Kamis, 31 Mei 2012

Menjamu Mimpi


Menjamu Mimpi
by: Budi Riyanto.-


Kepul-kepul asap putih 
masih mengepul
menari di awang-awang
melagukan tarian
menarikan nyanyian
lagu yang tanpa irama
hanya senandung lirih
yang tanpa suara
menggumam akan kenyataan
yang tak karuan
salah menyalahkan
untuk pembenaran sebuah kesalahan
tarian yang tak serempak
hanya sebuah gerak yang tak berirama
gerak-gerak saling menjejak
biar tetap berdiri tegak
lagumu tarian tanpa irama
tarimu nyanyian tanpa suara
yang terpaksa untuk dinikmati
karena adaku memang disini
dilagumu dalam tarian
ditarimu dalam nyanyian

Kepul-kepul asap putih 
masih berterbangan
diawang-awang tanpa batas
mengikuti lagu yang ditarikan 
tari yang dinyanyikan.-




by: Budi Riyanto
230911.-

Kepada Malam, disaat Malam


Kepada Malam, disaat Malam
by: Budi Riyanto.-


Aku berkisah kepada malam
saat malam,,,,,
tentang malam-malam
yang telah aku lewati
mungkin pernah menebar luka
bahkan menggores duka
hingga teteskan banyak berlinangan air mata
menitik menetes dipelupuk mata
pada malamalam kelamnya malam
yang takku bisa 
mengartikan segala maknanya
yang terpendam,,,,,,,

Ingin kukisah mimpi
taklah kubisa kini
matapun belum terpejam
adakah salah kuperbuat
pada sehari siang tadi
hingga buraikan segala mimpi
aaarrrggghhhhh,,,,,,,,,,,,,,,

Ijinkan hadirku pada mimpimu
sekedar sapamu
dan pergi menghilang

Kepada malam kutitipkan mimpi
singggahi saat lelap tidurmu
saat malam nyalang mataku masih
aku merakit mimpi
dan menitipkannya kepada malam
yang telah merayap pagi,,,,,,,,,,

Dan ijinkan aku
menghias tiap mimpimimpi malammu.-




by: Budi Riyanto.- 

Hitam Putihnya Aku


Hitam Putihnya Aku
by: Budi Riyanto.-


Sepagi ini nyalang masih mataku
jam dinding menunjuk waktu
04:20
tak juga kantuk hinggapi mataku
yang kuyu layu
dimakan waktu
menerawang jauh anganku
mengintip masa lalu
ketika kau hitamkan putihku
dan purukkanku
dalam keterpurukkan terdalam
yang hitam
melangkah tanpa arah
menyusun mimpi kelam
pekat tanpa bekal cahyaNYA
aku meraba arah dalam gelap
ketika kau hitmkan aku
dan aku mau
tertatih dalam gelap melangkah
bahkan melupakan-NYA
terlelap dalam dekap pekat hitammu

Kembali sudah aku kejalan-NYA
satu jalan yang mulai terang
tlah kuputihkan hitamku
dengan mengubur mimpi kelam
satu impian gelap yang menyesatkan

Biar kuputihkan hitamku
pelan melangkah dijalan-NYA
sedikit tapi ada arah
tak lagi kumeraba dalam gelap
cengkeraman hitam pekat kegelapan


Biar kucoba putihkan hitamku,,,,
,,,,,,, ,,,,,,,,, ,,,,,,,,, ,,,,,,,,,




240911
by: Budi Riyanto.-

N a k,,,,,,,


N a k,,,,,,,
by: Budi Riyanto.-


Nak,,,cepatlah datang
mohon kepada TUHAN
agar segera kau diturunkan
seperti senantiasa aku panjatkan
dalam setiap doa

Nak,,,,,,
cepatlah datang
banyak sudah teman menanyakan,,nak
hanya bisa kujawab linangan air mata nak,,

Nak,,,,
nama-nama untukmu sudah aku siapkan
dari dulu nak,,,,dulu sekali
nak mintalah kepada TUHAN
untuk segera diturunkan
rohmu kedalam rahim ibumu

Nak,,,,,
mungkinkah kau mau datang,,,,
atas seijin TUHAN,,,,,,,,

Nak,,,,
haruskah air mataku darah
hingga kau mau singgah
dibumiNYA ini,,,,,

Nak,,,,,
segeralah datang
mohon ijin kepada TUHAN
agar air mata ini
tak lagi menetes,,,,,
saat adamu dipertanyakan,,,,,,

Nak,,,,,,




240911
by: Budi Riyanto.-

S e p i


S e p i
by: Budi Riyanto.-


Jiwa mendiam dendam terpendam
saat kehampaan mengisi kekosongan jiwa
alpa akan rindu
entah siapa hendak dituju
aku menyimpan rindu itu
kubingkai rapi dikalbuku
indah kususun satusatu
kurangkai indah
demi hilang resah, segala rindu
yang menumpuk menggunung
menghias bak persembahan
pada altar rasa,,,,,,

Biar rindu itu kusimpan
entah pada siapa kan kusampaikan
rindu ini,,,,,,,atau rindu itu.-




081011
by: Budi Riyanto.-

B i r u


B i r u
by: Budi Riyanto.-


Tunduk aku pada ujung malam
yang sepi menikam
luluhkan rasa memendam
ujung rindu mendiam
kusimpan sepi ini
pada tepi hati
pada langit biru 
sang pemilik segala rindu
tepikan rasaku diujungmu
yang tak tertepikan
karna rasaku segala rasa
akan apa yang saat ini kurasa

Biru masih langitku
biru masih rasaku
sebiru rasa rindu
yang membiru beku
hanya sebatas rindu
akan rasa yang terasa kian
biarkan
coba lepaskan rasaku
hingga lapang sesakku

Dan masih biru,,,,,,,



081011
by: Budi Riyanto.-

Kusapakan Sapaku untuk Sapamu


Kusapakan Sapaku untuk Sapamu
by: Budi Riyanto.-


Siang ini,,,,,
masih bersama panasnya matahari
yang menyengat
dengan hembusan angin panas 
kegersangan
mencoba merangkai kata
dari penggalan kalimat yang hilang
terselip pada buku-buku rindu menumpuk
aku sapakan kau, sapaku untuk sapamu
ingin berkabar tentang kegalauan
atau kerinduan
segala sepi-sepi yang menumpuk
adalah bukan sepi-sepi lagi bagiku
penuh kisah yang tak bertema
ada judupun belum
aku hanya menuangkannya disini
berkisah dan mengisah
tentang kelakar malam
atau mimpi yang gelisah
hingga bangunkan dari lelapnya tidur malam
hingga buyarkan segala lamunan siang

Galau gundah mana yang tak berujung
gelisah resah mana yang tak bertepi
hendak menitip kabar pada sang matahari
hanya akan hangus dan terbakar
hendak berkirim salam pada sang rembulan
hanya akan luntur terhapus embun pagi
lalu dengan apa,,,,
hendak kusampaikan segala ini
agar tersampaikan sapaku padamu
hanya agar terlepas segala beban rindu
yang kian mengganggu
aku tak salahkan rasa
ketia dia datang tiba-tiba menyapa
sekedar menyapa
bahwa hari ini masih ada cerita
yang hendak dikisahkan
mengisi lembar-lembar buku kisah
tersusun pada bilik hati
tentangmu, tentangnya, tentang mereka
kisahmu, kisahnya, kisah mereka
aku mencoba menyusunnya
tak rapi memang, tak apalah
bahwa aku pernah sampaikan kisah
bahwa dia pernah ceritakan kisah 
dan bahwa mereka pernah berkisah
tentang segala rasa gundah
dan gelisah dalam segala resah
sepanjang jalan kau berkisah
sepanjang jalan akan kau jadikan
itu sebagai kenangan
dan rapi kau simpan
segala apa yang kau kisahkan
tentang segala asa rasa,,,,,,,
jangan salahkan rasa
ketika dia telah datang menyapa
mengetuk pintu perasaanmu
dan biarkan dia yang telah datang
andaikan menghilang, biarkan hilang

Tapi tak akan segampang
yang kau bayangkan
segala rasa itu akan menghilang
ketika rasa telah melarut
dalam nadi-nadi darahmu
akan terus mengalir sepanjang hidupmu
ketika rasa telah berbaur
dalam setiap hembusan-hembusan nafasmu
karena rasa itu
telah merasuk kedalam jiwamu

dan biarkan,,,,,,



by: Budi Riyanto.-
,,,,ada rasa itu.-

Jangan Kecewakan Aku


Jangan Kecewakan Aku
by: Budi Riyanto.-


Kumohon,
atas segala pintaku
 akan segala keinginanku
padamu untuk keikhlasan yang tulus
tentang cinta
aku mencoba mengurai segala ini
bukan membual
tentang sedu-sedannya rayuan
tulus segala rasa ini kuungkap
ketika aku kagumimu
kagum akan
kesederhanaannya tampilmu
berkerudung rapat adamu
menutup segala auratmu
pancaran indah cahya surgawi
mungkinkah itu,,,,,?

