Kamis, 29 November 2012

PESANMU MASIH ADA




PESANMU MASIH ADA
Oleh : Budi Riyanto,

Pada gelombang hati kusimpan
terakhir kali pesanmu kau sampaikan
tentang rindumu yang berkepanjangan

Pilar-pilar rasa kian kokoh kau susun
pada tumpukan dinding hati
hingga menjulang tinggi pada langit rasamu

Rasamu rasaku tanpa pernah berkesudahan

Kita berjalan beriringan,
tapi tidak bergandeng tangan
"Pesanmu masih ada"
tentang garis yang telah kita buat
di antara langkah kita yang beriringan
telah kita buatkan batasan

Lanjutkan jalanmu, langkahkan kembali kakimu
pada jalan jalurmu, aku pada jalur jalanku
beriringan sejalan
tanpa perlu bergandeng tangan

"Pesanmu masih ada kusimpan, untuk tidak aku lupakan".-


*    *     *
| Jakarta, 2911'12.-

DUUHH .......




DUUHH ........
Oleh : Budi Riyanto.

Kala keheningan merasuk jiwa
diwarnai gumpalan rindu
disitulah kuleburkan diri
agar terlepas dari cengkeraman rindu

Dan ....
aku tersentak
dari lamunan dan mimpi
kalau sesungguhnya
kasihku tiada berbalas
rindu takkan bertaut

Duuhh ......

Sanggupkah aku
tinggalkan angan dan khayal
tentangmu ....?
Walau kerinduan belum pupus
duh, sanggupkah aku
melupakan kasih tak bertaut
yang telah lama tertanam
di dalam jiwaku

.........................

*  *  *
Lubuk Pakam, 1503'92,-

SANG PENJAJA DI BAWAH PURNAMA




SANG PENJAJA DI BAWAH PURNAMA
Oleh : Budi Riyanto.-

Temaram sapa lembut rembulan, singkap kain jendela kamar 
aroma harum menyengat terbawa angin malam 
berbaur antara bedak, lotion dan deodorant 
pelengkap jalan jajakan diri,,,,, 

Elakmu, demi gengsi demi harga diri 
,,,,lalu kenapa kau jajakan diri,,,? 
Sepanjang jalan dibawah lentera Purnama,,,,, 

Elakmu, demi dendam lampiasan masa lalumu,,,,karena pernah terabaikan 
,,,,lalu haruskah kau jajakan diri,,,? 
Demi sepenggal kemewahan duniawi 
yang takkan abadi ini,,,? 

Penjaja di bawah Purnama,,,, 
bukankah esok atau lusa ketika kau menghadapNYA 
adalah bukan harta benda yang akan kau bawa,,,, 

Demi harga diri katamu, tetapi kau rela jajakan diri,,,,, 
hanya demi status dan gengsi,- 


* * * 
Jakarta, 28-11-'12 
23:00

Selasa, 27 November 2012

SATU CERITAKU




SATU CERITAKU
Oleh : Budi Riyanto

Lalu harus apa kukisah
       itupun 'ntah kepada siapa
       tentang segala keresahan jiwa
       atau apa,,,,,,,,,,,,,,,

Itu ada padaku
       yang kata segala gelisah
       kejenuhan meracun
       pada ubun-ubun

Satu itu dalam segala makna
       lebih dari seribu satu gambaran
       jenuh dibenak
       hingga menyesak

Hanya satu ceritaku
kukisah
dalam makna segala
dalam satu itu
ada segala apa,,,,,,-


*  *  *
Jakarta, 14-02-'93,-

Sabtu, 24 November 2012

SENDIRI




SENDIRI
oleh : Budi Riyanto.-

Sendiri aku termangu pada permenungan malam
dalam kesunyian jalanan kita
dengan segenap raga menanti
menanti yang tak kunjung pasti

Sendiri aku memandang langit
sendiri aku mencium batas sunyi
berlinangan menghanyutkan diamku
sampai pada jarum jam beku
dengan gemetar kulabuhkan perahu kehidupan

Sendiri aku mengkaji
melukis cakrawala biru
di lantai semesta ...........
melambai - lambai rindu
dan air mataku
Dari sesak nafasku
bisikkan namamu
layarkan cahaya dalam luka sukmaku

