Selasa, 31 Juli 2012

Aku Ingin, tapi Tak Ingin



Aku Ingin, tapi Tak Ingin
by: Budi Riyanto,-


Aku ingin bercerita,
tentang pucuk pinus tusuk rembulan
tapi aku tak mampu
karena belum pernah kulihat pucuk pinus
begitu tinggi menjulang

Aku ingin ceritakan,
desir bayu disela-sela pohonan cemara
yang saling berhimpitan
tapi aku belum pernah kesana
merasai rindang teduhnya hutan cemara

Aku ingin berkisah,
tebtabg camar yang terbang rendah
menari di pantai berpasir basah
tapi aku tak bisa
karena, melihat camar yang terbang rendah
akupun belum pernah

Aku ingin bersajak rindu
yang mendayu-dayu
tapi aku tak mampu
karena rasaku telah mati beku

Aku ingin berpuisi,
tentang senja yang jingga
tapi aku tak bisa
karena, aku rasa senja sama saja
datang dan pergi begitu saja
tanpa pernah tinggalkan cerita

Aku tak ingin lagi,
bercerita dan berkisah
bersajak dan berpuisi,
karena aku sudah mati imaji,-



| Jkt, 310712
by: Budi Riyanto,-

Cukup Senyuman



Cukup Senyuman
by: Budi Riyanto,-


Satu harapku tanpa sudah
akan senyummu yang selalu merekah
indah,,,,,
walau pernah aku goreskan susah

Penghilang haus dahagaku
ketika senyummu selalu tersaji untukku
saat tak nampak olehku 
lekuk sungging manis senyummu
ingin kudengar hanyalah
tawa kecilmu membuncah ruah
terdengar indah
ramah bisik ditelingaku

Pernah hilang senyummu
tertutup duka panjang
yang seakan tanpa kesudahan
-- laksana hidupku
   dalam nafas yang tersengal,,,,!
hingga susahku dalam nikmati
keindahan itu

Aku takinginkan lagi
hilang senyummu tak menghias wajahmu
-- yang laksana oase di padang tandus
    sejukkan jiwa, yang terkadang lara

Ketika hilang senyummu
adalah hilang sehari dalam umurku
ketika tersungging kembali senyummu
adalah tambah sehari umurku
aku mengharap itu
dan selalu dalam setiap waktu

Harapku satu, selalu sajikan senyummu
setiap sambutmu akan datangku
pelepas segala penat yang dahaga
jangan pernah kau hilangkan dari wajah
kumohon,,,,, 
selalu dan selamanya

Saji dan hidangkan
dalam keseharian,-



| Jkt, 310712
by: Budi Riyanto

Kamis, 26 Juli 2012

Bulan Sepotong di Sepinya Malam




Bulan Sepotong di Sepinya Malam
by: Budi Riyanto,-


Saat dingin menusuk belulalng
di separuh malam 
aku masih merindumu
walau mungkin tak berbalas
taklah mengapa itu bagiku

Dipelataran malam aku masih berdiri
ditengah malam menjelang pagi
entah kenapa kantuk tak juga hinggapi mataku
bisaku kini hanya undangmu kedalam mimpi
,,,,itupun andai kau mau,,,
tapi akankah aku bisa bermimpi,,,,?
Sedang mataku masih terjaga selarut ini

Bulan sepotong di sepinya malam
telah beranjak merayap dilangit berkabut
menuju pagi,,,,,,
dan lamunku masih akanmu
karna aku masih terjaga selarut ini

Tak hendak kuusik harimu
karena adaku kan selalu sakiti hatimu
hingga meluap amarahmu,,,,
ku tak mau itu
Karena inginku,,,,,,,,,,,,,
hari-harimu terlewati dengan senyumanmu
dalam setiap menyambut pagi

Hari-harimu masih panjang untuk terus kau tapaki
tanpa harus sakit hati lagi

Bulan sepotong di sepinya malam
tak nampak lagi
ketika kabut pagi kian menebal
setebal rinduku padamu
mampuku hanya merindu

Bulan sepotong di sepinya malam
temani aku menuju pagi
aku tlah bosan kepada malam
karna tak pernah beriku mimpi lagi
tak pernah sama sekali




by: Budi Riyanto,-

Pada Secangkir Tuba



Pada Secangkir Tuba
by: Budi Riyanto,-


Gerayang malam menjamah raga
nanar mata hilang kantuk terasa
kembara angan terawang melayang
bingkai malam senyap tanpa kata
tentang secangkir tuba kau reguk
hingga tertatih langkahmu
dalam rintih,,,,,,

Aku tak paksakan itu,,,,,!

Nalurimu yang inginkan itu
ketika kebuntuan nalar menyelimutimu
"Pada setiap hembusan nafasmu,,,,ada aku disitu,,,,"
hendak kau penggal nafasmu
seiring hilangnya adaku dihadapmu
sembunyi,,,disebalik cinta yang kau agungkan

Gontai langkahmu,,,,
dalam payah tertatih, karena secangkir tuba
"Aku ada karena adamu,,,,,"
lirih bisikmu,,,,,pada pucat pasi wajahmu
tuba telah racuni nadimu

Ketika kebuntuan nalar menyelimutimu
ketika kau mengagungkan cinta sebagai segalanya
hendak kau akhiri dalam secangkir tuba
aku tak paksakan itu,,,,,,,,,!

Pada secangkir tuba,hendak kau akhiri cerita
tentang cinta yang kau agungkan

Dan terlanjur tuba kau reguk,-




by: Budi Riyanto

C e m b u r u



C e m b u r u
by: Budi Riyanto,-


Telusur rasa ini pelan mengalir
ahh,,,,,
nadiku teraliri rasa yang lain
mengusik
berbisik pada ujung mata
ahh,,,,
aku cemburu

Rasaku berbaur mencampur
teraduk dalam nampan rasa
tuangan sekehendak rasa

Lalu kenapa kecewa hendak dirasa
ahh,,,
aku cemburu
pada saat yang tak sepantasnya

Aku bercakap pada diri
siapa, cemburui siapa
adakah naluri yang cemburu
atau nurani yang merasa tersakiti,,,?

Ahh,,,
lucu
ternyata aku masih bisa cemburu.-



by: Budi Riyanto
260712,-

Rabu, 25 Juli 2012

Larik - Larik Aksaraku



Larik - Larik Aksaraku
by: Budi Riyanto,-


Ketika cahaya mulai meredup,,,,
,,,,semoga niat baik tak pernah surut
ketika gelap semakin mengkabut,,,,,
,,,,semoga saat fajar datang embun sebagai penyejuk

Dan terlelaplah sahabat
malam telah begitu larut

Saat datang cibir mencerca
saat caci datang  memaki
,,,,biarkan
dan lanjutkan jalanmu, andai itu inginmu
kelak nanti cibiran jadi senyuman
dan makian jadi sanjungan
semoga langkahmu tak salah arah,,,

Lelaplah sahabat
malam begitu larut

Aku telah terlelap dalam pulas
dan terbangun,,,,,, dalam linglung
ketika jengah telah menggilas
untai aksaraku tak lagi nyambung
aku terhenti pada mati inspirasi
ketika jemu telah membius diri

Jengahku sudah tak tertakar lagi
pada titik kejenuhan abadi
untai aksaraku tanpa arti

Larik-larik aksaraku tak lagi rapi
aku sudah tak peduli lagi
mungkin jemariku tak luwes lagi
tarikan tarian aksara yang indah
dalam penuh segala pesona,-

aksarakuMATI



by: Budi Riyanto,-

Minggu, 22 Juli 2012

Foto Kliping

Diam dalam Senyap




Diam dalam Senyap
--------------------------------
by: Budi Riyanto.-


Sepi,,,,pada sudut diam keterasingan
dengan kembali menggariskan
tebalnya garis batasan,,,,,,,,,,,,,,

Mungkin telah terbangunkan mimpimu
lalu beranjak jalan menjauh
menepi pada sepimu sendiri
dan tak hendak lagi berbagi

