KEMBALI MENETES AIR MATAMU
oleh: Budi Riyanto
Wahai,,,,
sang pemilik mata bening
aku kembali paksamu buraikan
bening bulir-bulir air matamu
ketika langkahmu
langkah kita
berujung pada sebuah persimpangan
arah kita sejalan
tapi tidak beriringan
karena mungkin itu tak akan
Wahai,,,,,,
sang pemilik mata bening
yang terisak sesak menahan tangisan
ketika langkah terhenti
pada garis batasan
yang bersama kita gariskan
akan salahnya kita dalam tindakan
akan benarnya kita dalam perasaan
sang pemilik mata bening
aku kembali paksamu buraikan
bening bulir-bulir air matamu
ketika langkahmu
langkah kita
berujung pada sebuah persimpangan
arah kita sejalan
tapi tidak beriringan
karena mungkin itu tak akan
Wahai,,,,,,
sang pemilik mata bening
yang terisak sesak menahan tangisan
ketika langkah terhenti
pada garis batasan
yang bersama kita gariskan
akan salahnya kita dalam tindakan
akan benarnya kita dalam perasaan
ketika,,,,
mengekang tindak kita bisa lakukan
mengekang rasa siapa yang punya kemampuan
Wahai,,,,,
mengekang tindak kita bisa lakukan
mengekang rasa siapa yang punya kemampuan
Wahai,,,,,
sang pemilik mata bening
luapkan tangismu dan selesaikan malam ini
agar esok-esok hari tak terulang lagi
menguras rasa
luapkan tangismu dan selesaikan malam ini
agar esok-esok hari tak terulang lagi
menguras rasa
menguras air mata
hanya akan menguruskan raga
Wahai,,,,,,,,
sang pemilik mata bening
cukupkan tangismu
redakan gejolak rasamu
Aku inginkan sungging senyummu
temani binar bening indah matamu
dalam mengisi hari-harimu
jangan ada sedih lagi di hatimu
esok, lusa, dan selalu selamanya.-
* * *
hanya akan menguruskan raga
Wahai,,,,,,,,
sang pemilik mata bening
cukupkan tangismu
redakan gejolak rasamu
Aku inginkan sungging senyummu
temani binar bening indah matamu
dalam mengisi hari-harimu
jangan ada sedih lagi di hatimu
esok, lusa, dan selalu selamanya.-
* * *
Jakarta, di ambang pagi
oleh: Budi Riyanto.-
oleh: Budi Riyanto.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar