAM TELAH BERANJAK PAGI

MALAM TELAH BERANJAK PAGI
Oleh : Budi Riyanto


Doa panjang,,,,
belum sempat terucap,,,,,,
,,,,,udara pagi telah menyelinap disela-sela pengapnya malam,,,,,

Titik-titik embun sudah membasahi ujung pagi,,,,,
temaram malam adalah teman sejatiku,,,,,
,,,,,,yang sudi simpan segala keluh kesahku,,,,,

Hingga pagi menjelang,,,,,
ketika suatu ketika terhimpit nelangsa,,,
,,,,,,tentang hampanya dunia tanpa cerita,,,,,,
menepikan segala asa, pada sudut ketidakmampuan,,,,,,,
,,,,,,sedangkan inginku menjulang tinggi kelangit,,,,,,,,,,,

Akan anugerah yang terlupakan,,,,,
,,,,,tapi aku yakin Tuhan tak akan Alpa,,,,,,
Atau mungkin telah digariskannya,,,,,,,,

Dan,,,,
bersabarlah,,,,,,,,selagi
Matahari esok masih menyinari Bumi ini,,,,
,,,,,,,,,,,,,,,

* * *

Sebuah Catatan  Akun : Embun Langit Senja : 28 Maret 2012.-

Selasa, 22 Januari 2013

PADA SERAUT WAJAH

PADA SEARUT WAJAH
Oleh : Budi Riyanto


Pada seraut wajah
aku dulu pernah menyimpan kisah
lalu seiring berjalannya waktu
aku lupa akan raut wajah itu
entahlah

Aku pernah merindunya
hingga setengah mati menahan rasa
tiba-tiba hambar adanya terasa
entahlah

Pada seraut wajah
aku pernah begitu erat menggemnya
lalu tiba-tiba datang rasa sangat bersalah
kemudian aku melepasnya pasrah
entahlah

Aku merindunya sangat
ketika itu
tetapi aku membencinya juga teramat sangat
kala itu
entahlah

Pada seraut wajah
aku telah lupa wajah itu,-
* * *
| Jakarta, 24-12-2012,-

TEMANI AKU

TEMANI AKU
Oleh : Budi Riyanto

Aku tak butuh waktumu lama
cukup sekejap saja,,,,
hanya untuk hilangkan rasa
sebuah rasa yang selalu menyiksa
itu rinduku akanmu
yang tak pernah berbatas masa
lalu,,,,,
akankah terluang waktumu
untuk menghilangkan dan mengobati rindu
sedang rinduku tak berbatas ruang dan waktu

Hanya akan habis seluruh waktumu
temani aku menikmati rindu
yang telah memuncak diubun-ubun
rinduku layaknya embun
yang selalu ridukan pagi
untuk sekedar datang menyapa ujung dedaun

Temani aku,,,,
sesaat saja, agar hilang rasa rinduku akanmu
yang tak pernah habis di setiap waktu,-

*   *   *

| Jakarta, 22 Januari 2013,-

LINANG - LINANG AIR MATA

LINANG - LINANG AIRMATA
Oeh : Budi Riyanto

Bening,,,,
lembut,,,bergulir diujung mata
sembab,,,!
seiring gerimis perlahan menitis
seiring rasa teriris luka
linang-linang air mata
bening perlahan bergulir
basah pipi
pada tirus wajah yang resah
adalah kesedihan berkepanjangan

Adakah rindu yang salah
ketika hanya membuat pipi basah,,,?
ketika linang-linang air mata mengantar resah
kabar rindu tanpa kata

Bening,,,,
lembut,,,bergulir di ujung mata
sembab,,,,,!
seiring gerimis pelan
ada isak yang tertahan
teriring linang-linang air mata
dalam bening mata berkaca-kaca

Lalu kenapa ada air mata dalam rindu,,,,,?

*   *   *

| Jakarta, 22 Januari 2013,-

KETIKA RINDUMU BANGKIT

KETIKA RINDUMU BANGKIT
Oleh : Budi Riyanto

Ketika rindumu bangkit
aku berharap bisa dekat disisimu
luangkan sedikit waktuku, bersamamu
melepas rindu kita
agar terbang mengangkasa
melepaskan rasa-rasa kita
hingga lapangkan sesak didada

Ketika rindumu bangkit
aku berharap bisa mendekapmu erat
menghangatkan dinginmu
menyejukkan gerahmu
,,,,tak pada lenakan kita
hanya sekedar lepaskan rindu yang tertahan

Ketika rindumu bangkit
aku ingin luangkan sejenak waktuku
guna hilangkan rindu yang menyesakkan
dalam sua sesaat, hilang rindu juga sesaat
lalu bangkitkan rindu baru keesokan hari

Rindu tak pernah habis, seiring waktu ridu itu akan bangkit
bangkit,,,dan bangkit lagi
rindu ini tak pernah jemu
hingga datang sebuah temu
yang entah,,,,,,,-

*   *   *

| Jakarta, 22 Januari 2013,-

Senin, 21 Januari 2013

AKU TELAH PENUHI JANJIKU

AKU TELAH PENUHI JANJIKU
Oleh : Budi Riyanto

Aku penuhi janjiku,,,,
temani rembulan setengah
yang tak lagi dikantong sang awan
hingga menjelang subuh,,,,
mengantarnya hingga pagi datang,,,,
berteman gemintang
dan juga suara malam

Mataku tak mau lena, aku biarkan terpicing
tak ada rasa kantuk hinggap di kuyu mata tuaku