Aahhhh,,,,,,,,
aku hanyalah sekedar bayangan,,,hitam
yang gampang saja kau buang
kemana saja hendak kau lemparkan
jauh sejauh mana yang kau inginkan
adaku hanyalah onggokan sampah tanpa makna

Aku masih dalam batasku
dan kian tebal kau gariskan pembatasan
tak apalah,,,,,
adaku hanyalah bayangan bagimu
dan campakkan semaumu,,,,
agar tak  terganggu lelap mimpimu
karena adaku membayangimu

Sepi,,,,,,
pada diam keterasingan
akan garis batas yang dipertebal,,,
aku mendiam dalam senyap,,,,
mungkin adaku terlalu gelap
inginku tak buat sedihmu
inginku takkan teteskan air matamu
inginku ,,,,,tinggal keinginan
yang tak pernah menjadi kenyataan
karena adaku hanyalah sebuah bayangan,-



220712 | 11:50
by: Budi Riyanto,

Jumat, 20 Juli 2012

Sepenggal Harap Untuk Sepolos Wajah



Sepenggal Harap Untuk Sepolos Wajah
by: Pa2 Budi Riyanto


Nak,,,,,
aku masih ingat rengekmu
saat kali pertama pintakan mainan
sedang mengucappun belum bisa
hanya mamamu yang janjikan
" Dik, ntar Papa biar beliin mainan Kereta Api itu ya, 
tapi kamu harus sembuh dulu dari sakitmu,,"
tak apalah yang penting kamu senang dik,,,
dan cepat sembuh,,,
saat itu adalah bulan ketujuh dari lahirmu
dan, kamupun sembuh
Kereta Api mainan sudah terbeli
aahhh,,,,,ternyata kamu malah nangis dik,,,,
kamu takut mainan pembelian mamamu,,,,,

Waktu berlalu,,,,
dan kamupun sudah sedikit pintar mengucap
kau sebut kupu-kupu dengan puku-puku
kau eja terbang dengan teblang
itulah lucumu dik,,,,,,,
yang tak suka jajan, yang tak tahu nominal uang
maafkan kami, sangat terlalu memanjakanmu

Dan waktu semakin berlalu,,,,
delapan tahun lebih kini umurmu
dalam benakmu masih tertanam cita-citamu
satu dan hanya satu itu yang kau sebut dari dulu
ingin jadi perawat,,,,,cita-citamu
biar bisa merawat orang yang sakit
tulus suci niat kecilmu, kami dukung itu
semoga kelak kesampaian segala citamu

Ada ibu dan bapakmu,
ada mama dan papa juga
semoga cita-cita luhurmu kesampaian
dan kami akan mendukungmu
selalu,,,,,
dik,,,,,cukuplah menjadi orang BAIK,,,
tak perlu menjadi yang TERBAIK,,,,,,,
karena semakin hari semakin langka orang BAIK dik,,,
apalagi nanti saat kau semakin remaja.-




Sore, 200712
by: Pa2 Budi Riyanto

Tadi Aku Ke RumahMU



Tadi Aku Ke RumahMU
by: Budi Riyanto.-

banyak pintuMU
pada tiga sisi bidang dinding rumahMU
berharap bisa temuiMU

ya,,,,
siang ini aku bertandang ke rumahMU
sujud di lantaiMU
maaf,,,,,
telah sedikit membuat basah sajadah
titik air mataku membasah,,,,,
teringat setumpuk menggunung salah
teringat selaut samudra dosa,,,,,,,,,,,
teringat selumur tubuh akan najis

ya,,,ALLAH,,,,
aku masih ingat jalan menuju rumahMU
karena rinduku padaMU,,,,,tapi
maaf,,,,aku belum berani menemuiMU
sedang setumpuk dosa masih kusandang
sedang setubuh najis belum tersucikan habis

namun,,,
ya,,,ALLAH,,,,
andai kehendakMU sudah
dan KAU panggil adaku telah
tak apalah,,,,,,
inginku hanyalah ampunanMU
semoga basuh air wudhuku
sembah sujudku dilantaiMU
bisa menghapus segala dosa dan najisku,,,,,

ya,,,,ALLAH,,,,,
aku pasrah, ketika aku tadi kerumahMU
memohon segala ampunanMU
Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.-