Tak seindah sanjung puji
pujangga kasmaran merangkai kata
aku menulis
aku hanya ungkapkan teriakkan hati

Dari dalamnya kedalaman hati
yang paling dalam
bahwa kaulah keindahan
penghias mimpi-mimpiku
kumohon,,,,,
jangan kecewakan,,,,,
keikhlasanku mencintaimu
hati ini telah berat untuk berpaling
barang sekejappun

Ketika jarak telah memisah kita
itu hanya jarak antara raga kita
yang jauh terpisahkan
bukan hati dan jiwa kita
karena segalanya telah terpatri
disini,,,,,
dihati kita
yang telah menyatu selama ini
untuk mengisah masa depan
dan menyusunnya bersama
dalam satu irama kebersamaan

Kumohon,
jangan kecewakan aku
karena aku takkan pernah
kecewakanmu
dan goreskan luka dihatimu
sungguh aku memohon
untuk takkan pernah 
kau kecewakan aku
segala i ni kuungkap tulus padamu
satu ketulusan yang tulus
terungkap
dari dalamnya kedalaman hatiku
yang paling dalam,,,
bahwa aku juga
tulus mencintaimu selama ini.-



by: Budi Riyanto

Rabu, 30 Mei 2012

Haruskah Aku Membunuh


Haruskah Aku Membunuh Rasa
by: Budi Riyanto.-


Haruskah aku membunuh,,,
segala rasa ini
dan mati rasa lalu menguburnya
pada nisan hati yang merah
terkubur,,,,
sebagai kenangan yang indah
haruskah aku membunuh kisah
dan menguburnya
kedalam nadi-nadi darah,,,?
agar seakan masih hidup
dalam tiap nafas terdesah
bahwa aku pernah berkisah
padamu tentang rasa,,,,,,,,,,

Haruskah aku membunuh rasa,,,
dan menguburkannya
walau rasa itu tak akan mati terbunuh
karena rasa ini
api jiwa yang tak akan padam

Haruskah aku membunuh rasa,,,,
dan menguburkannya
sedang aku sendiri tak kuasa
untuk melakukannya
tolong bunuh rasaku
tikam dengan pisau kebencianmu
dan,,,terkapar mati tanpa kabar

Haruskah aku membunuh rasa ini
dengan senyum ketidak berdayaan
haruskah terkubur tanpa nisan
dan,,,,yang tertinggal hanyalah kenangan.-




by: Budi Riyanto.-

Dan Aku Mencoba Merangkainya


Dan Aku Mencoba Merangkainya
by: Budi Riyanto.-


Satu demi satu dari yang sudah terberai
disini kembali kurangkai lagi
agar senyum yang kemarin hilang,,,,,,,
terbawa angin menepi
dan kembali menghias manis senyummu

selama ini
andai segala luka pernah tergores
dan lukakan hatimu
dan kubur senyummu
dalam bekunya langkahmu
cairkan,,,,cairkanlah
bersama sapanya mentari pagi
yang menyinari, segala galaumu dulu
dan kembalikan lagi senyum dibibirmu
lukamu kan kuobati kini,,,,,,

yakinlah takkan tergores lagi
sembilu itu kubuang jauh kini,,,,,
sejauhnya jauh
kupendam dalam-dalam
sedalamnya dalam
yang tak terukurkan,,,,,
dalam angka-angka ukuran

Janjiku,,,,,
seperti mentari 
yang tak pernah ingkar janji
yakinlah aku bsa menepati,,,,

Takkan ada lagi segala sembilu
yang akan menyayatmu
takkan ada lagi itu, yang menyakitimu
saat lukamu terobati sudah
takkan kubiarkan lagi hatimu 
meneteskan darah 
akan sayatan-sayatan kecil
kuku-kuku hitamku selipkan sembilu

Kurangkai kurajut sudah
telah kubalut lukamu yang merah
untuk buatmu kembali,,,,
sunggingkan senyum merekah,,,,,

Yakinlah,,,,,aku bisa menepati.-




by: Budi Riyanto.-

Selasa, 29 Mei 2012

Ini Sapaku, Mana Sapamu,,,


Ini Sapaku, Mana Sapamu,,,
by: Budi Riyanto.-


Selamat siang,,,,,
adakah sesuatu hari ini kau rasakan
barang secuilpun itu,,,,
yang terselip indah dihatimu
aku menyapamu,,,,
seiring dengan hembusan nafasku
yang tersenggal,,,,
tersedak asap racun paru-paru
adakah rasa rindu kau titipkan,,,,
bersama semilir angin panas kemarau ini
agar sejuk jiwa terasa,,,
sebatas sapa penambah rasa
entah untuk rasa yang mana 
yang harus dirasa

Panas siang ini mungkin
akan terasa sejuk saat ada sapamu
barang sepenggal kalimat saja
cukuplah sepatah kata saja
untuk penghilang rasa dahaga,,,,

Oooh,,,,wahai Sang
penghias langit mayaku
adakah sebuah rasa telah merasuk diragamu
hingga menyelinap indah pada bilik jiwamu
menepi dan duduk manis dilembah hatimu
termangu menunggu belai usap rasamu
berteduh aku dilembah hatimu
akan panas siang ini,,,,
yang menyengat sungguh

Oooh,,,,,wahai sang
penghias langit mayaku
kucobakan jemari tak liar menari
tapi ku tak kuasa menahannya
mungkin karena rasa telah merasukinya
ujung-ujung jemariku mewakilinya
menarikan tarian rasa,,,,

Oooh,,,,,wahai sang
penghias langit mayaku
aku tak seliar yang kau kira
aku hanya tak kuasa mengungkap 
segala kata dan merangkainya
mencoba mengukir rasa
pada dinding hatimu dan menghiasnya
dan,,,,,,,
mauku hanya menghias
memberi sedikit warna

Ini sapaku siang ini, 
mana sapamu kali ini.-



by: Budi Riyanto.-

Menepi Kepada Malam


Menepi Kepada Malam
by: Budi Riyanto.-


Kutepikan segala mimpi,,,,,
pada malam yang selalu menyelimuti
akan segala asa yang kubawa
terlelap diri pada keterasingan
bahwa masih ada tersisa nurani
walau hanya secuil adanya

Takkan ku berbagi kisah
aku hanya mengurai segala kata,,,dan
kembali menyusunnya
satu demi satu dalam jemariku

Tentang segala-gala kangkahku
biarlah,,,,,,
kutahu sepi ini milikku
menemani hari-hariku

Adakah pedulimu,,,,,,,,
haruskah pedulimu,,,,,,,
aku tak tahu,,,,,mungkin tak mau tahu
biarlah,,,,,,,,,,
detak-detik jam dinding masih berdetak
kepul asap putih masih setia menemani
hinga letih mataku karna kantuk menusuk
Hendak kukirim mimpi,,,,,,
entah kepada siapa
hendak kuundang kedalam mimpi,,,,,
entah untuk apa

Aku sepi,,,,
,,,,,menepi kepada malam
yang semakin larut.-



by: Budi Riyanto.-

Senin, 28 Mei 2012

Cobaku


Cobaku
by: Budi Riyanto


Cobaku
nina bobo'kanmu dengan segala dongeng
agar bisa lelap tidurmu
tapi aku tak mampu
dalam jauhku akan rengkuh tanganmu
tapi kutahu itu aku juga takkan mampu
mampuku hanya temanimu dilangit maya
dan mencerita kisah mengkisah cerita
malam ini walau kantuk menyerang sudah mataku
tapi tuk pejamkan aku tak mampu
entah karena apa

03:30 jam dinding sudah tunjukkan waktu
pagi sebentar lagi menjelang
tapi tetap saja mataku nyalang