Sendiri aku berbaring dalam sedih
tak ada yang menemani
hingga jiwa terasa kian letih.-

*   *    *

Lubuk Pakam, 10-07-'90

USAH ADA LAGI SEDIHMU




USAH ADA LAGI SEDIHMU
Oleh : Budi Riyanto

Telah tumbuh ilalang kering
ketika hujan telah menyiram
membuat basah tanah
masih sajakah kau simpan resah
sedang adaku sudah tepat dihadapanmu

Hilang sudah panas yang kemarin
ketika hujan deras mengguyur
masih sajakah kau rasa sedih
sedang adaku sudah tepat disampingmu

Simpan sedihmu
simpan resahmu
dan hilangkan semua itu
karena aku akan selalu ada untukmu

Selalu dan selamanya.-

*  *  *

Jakarta, 22-11-'12.-

TEMANIKU




TEMANIKU
Oleh : Budi Riyanto

Temaniku ....
sebentar saja taklah lama
ada yang hendak aku sampaikan
tentang mawar merah
yang hanya setangkai
dengan daunnya yang tiga helai
ketika kubawakan padamu kala itu
dengan segenap rindu yang meradang

Lalu kau campakkan dan terbuang
( sebelum kau cium harumnya mawar merah pemberianku)

Temaniku ....
sebentar saja, taklah lama
hanya selama rokok sebatang
habis terbakar disela jari tangan
ada yang hendak aku sampaikan
saat ini sambil menunggu redanya hujan

Bahwa rinduku masih sewangi mawar merah
yang telah kau buang

Temaniku ....
andai masih tersisa waktumu buatku.-

*   *   *

Jakarta, 20-11-'12.-

Jumat, 23 November 2012

PADAMU




PADAMU
Oleh : Budi Riyanto

Pada langit yang simpan berjuta-juta misteri
pada laut yang simpan berjuta-juta gelombang
kadang surut kadang pasang
aku tak ingin kehilangan
sgala kasih
segala sayang

Pada diammu yang simpan segala rasa
pada sepimu yang simpan segala janji
aku tak inginkan kehilangan
segala cinta...
segala rasa

Pada langit yang sama
pada samudra yang serupa
kita telah satukan rasa

Dan ...
tak hendakkan berpaling sekejappun.-

*  *  *

Jakarta, 20-11-'12.-

Pada Sebuah Tikungan Ujung Gang




Pada Sebuah Tikungan Ujung Gang
Oleh : Budi Riyanto

Aku temukan kali pertama senyummu
mengulas girang ....
tersungging senang ...
rindu terobati dan sedikit hilang
pada sua disebuah senja

Ahh ....
masa itu telah hilang
hanya tertinggal jejak dalam bayang

Lalu masih adakah rindumu ...?
hanya sekedar sebentar bertemu,
untuk melepas rindu-rindu itu
atau sudah jemu adamu

Ahh ....
cukuplah aku sekedar tahu
tentang seberapa besar rindumu

Pada sebuah tikungan ujung gang
hanya kutemukan bekas jejakmu
menjadi bayang.....

Sekejap dan hilang.-

*  *  *
Jakarta, 21-11-'12.-

HENING




HENING
Oleh : Budi Riyanto

Sunyi terlelap dalam sepi
selimut diam dalam kesunyian
gigil jiwa terbius rasa
pada semedi diri
berkaca diri pada sepi
mencoba telusuri jati diri

Saat jiwa alpa akan rasa....
...lalu coba matikan rasa...

Hening.....
sesaat terpatri mati
sepi menyepi
senyap menyelinap
berselimut diam

Menunggu rasa kembali
mengetuk hati
sebelum mati dalam sepi.-

*  *  *

Jakarta, 20-11-'12

KAULAH WARNA HIDUPKU




KAULAH WARNA HIDUPKU
oleh : Budi Riyanto

Pernah aku bisikkan di telinga kirimu
"Hijau-ku,,,,bukan murni hijau,,,,
ada biru dan kuning didalamnya"
pernah aku bisikkan juga di sebelah kanan telingamu
"Ketika aku abu-abu,,,,bukan murni abu-abu,
ada hitam dan putih didalamnya"