Sujud Jumat siang, 200712
by: Budi Riyanto.-



Pada Kecamuk Rasa



Pada Kecamuk Rasa
by: Budi Riyanto.-


Benak dan otak,,,,sesak
pada hembus nafas tersengal sedak
akan hasrat yang memuncak
dan tak hendak,,,,,,,,

Naluri nurani pada pikir terhenti
hanya menikmali lembaran ilusi

Amputasi saja rasamu
bila semua itu maumu
,,,,dan pincangkanlah langkahku
pada jalanan jalinan semu

Kuasaku apa,,,,,,?
itu kuasa dirimu sendiri, kemauanmu
hendak inginkan amputasi rasamu
lakukan,,,,,
dan terpotong rasaku,,,,,

Inilah adaku, pada najis yang teramat

Amputasi saja rasamu
agar tak terinfeksi akan najisku
yang mungkin telah begitu deras mengalir
pada nadi-nadiku
yang tercemar najis segala najis.-




by: Budi Riyanto
200712.-

E N T A H L A H



E N T A H L A H
by: Budi Riyanto.-


Kuyu hariku dalam lesu
benalu letih lilit langkahku
mata kusutku enggan belalak
rasa kantuk seakan rapat menutup
kopi pagi tak hendak kunikmati
sedang hari mesti dilalui
detak detik seakan kencang melaju
aku masih diam terpaku
menahan keletihan yang sangat
benalu letih terasa berat
dengan apa hendak ku obat
candu rokok keringkan tenggorok
teredak asap
mataku perih
hidup harus tetap dijalani
heranku ini hari, kemana semangat itu pergi

Aku berhenti berpikir kali ini.-



by: Budi Riyanto.-

Rabu, 18 Juli 2012

Selesaikanlah



Selesaikanlah
by: Budi Riyanto.-


Detak detik jam dinding berhitung
dalam lelah,,,,
detik demi detik
dari detik ke menit
dan dari menit menuju kehitungan jam
rutinitas keseharian dalam putaran
23:45
jarum jam menunjuk
hampir sembilan puluh derajat
mata taklah juga datang kantuk
asap putih masih setia mengaduk batuk

Malam ini secangkir kopi aku hindari

" Pejamkan matamu, jangan undang bayangku,
lalu selesaikanlah,,,,,".
biar picing mataku mengembara
disela-sela tarianmu,,,,,,
usah hirau adaku, agar tak janggal tarianmu
dan,,,,,,
selesaikanlah

Sepuntung rokok telah kumatikan
puntung kedua aku nyalakan
membakar senyap bersama asap
aku terpojok pada sebuah harap

Selesaikanlah,-




by: Budi Riyanto.-

S e p i k u



S e p i k u
by: Budi Riyanto.


Menghitung langkah malam
menepi ketika tersapu embun
pada menit yang kesekian
aku lamunkan,,,
akanmu,,,,
akannya,,,,
Bayangmu melintas,,,,,,pelan
sejenak terasa hendak muntah
akan lagak lagumu aku telah muak

Ada raganya tertidur pulas
mendulang mimpi
di depanku,,,,,
tak jua kantuk hinggapi mataku

Sepiku,,,,
embun pagi menitik sudah
di ujung daun bunga mawar merah
di depan rumah
bayangmu masih menari indah
entah tarian apa kau tarikan
karna takku harap datang bayangmu
muakku akanmu hendakku ingin muntah

Sepi semakin sunyi
senyap, hanya detak jam dinding
dan hela hembusan nafasnya terdengar
dalam buaian mimpi
yang juga tak kupahami

Sepi masih dan kian sunyi,,,,
embun telah menetes basahi bumi.-




Pondokgede, 220811

C I N T A K A H , , ,




C I N T A K A H , , ,
by: Budi Riyanto ( Garis Batas ).-


Cintamu berbalut nafsu
akan terpenggal di tengah jalan
kobaran itu akan memadam
aku yakin itu,,,
karena nafsu bekalmu
sejati tak ada lagi
cintamu berlumur nafsu
itu tahuku,,,,,,