Aku menyambut menitiknya embun,,,
,,,,bukan rinai gerimis menjadi derasnya hujan
hingga merubah jalanan aspal
menjadi derasnya bantaran kali
seperti hari-hari yang lalu
aku rindu hangat mentari pagi
bukan pada kecipak air dalam genangan,,,,
,,,,banjir,,,,,

Aku telah penuhi janjiku,,,rembulan
mengantarmu hingga diujung subuh
membawa titik-titik embun
terganti mentari pagi,,,,,,
lalu,,,,beristirahatlah rembulan
malammu tak terlalu menggigil dalam selimut awan kelam

Aku telah penuhi janjiku, pada rembulan
malam tadi hingga menjelang,,,,,pagi.-

* * *

| Jakarta, 21 Januari 2013 @ 02:10 BBI

Minggu, 20 Januari 2013

KETIKA SENJA TELAH TIBA

KETIKA SENJA TELAH TIBA
Oleh : Budi Riyanto

Senja telah tiba, dalam semburat warna
seperti helai daun yang jatuh,,,kuning keemasan
aku masih menunggumu,,,,
menanti tiada pasti,,,,pada ujung waktu yang kian sepi

Hanya bayangmu sepintas melintas
seperti senja-senja yang lalu
hanya tinggalkan senyummu,,,sedikit terulas
tanpa tinggalkan pesan,,,,,
sedikitipun,,,
kaupun melenggang hilang,,,dalam bayang

Aku masih disini,
diujung senja menanti
hingga tiba malam dalam langit kelam
tetap,,,,!!!
tiada beritamu terkabar
sebagai penawar

Lalu,,,adakah teringat olehmu
di sebuah senja kita mengulas cerita
kita duduk berdua,,,,mengantar matahari keperaduan
membangunkan rembulan yang terlelap

Cukuplah,,,adaku
sendiri terdiam di ujung senja kian temaram,-

* * *
| Jakarta, 20 Januari 2013.-

AKU TELAH LUPA

AKU TELAH LUPA
Oleh : Budi Riyanto

Aku telah lupa, akan makna rindu
yang sesungguhnya
ketika aku merasa rindu
tak pernah sekalipun ada sua
hingga yang aku rasa hanyalah hambar rasa
jadikan aku mati rasa

Aku telah lupa, tentang rindu yang pernah ada
ketika setiap kali kurangkai, kususun jadi puisi
walau ungkapanku tak pernah indah
seindah ungkapan pujangga dan pujanggi
aku hanya merangkaikan kata-kataku
tentang rinduku, semampuku
ketika saat itu adalah indah

Hingga pada sebuah titik jenuh
rindu menjadi mati rasa,,,,,,,,
ketika tanpa pernah ada sua

Aku telah lupa akan arti rindu yang sesungguhnya
walau kadang masih ada terasa
kadang hambar adanya

Namun aku masih menyimpannya
sebelum benar-benar lupa,,,,
bahwa masih ada rindu diantara kita.-


*    *   *

| Jakarta, 20 Januari 2013,-

Senin, 14 Januari 2013

PUPUS

PUPUS
Oleh : Budi Riyanto

Tebar tabur benih rasaku
terhampar terhambur di altar jiwamu
memuncak gunung rasa rindu
julang menjulang mencium langit,,,,rasa rinduku

Lalu pupus,,,,,

Terhenti di persimpangan jalan
rindumu hilang ditikungan
pada arah yang berlawanan
ketika aku menghampirimu
lalu,,,,,
langkahmu, jalan menjauh
bukan datang merengkuh,,,,,

Pupus,,,sudah

Rindumu pudar sudah
ditelan waktu dan lelah
hingga rindu tak pernah lagi terjamah

Pupus,-


*   *   *

| Jakarta, 14 Januari 2013,-

Rabu, 09 Januari 2013

KUCOBA LERAI RESAHMU

KUCOBA LERAI RESAHMU
Oleh : Budi Riyanto

Ketika tiba resahmu
datang pelan menghampiri rasamu
usahlah sedih kau rasakan
ketika tiada tempat gunamu bersandar
untuk hilangkan resah dan keluh kesah,,,,
usahlah kau gundah
karena masih ada aku,,,
dengan bahuku buatmu bersandar,,,,

Lalu,,,
kisahkan padaku resahmu
agar sedikit lapangkan sesaknya rasamu

Lalu,,,,
ketika datang rindumu akanku
masih juga adaku,,,
mungkin bisa sedikit bantu hilangkan rindumu
walau adaku tak pernah berada di setiap waktu,,,

Hilangkan resahmu
juga beban rindumu,,,,

Mungkin aku bisa sedikit membantu,,,,,
indahkan resahmu
dan ringankan rindumu.-

* * *

: Jakarta 09 Januari 2013.-

Rabu, 02 Januari 2013

DUA PATAH KATAMU

DUA PATAH KATAMU
Oleh : Budi Riyanto

Entah makna apa tersimpan dalam jalinan ini
selalu saja aku rasa hampa
walau dirimu selalu ada
menjadikan kau dan aku adalah : Kita
tetap saja hampa

Menyakitiku adalah bagimu hal biasa
setiap kesalahanmu adalah wajar saja
kau menyebutnya "hanya"
sekedar,,,,,hal biasa
kau menyebutnya "cuma"
sekedar kekeliruan kecil,,,,
"hanya" salah paham : Itu elakmu
tahukah kau,,,,
itu adalah alasanmu mencari sebuah pembeneran
menyakitiku tanpa alasan

Hampa kita adanya
hambar tanpa rasa
dalam sebuah pertalian yang sia-sia

Sadarkah kau,,,,
dua patah katamu
adalah menyakitkan bagiku,-