Warnaku ada diantara telinga kiri dan kananmu,,,,,

Lalu,,,,
tahukah kau akan warnaku....?
yang terselip antara kedua telingamu....?
adalah kau, 
ya kaulah warna hidupku
yang selalu mengisi hari-hariku
terpancar pada binar bening matamu
terpancar pada sungging senyum manismu
kaulah warna hidupku

Jangan pernah redupkan warnamu
pada warnamu ada nafas hidupku
turut terhembus seiring nafasmu

Adalah adamu,,,,,
jadikan warna hidupku semakin penuh warna karenamu.-

*  *  *

Jakarta, 23-11-'12.-

Rabu, 21 November 2012

BULAN SEPOTONG DI PUNCAK STUPA CANDI




BULAN SEPOTONG DI PUNCAK STUPA CANDI
oleh : Budi Riyanto.-

Saat dingin menusuk belulang,,
diseparuh malam ini
aku masih merindumu
walau mungkin tak berbalas
taklah mengapa itu bagiku
 
Dipelataran candi ini aku masih berdiri,,,
ditengah malam menjelang pagi,,,
entah kenapa tak jua kantuk hinggapi mataku,,,
bisaku kini hanya undangmu ke dalam mimpi,,,
itupun andai kau mau,,,,
tapi akankah aku bisa bermimpi,,,
sedang mataku masih terjaga selarut ini,,,,
 
Bulan sepotong di puncak stupa candi
telah beranjak merayap di langit berkabut,,,,menuju pagi
dan lamunku masih akanmu,,,
karna aku masih terjaga selarut ini
 
Tak hendak kuusik harimu karna adaku kan selalu sakiti hatimu,,,,
hingga meluap amarahmu
ku tak mau itu,,,
Karna inginku,,,,,,,,,,,,,,,,
hari-harimu terlewati dengan senyumanmu
dalam setiap menyambut pagi,,,,
hari-harimu masih panjang untuk terus kau tapaki
tanpa harus sakit hati lagi
 
Bulan sepotong di puncak stupa candi,,,
tak nampak lagi,,,,ketika kabut pagi
kian menebal,,,,
setebal rinduku padamu
mampuku hanya merindu
 
Bulan sepotong di puncak stupa candi
temani aku menuju pagi
aku tlah bosan kepada malam
karna tak pernah beriku mimpi lagi,,,,,
tak pernah sama sekali,,,,,
 
*  *  *
Borobudur, 13052011.-

LAMUNKU,,,,




LAMUNKU,,,,,
oleh : Budi Riyanto.-

Saat ini, saat udara lembab berhembus membawa hawa hujan
tepat di altar yang belum jadi di pelataran Candi Mendhut
aku khayalkan indahmu
yang bagiku kaulah anugerah,,,
terindah yang pernah kumiliki

Namun kini setelah semua ini terjadi,,,
akankah tetap kumiliki indahmu lagi,,,,,???

Taklah segala tanyaku kau jawab,,,
karnaku takut mendengarnya akan jawabmu,,,,
mungkin tergores bathinku atau kau sembuhkan lukaku
biarkan aku lamunkan,,,,
segala indahmu adalah anugerah bagiku,,,,
anugerah terindah yang pernah kumiliki,,,
ntah sampai kapan kan kumiliki indahmu itu
,,,biarku lamunkan indahmu,,,,

Indahmu adalah indahnya segala cinta kasih dan sayangmu,,,,
masih aku lamunkan indahmu
di altar yang belum jadi di pelataran candi Mendhut
siang ini

Aku senantiasa merindumu,,,
dan merindumu,,,,
terus merindumu,,,,,

Maafkan aku yang selalu
merindumu,,,
rindu akan segala indahmu,,,,,


Mendhut, 130511 @ 12:34.-

SATUKU DUA




SATUKU DUA
oleh : Budi Riyanto

Dan,,,, 
ulurkan tanganmu 
tuk kukecup lembut 
dengan tulus ikhlas akan maafmu,,,, 
bahwa satuku dua dalam sementara,,,, 
ulurkan tanganmu dan maafkan aku,,,, 
takkan dua lagi satuku 
karna kaulah yang paling tahu akan aku,,,, 
bukan dia 

Tolong,,,, 
bukakan pintu maafmu 
dengan ulurkan tanganmu terima maafku 
satuku tetap satu 
tak lagi dua,,,, 

Maafkan 
atas segala salahku 
satuku satu 
tak lagi satuku dua 
dan 
terimalah aku apa adanya 

Maaf 
jika pernah satuku dua 



Jakarta, 20 Juli 2011 
(I love you so much,,,no body perfect like you dear,,,,and thank for your heart)

PADA PEJAM SEMALAM




PADA PJAM SEMALAM
oleh : Budi Riyanto.-

Pada pejam semalam
terjaring mimpi terlahir rindu
pada kalbu yang menggebu
akanmu,,,,,,
tentangmu,,,,
padamu,,,,,,,,

Adakan rindumu padaku
tak perlu kau jawab itu
cukuplah datangmu kelak
pada setiap mimpi-mimpiku
sambangi aku setiap malam-malamku
dan tinggalkan senyummu
cukup redakan rinduku
akanmu,,,,,,
tentangmu,,,,,
padamu,,,,,,,

Pada pejam semalam
terjaring mimpi adamu sesaat,,,,,
hilangkan kangenku
akanmu,,,,,,,.-

*    *     *
Kemayoran, 21-11-2012.-

Selasa, 20 November 2012

RINDUKU BANYAK




RINDUKU BANYAK
oleh : Budi Riyanto.

Pada wangi bunga Randu,,,,
yang kuncup hingga mekar di pekarangan
seperti dulu

Pada riak kecil gelombang Bengawan
,,,,,jilati ujung jemari kakiku
pada kerikil batu - batu kapur
yang akrab dengan telapak kakiku

Rinduku banyak,,,,,,

Pada pasir Pantai Cermin
di sepanjang garis pantai
pada aroma sejuk daun - daun Rambung
perkebunan itu

Rinduku banyak,,,,,,,

Pada gemuruh lembut
ujung - ujung pinus berebut angin

Rinduku banyak,,,,,,,,

Pada aroma aspal jalanan
yang setelah panas lalu terguyur hujan

Rinnduku banyak,,,,,,

Padamu yang selalu aku rindu
sebanyak rindu - rinduku pada alam - alam yang aku rindu.-

* * *

Jakarta,20-11-2012.-

Minggu, 18 November 2012

RASA YANG MANA



RASA YANG MANA
oleh : Budi Riyanto

Mendhung mana yang tak simpan titik air
ketika mendhung dlam gelap warna
hujan mana yang tak titikkan air
ketika hujan mengguyur bumi

Jiwa mana yang tak resah
saat langkah kian tanpa arah

Padamu,,,,,
hendak kaki melangkah jauh menuju satu titik
satu tujuan pasti
masa yang indah

Padamu,,,,,
hendak labuhkan hati yang nestapa
saat rasa kasih sayang ingin kurasakan
tak ada dermaga guna merapat hati

Langit mana yang selalu biru
sedang mendhung sering mengganggu
laut mana yang bisa tenang
sedang gelombang sering datang
Hati siapa yang tak rasa rindu
sedang dulu pernah melintas di benakku
perasaan siapa yang tak gersang
saat tak pernah terasakan kasih sayang

Padamu ingin kurasakan yang segala
yang dulu untuk sekarang.-

*   *   *

AKHIR TAHUN




AKHIR TAHUN
oleh : Budi Riyanto.-

Aku teriakkan kata
pada tahun yang telah lewat
entah kata apa yang terungkap
dalam tak sadar selama ini
apapun tak kupunya lagi dalam hidup
karena asa-asa itu sia-sia adanya
padaku tak makna
dalam hidup yang tanpa arti
adalah kehinaan sejati hidup
tahun-tahun berlalu mengubur diriku
hidup-hidup
makna kesengsaraan abadi
sebagai kenangan

Aku pernah hidup, mengarungi panjangnya tahun
yang selalu berganti
tak berkembang indah hidup ini
selama ini sampai kini
adalah kepahitan-kepahitan hidup
kusimpan sebagai kenangan
hidup
bukti bahwa aku pernah hidup
dalam kehidupan ini
,,,,,,,,selama ini.-