Terpatri manis tutur janji
tersungkur membisu dalam pilu
sebatas kata terucap tanpa cela
,,,,,,rayumu karena nafsu

Aku terjebak,,,,,
pada bujuk rayu tutur manismu
gurat urai lembut aksaramu
bubung tinggikan anganku
pada kembara khayal
tentang indah cintamu,,,,,,

Nestapa pada akhirnya
lembar cerita adalah sampah belaka
menggunung tumpuk di sudut gelap
cinta,,,,?
dalam berbekal nafsu,
adalah sesaat yang membawa sesat

Sadarku telah kini
akan kepalsuan segala janji
ketika hanya untuk diingkari
cinta,,,,,,bukan hanya puisi
cinta,,,,,,bukan jejak-jejak sajak
kasih sayang yang dulu
begitu indah kusandang
susut dan kini hilang
sadarku kini,,,,,cintamu bertabur nafsu

Usaikan dan selesaikan
hentikan segala pencarian
jangan puja cinta dan menghambanya
ketika segalanya
hanya berkalung nafsu belaka,,,,
dan hentikan langkah penjerumusan
cinta yang sesungguhnya
adalah tidak pernah menyakiti.-




by: Budi Riyanto.-

Senin, 16 Juli 2012

Lirih,,,,,,,,



Lirih,,,,,,
by: Budi Riyanto.-


Hiruk pikuk itu perlahan senyap
pekik teriak ketakutan akan kehilangan
itu melirih
sunyi,,,,,,,,,,,,,
seakan angin enggan meniup
sepi,,,,lengang tanpa bisik

Jerit ronta teriak kangen,,,tenggelam
ditelan pekatnya malam
sunyi senyap,,,,,,,,,,

Isak sedu rindu pilu,,,,,membisu
terbius oleh waktu
berontak rasa sudah tak terasa
akankah mati rasa,,,,,?
sedang kemarin lusa, masih begitu terbius rindu
bujuk merajuk ingin dipeluk
akan kangen yang menumpuk

Sepi,,,,sunyi
hilang bisik lirih,,,,,
mendiam, ditelan malam
mematung diri diam menyepi

Lirih,,,,,
bisik rindumu terdengar lirih.-




150712.-
by: Budi Riyanto.-

Minggu, 15 Juli 2012

Bu,,,,,,( Kutabur Mawar Di Pusaramu )



Bu,,,,( Kutabur Mawar  Di Pusaramu )
by: Budi Riyanto.-


Hendak kutaburkan kembang mawar kesukaanmu
di atas pusaramu bu,,,,,
kuntum-kuntum mawar merah peninggalanmu
yang dulu kau tanam di halaman depan rumah
kini tak sesubur rawatan tanganmu
itu inginku bu,,,,,,,
sebelum puasa ramadhan tahun ini
tapi apa kuasaku bu,,,,,,
aku belum mampu melakukannya
pasti ibu maklum adaku

Bu,,,,,,,,,,
inginku hanya taburkan kelopak mawar
dan kuntumnya diatas pusaramu
semoga semayammu disurgaNYA
dalam ketenangan istirahat panjang

Bu,,,,,,,,,
kembang mawar di halaman depan rumah
tinggal beberapa pokok lagi
semoga akan selalu menghadirkan kuncup
untuk dapat kubawa
dan kuletakkan di atas pusaramu

Bu,,,,,,,
rinduku akanmu, takkan pernah layu
walau mawar merah kesukaanmu layu,,,,
bu,,,,,semoga tenang istirahatmu
dalam surgaNYA.-




by: Budi Riyanto.-
140712.-

Kamis, 12 Juli 2012

Untuk Sesuatu-mu



Untuk Sesuatu-mu
by: Budi Riyanto.

Untuk sesuatu-mu karena sesuatu
aku rangkai segala ilusi
kutuang dengan jemari merangkai kata
kujadikan puisi
untuk sesuatu-mu
telah ada sesuatu dalam ilusiku
tapi takku berharap untuk sesuatu
aku hanya manjakan ilusiku
merangkai anganku
karena ini sungguh sesuatu bagiku

Jangan larang mimpiku,
karna bisaku baru bermimpi
jangan halangi anganku,
karna bisaku baru berangan
aku hanya merasakan sesuatu-mu
sebagai ilusiku
untuk penghias mimpi-mimpi malamku
teruskan mimpimu
karna takkan pernah kuusik mimpimu
itu milikmu,,,,,,,
biarkan sesuatu-mu ada padaku
dan sendiri aku yang rasa
bukan siapa-siapa.-





by: Budi Riyanto.-

Sesaji Siang




Sesaji siang 
by: Budi Riyanto


Garang panas matahari siang
paksa keringat mengucur deras
setiaku menunggu bayang
sedang adanya sungguh tak jelas
sebungkus racun paru-paru
secangkir kopi hitam pekat
tak mampu jua undang datang bayangmu

mungkin sembunyi, meneduh pada kerindangan hari
sedangkan panas semakin memanggang

langkah jejariku tak lagi apik menari
mungkin karena panas siang ini
aku masih mencoba undang datang bayangmu
teduhkan hariku

tuntun jejariku rangkaikan aksara
menyusun
dan sajikan di siang ini

agar panas hari
menjadi sejuk dan indah.-





by: Budi Riyanto.-

Kepada Sang Maya



Kepada Sang Maya
by: Budi Riyanto.-


Wahai sang maya,,,
sosok ilusi yang hendak kuundang malam ini
tuk berlabuh sejenak didalam mimpi
inginku menyelam kedalam tatap matamu
untuk lembut menyentuh hatimu
membelai lembut dinding-dinding hatimu,
taklah aku kan melukai merah mudanya hatimu
hingga membiru lebam akan dendam
taklah itu aku kan lakukan

Wahai sang maya,,,,
hadirlah hadir barang sebentar
cukup sunggingkan senyum
ramah menggambar kabar
tentang rona apa tergambar pada hatimu
cukup wakili perasaanmu akan segala ilusiku

Wahai sang maya,,,,,
perenggut jagat ilusiku
andai sang malam telah mengantarmu
kepada singgasana mimpi
tetap duduk manislah disitu
dan undang aku mendekatmu,
cukup jamu aku
dengan sungging manis senyummu
andai hendak kau berkisah,
berkisahlah tentang indah
seindah mawar merekah yang kubawa malam ini
yang kupetik siang menjelang sore
sebelum tenggelam matahari
hanya setangkai,
dibawah sinar keemasan matahari kekuningan
di taman hati khayali

Wahai sang maya,,,,,
sang pembangkit roh khayalku
setangkai mawar ini sebagai wujud kagumku akanmu
entah akan apa yang ada padamu,
hingga kau sanggup bangkitkan roh khayalku
dan hidupkan kembali roh ilusiku
jadikan jemari ini kembali lantang menari

Wahai sang maya,,,,,,
akankah bayangmu hadir didalam mimpi malam ini
sedang nyatamu belum pernah kutemui,,,,,,,,,,,,,,




-------------------
by: Budi Riyanto.-

Jumat, 06 Juli 2012

Pada Semestaraya Maya



Pada Semestaraya Maya 
by: Budi Riyanto.-


Rembang petang telah merebah
senja hilang dalam lelah
pada semestaraya maya pernah aku berkisah
tentang segala gundah yang resah

Pada langit angkasaku
aku membawamu
menyusuri jejak langit semestaraya maya
bubung lambung meninggi rasa
pada lautan rasa kita

Terbelenggu aku dalam putaran rasa
riak gelombang yang menghanyutkan
timbul tenggelam 
dalam perasaan 

Aahhh,,,
aku membawamu dalam gelombang rasa
yang mengurungmu, mengurung kita
dalam garis batas lingkaran

Diam,,,,
termangu
di tepian pantai semu

Purnamapun sudah tak utuh lagi
di atas semestaraya malam ini
aku telah mengurungmu dalam lingkaran rasa.-





060712  -  22:36
by: Budi Riyanto.-