*    *     *

Jakarta, Akhir Desember 1992.-

AKU


AKU

Aku bayangan hitam pada kegelapan hidup
adalah masa lalu yang kutinggalkan
tanpa bekas indah harapan
sia-sia perjalananku
tak berbuah kenyataan
aku.....
telah banyak belajar dalam kebohongan
untuk tetap bertahan hidup
kebohongan terasa manis
dari mulut-mulut mereka mengajariku
menjanjikan mimpi-mimpi indah
aku telah belajar banyak tentang kebohongan
untuk bisa mengucapkan kata bohong

Aku.....
sisi gelap dari bayangan gelap
pada kegelapan hidup gelap
berlampu kebohongan
,,,,,dan membakarku,,,,,
terbakar
hangus,,,,,,,,,
sia-sia
sisa-sisa
masih teronggok disini
pada jiwa ini
ada hanya harapan yang sudah terputus
patah-patah
berserak berdebu
membukit pada kalbu hanya harapan
aku,,,,,
adalah kesia-siaan

Lalu kemana lagi mesti melangkah
saat kembali kepada sia-sia
aku berontak hanya dalam jiwa

Mengapa mesti kembali hanya untuk sia-sia
pada kegelapan bayang-bayang diri

Saat dalam diam diri
lamanya permenungan
dalam sadarku aku bersuluh pelitamu
yang masih terangiku sejauh ini
dalam salah satu sisi hati yang terasa damai
sejuk,,,,,,,,,
belai lembut kasihmu damaikan hati.-

*  *  *
Salam damai dalam TEMBANG JIWA

original by :
Budi Riyanto,
14 Desember 1992.

Selasa, 13 November 2012

KAU




KAU
oleh : Budi Riyanto.-

Adalah dirimu yang selalu ada
pada jiwa,,,,
hingga lekat entah sampai kapan masa
itu kenyataan
dari dirimu yang buatku bahagia
dan merasa bahagia

Ketika aku mencintaimu

Dari dirimu terasa bahagia hidup ini
sungguh,,,
itu kenyataan
masih padamu rindu ini
taklah kemana
masih untukmu cinta ini
masih kupupuk cinta ini
pada sudut jiwaku
entah sampai kapan waktu

Adalah dirimu yang selalu ada pada jiwa ini
duduk manis pada sisi batinku
,,,,,,,,,,,selalu
kawaniku dalam rindu akanmu
selama ketulusanmu masih buatku
selama itu pula kasih ini terulur buatmu
,,,,,,,,,,selalu.-

*  *   *

TEMBANG MENJELANG TIDUR




TEMBANG MENJELANG TIDUR
oleh : Budi Riyanto

Bulan sabit telah tenggelam
dan mataku masih nanar tak mau pejam
bukan apa,,,,
aku hanya kangen kamu
lalu mauku bayangmu hadir dalam mimpiku
melepas rindu-rindu itu
satu-satu

Dalam tidur-tidur kita
lewat mimpi-mimpi kita
hari-hari telah banyak hilang
hari-hari itu tak akan terulang
hari-hari itu hanya bisa kita kenang
sepanjang masa yang selamanya

Dalam kenangan adalah,,,
masa lalumu bersama masa laluku
masa laluku  bersama masa lalumu
dalam gores-gores rindu
lalu malam ini saat kian larut
aku mengundangmu
untuk ada pada mimpiku
dan kita akan sama-sama
saling melepas rindu-rindu itu
satu - satu.-

*  *   *

Jakarta, 29 Desember 1992.-

RINDU




RINDU
oleh : Budi Riyanto.-

Satu rindu manis buatmu
hanya rindu
ujung rindu yang tanpa batas
namun tak mampu, aku melepas rindu
bagiku rindu tetap rindu
yang tak pernah hilang

Satu rindu buatmu
hanya rindu
sekedar rindu tak lebih

itu bunga cinta
buah dari kasih sayang

* * *
Jakarta, akhir September 1992.-

LENTERAKU




LENTERAKU
oleh : Budi Riyanto

Taklah salah,,,
andai aku anggapmu sebagai penerangku
saat aku terperosok dalam gelap
lalu tangan lembutmu
bimbing aku kembali melangkah
keluar dari kubangan kegelapan

Terima kasih lenteraku
atas cahayamu yang redup teduh
cukup bimbing langkahku
namun tak akan membakarku
hanya cahyamu yang kubutuhkan
agar tak terperosok langkahku
pada lubang-lubang kegelapan

Lenteraku,,,,,
jangan pernah padamkan cahyamu
aku butuhkan selalu sinarmu
sepanjang langkah hidupku

Dalam langgkah satu
seiring sejalan
tanpa ada langkah ketimpangan

Lenteraku,,,,,,
cahyamu menghangatkan hidupku
selamanya dan selalu
jangan pernah ada letihmu
itu pintaku,,,,,,

Dalam adamu, ada adaku disitu.-

*   *   *

Jakarta, 1311'12.-

RASA ITU




RASA ITU
oleh : Budi Riyanto.-

Rasa itu,,,,
telah purukkanmu pada kubangan rindu
dan tenggelamkan hatimu
pada resah kedalaman jiwa

Rasa itu,,,,,
hanya hadirkan air matamu
pada setiap jengkal rindumu
dan,,,,
menitik sendu penuh pilu

Rasa itu,,,,,
telah kaburkan segal senyummu
hilang,,,,,,,,
tak berbekas dibibirmu

Andai hendak,,,,,
hilangkan saja rasa itu
agar kembali mengembang senyuman
dalam rasa baru,,,,
atau rasa lama yang sebentar menghilang
,,,,,telah kembali.-

*   *    *
Jakarta,1311'12.-

KASIH




KASIH
oleh : Budi Riyanto.-

Pada pagiku saat terjaga
inginku adamu adalah selalu ada
suguhkan sunggingan senyummu
menggugah mimpiku menjadi nyata,,,,,

Kasih,,,,,,
ulurkan tanganmu
menyambut hari dalam kehangatan mentari
berikan senyummu yang selalu indah untukku
aku selalu berharap akan nyata
yang selalu indah
,,,,,untuk kita bersama
selalu dan selamanya

Kasih,,,,,,
kita simpan saja mimpi-mimpi indah
biarkan dia ada datang mengisi lelap kita
pada malam-malam kita

Pagi ini kasih,,,,,
mari kita jelang nyata yang lebih indah
dalam segala harapan.-

* * *
BR - 1311'12

Minggu, 11 November 2012

HENTIKAN RASAMU




HENTIKAN RASAMU
oleh : Budi Riyanto

Senja kita telah sama,
sekejap lagi menuju malam
malamku yang bukan milikmu
malammu yang bukan juga malamku
adalah malam-malam yang bukan milik kita

Hentikan rasamu
untuk menutup laramu
agar tak semakin luka menganga

Kita sudah berada pada senja milik kita masing-masing
nikmati saja apa adanya
pada temaram indahnya senja
usah isi segala duka segala lara
agar berjalan senja seperti apa adanya

Hentikan rasamu
agar terhenti linang derai air mata senjamu
hingga menuju damainya malam
malammu milikmu
malamku milikku
bukan malam-malam kita

Hentikan saja rasamu
agar duka tak berkepanjangan.-

*  *  *
Jakarta, 1111'12

MASIH MENUNGGUMU




MASIH MENUNGGUMU
oleh : Budi Riyanto.-

Aku mencium ujung malam
menunggu roh mungil sucimu
ntah sampai kapanpun itu
aku menunggu tanpa jemu

Aku mencium ujung malam
dalam segala rindu yang aku pendam,,,,
rinduku sungguh, pada roh mungil sucimu
belasan lembar kalender berganti sudah,,,,
aku masih menyimpan rindu tanpa lelah

Aku merindumu roh mungil yang suci,,,,,
Ntah sampai kapan.-


*   *   *
|Jakarta, 1011"12.-

Sabtu, 10 November 2012

SENJA JINGGA



SENJA JINGGA
oleh : Budi Riyanto.-


Ujung langit belahan barat
dalam jingga yang semburat
pelan merayap senja merapat
dalam duduk simpuh aku melepas penat

Aku mainkan ujung penaku
hendak merangkai kata tereja
aku memaknai senjaku sendiri
kertas putih menghampar setengah kusam
tak satupun aksara tereja
diam,,,,,
jemariku lesu

Senja kian turun
mengundang datangnya gelap
diam,,,,,,
dalam senyap
senjaku adalah indah bagiku
ntah,,,,bagimu.-

*  *  *
1011'12.-

Jumat, 09 November 2012

17 TAHUN YANG LALU



17 TAHUN YANG LALU
oleh  : Budi Riyanto.-

Adalah saat terucapnya ikrar suci kita
adalah menyatunya dua jiwa dua hati dua raga
dalam satu kesucian ikatan
aku adalah kamu
dan kamu adalah aku
lukamu adalah sakitku
sedihmu adalah dukaku
senyummu adalah bahagiaku

Selalu dan selamanya
kita adalah dua dalam satu ikatan suci

Tujuh belas tahun, adalah waktu yang tak singkat
dan belum pernah aku suguhkan 
sajian kebahagiaan sederhana untukmu
namun selalu senyummu yang lapangkan sesakku
sesak penatnya kehidupan ini

Selalu dan selamanya
walau sepi kita berdua, 
kita selalu dalam bahagia
itu inginku juga maumu

Jeng,,,,,,
jangan ada jenuhmu dalam arungi hidup ini
aku akan selalu ada untukmu
seperti dirimu akan berada selalu dalam adaku
Maaf jeng,,,,,,
kebahagiaan yang sederhana belum aku sajikan
selama tujuh belas tahun ini

Jeng,,,,,,
aku hanya inginkan adamu untukku
hari ini, esok, lusa, dan selamanya.-

* * *
Jakarta, 0911'12.-

Senin, 05 November 2012

KABURKAN KABARKU



KABURKAN KABARKU
oleh : Budi Riyanto.-

Kabarkan kaburku dari kejaran waktu
ketika aku sembunyi dalam garis batas lingkaran
terkepung gemuruh rasa yang membuncah
simpan saja jangan tepiskan
simpan sebagai kenangan walau tanpa ada kesudahan

Kaburkan kabarku dari rangkaian aksaraku
karena kalimatku tak termaknakan
sepatahpun,,,,,,,,

Kuburkan kabarku
pada pemakaman lingkaran garis waktu
yang tak mungkin kita berjalan mundur menyiasati waktu
untuk kembali kemasa lalu

Kabarku kabur dan kuburkan
dengan bernisankan catatan waktu
bahwa pernah ada kisah 
yang terkisahkan disela-sela waktu.-

*    *    *

Jakarta, 0511'12.-

KARENA INI, AKU



KARENA INI, AKU
oleh : Budi Riyanto.-

Lalu apa tahumu,
tentang aku ?
Tentu sepotong demi sepotong
Sepenggal demi sepenggal,,,,

Aku adalah sang pengkhayal
(mungkin itu bagimu)
Tak apalah,,,,,

Bahwa aku adalah sang pemimpi,,,,
(mungkin itu anggapmu)
Aku tak peduli,,,,

Sangkakan sangkakanlah

Aku adalah aku
Saat hijau kukatakan adalah belum tentu hijau
karena ada biru dan kuning didalamnya,,,,,
Bukan bunglon aku
bukan pula katak yang hidup di dua alam
Karena sesungguhnya aku adalah aku
Bukan dia
Apalagi kamu,,,,
Sungguh aku adalah aku
Yang senantiasa sepi dalam keramaian,,,,,

Dan maklumkanlah aku,,,
Atau baikna abaikan saja adaku.-

* * *
|0411'12

Minggu, 04 November 2012

MASIH TENTANG RASA




MASIH TENTANG RASA
oleh : Budi Riyanto.-

Maafkan,,,
aku tak bermaksud menebar rasa
hingga buat kan terluka
sesungguhnya aku pengagum rasa
dan pemelihara rasa
aku tak inginkan  
seorangpun terluka rasa
kamu,,,
dia,,,
juga dia

Aku hanyalah aku
bukanlah sesiapapun itu
aku pemintal aksara tentang rasa
yang tak ingin mencipta lagi luka lara
tersayat rasa dan kecewa
aku hanya inginkan berbagi rasa
tentang indah
bukan tentang gundah
bukan pula tentang resah
 
Maafkan aku
sepertinya aku mati rasa sudah
untuk mengukir luka baru adalah salah

Maafkan aku,,, 

* * * 
|0311'12.- 

Sabtu, 03 November 2012

SENJAKU REDUP




SENJAKU REDUP
oleh : Budi Riyanto.-


Jangan kau bawakan lagi cermin retak itu padaku
aku sudah tak mau berkaca akan masa laluku
aku tahu aku,,,,,
senja sudah adaku
biarkan aku lewati senjaku dalam damaiku
juga damai senjamu tentu,,,,,,

Adalah selalu dan selamanya
akan aku habiskan senjaku,,,,,,seiring senjamu 
yang masih jauh dibelakangku

Cukuplah,,,,,,
aku bercermin lewat indah matamu
aku tak perlukan cermin retak masa lalu
kuburkan saja seiring luka yang pernah ada

Biarkan senjaku meredup,,,,,
tapi bukan rasaku padamu yang meredup
adamu disisiku selalu pijarkan senjaku yang redup

Dan cukuplah aku berkaca
dalam setiap saat pada bening binar matamu
agar tak terulang salah alpaku
cukup itu bagiku

Iringi senjaku,,,,,menuju malam milikku
pada sebuah tidur panjang.-

* * *
Senjaku redup|031112.-

Jumat, 02 November 2012

JANGAN SALAHKAN RASA




JANGAN SALAHKAN RASA
oleh : Budi Riyanto.-


Tebar tabur benih rasa
pupuk siram semaian rasa
sebar subur tumbuhkan rasa
rimbun tertanam indah damai,,,,di jiwa

Tersentuh hati merah muda
terpaut dalam permainan rasa
indah adanya,,,,,,ketika bersama
saat dua hati satu jiwa terikrar
adalah benih rasa yang kian mekar,,,

Lalu,,,,
silang sengketa ada
hati yang merah muda terluka
hati memerah bata luka menganga
terkoyak permainan rasa

Jangan salahkan rasa
ketika datang dan menghilang tiba-tiba.-

* * *
Jakarta, 0211'12.-

Kamis, 01 November 2012

PELANGI SORE TADI




PELANGI SORE TADI
oleh :Budi Riyanto.-


Ketika kulihat lengkung pelangi sore ini
seakan kurang satu warna yang hilang
saat tiada-mu duduk disampingku
serasa kurang indahnya warna pelangi itu
ahh,,,,,,
maaf, mungkin aku terlalu berlebihan
karena aku terlalu banyak kekurangan

Bluurr,,,,
rona pelangi memudar sudah
wajah langit berkurang sedikit indah
tak apalah,,,,,,
bagiku kamulah satu segala indah
maaf, mungkin aku terlalu berterus terang
karena aku memang banyak yang kurang
tak apalah,,,,,,
bagiku kamulah satu segala yang tersayang

Redup,,,,,
senja menguning
seperti adaku bersamamu
menghabiskan putaran waktu
dan harapku,,,,
jangan pernah ada lagi pelangi di matamu
karena itu adalah linangan air mata kesedihanmu

Percayalah,,,,
pada kekurangan kita
ada tersimpan kelebihan didalamnya.-

*   *   *

|0111'12.-

KETIKA INDONESIA BERDARAH LAGI




KETIKA INDONESIA BERDARAH LAGI
oleh : Budi Riyanto.-


Ketika kesalah pahaman berujung dendam
melahirkan pertikaian, 
pertumpahan darah dan nyawa-nyawa yang melayang
Kemana nurani bersembunyi,,,?
Kenapa emosi yang lebih menguasai,,,,
tak tahukah kalian, semakin menangis bunda pertiwi
Ketika Indonesia berdarah lagi

Nurani tak ada lagi
hanya emosi yang menguasai
apakah kalian dapat dari pertikaian ini,,,,,?
Hanyalah kematian yang sia-sia
nurani tak ada lagi naluripun telah mati

Tanpa makna sama sekali.-

*  *  *
Lampung berdarah-darah, 301012.-