Cobaku,,,
nina bobo'kanmu
dengan bercerita segala kisah
dan mengantarkanmu ke alam mimpi
tapi apa kuasaku,,,,
mampuku hanya berkisah disini
mengungkap segala keluh kesah
dan kurangkai sebagi kisah
kujadikan bekal sebagai impian
selamat malam mimpi
dan kunjungi dalam lelapnya
untuk hadirkan sebuah cerita
untuk dikisah esok hari
bersama terbitnya matahari pagi
bahwa aku juga berharap untuk bermimpi
tanpa kuharus pejamkan mata ini

Dan tidurlah lalu bermimpilah
tentang apa yang kau inginkan
sebelum sinar matahari
usap ujung rambutmu pagi nanti
bahwa malam memang harus terlewati


280512
by: Budi Riyanto.-

Pada Cerah Malam Ini


Pada Cerah Malam Ini
by: Budi Riyanto.-


Ketika langitsatubumi dalam cerah
ada rembulan belum sampai setengah
pada hitungan tanggal dibawah sepuluh
aku telah hadirkan padamu resah
aku telah bangkitkan padamu gundah
jadikan picing matamu dalam keluh

Pada cerah malam ini,
langitsatubumi usung rembulan
dalam kerlip gemintang beriringan
dan mengantar timbul liarku
untuk usik indah mimpimu
aku bukan pengelana malam
aku bukan peracik mimpi
aku hanyalah penyaji rasa
dalam tuang aksara yang terbaca

Pada cerah malam ini,
langitsatubumi merebah sepi
menyusun hari 
untuk menyingkap tirai mimpi
saat picing matamu telah pejam

Pada cerah malam ini,
,,,,ketika hembus semilir 
terasa pada ujung tengkuk rambutmu
adalah sukmaku
datang menghampirimu
untuk turut selesaikan mimpi

Pada malam cerah ini,
kembalilah pada pulas lelapmu
kembali usaikan mimpimu.-


280512 - 00:30
by: Budi Riyanto

Minggu, 27 Mei 2012

I N S O M N I A


I N S O M N I A
by: Budi Riyanto.-


Menunggang Srigala liar,,,,,
berbulu api berliur darah,
berkelana habiskan malam
mengitari langit malam,,,,,sunyi
hanya seringai ringkik
tawa Kuntilanak kasmaran,
membuncah sepinya malam
Rembulan berkabung
atas matinya jasad mimpi tanpa tidur,,
aku masih berkelana
berkendara Srigala yang lapar,,,,
koyak-moyak segala impian
berantakan di altar persembahan
darah-darah masih menetes bercucuran,
ketika luka telah tersayatkan,,,,
mimpimu berhamburan
seiring lolongan Srigala berkepanjangan,,,,,
hempaskan awan yang menutup Rembulan
redup masih berkabung,,,,,,,,,,,
melintas lewat Kuda Betina Binal
mengusung keranda kematian,
meringkik kabarkan berita perselingkuhan
gemuruh iblis maksiat gelakkan tawa,
Kerajaan Mesum telah terbangun........!!!
Mahligai kesucian telah tercemarkan
darah menghitam tak lagi merah,
malam terus berlayar
menggiring mimpi tanpa tidur
Srigala liar masih berlari
dengan bulu api berkobar,
seringai taring menetes darah
Kuntilanak kasmaran masih tertawa riang
Kuda Betina Binal masih kitari malam
keranda kematian telah ditinggalkan
jasad mati suri telah dikuburkan,
di keretanya kini di usung selingkuhan
iblis maksiat berpesta kemenangan,
daftar buku tamu hampir penuh terisi
pengikut setia kemaksiatan
berdesak ambil antrian

Paruh malam hampir terlewati
mimpi-mimpi masih berhamburan
di langit malam
meninggalkan janji, mengingkari janji
menunggang Srigala liar
berbulu api berliur darah,
aku mengitari malam
untuk bermimpi tanpa tidur

Tawa riang Kuntilanak kasmaran
Kuda Betina Binal mengusung selingkuhan
dan iblis maksiat berdiam sejenak,
di bawah temaram Rembulan berkabung
telah membangun Kerajaan Mesum
,,,,,,,Bendera telah dikibarkan,-




Jakarta, 031211
by: Budi Riyanto.-

Bud,,,,,,,,


Bud,,,,,,,,,,
by: Budi Riyanto.-


Sekali hidup ini akan kau jalani,,,,dan mati
kemudian dihidupkanNYAlah kau kelak
di alam keabadian
apa telah kau bawa Bud,,,,
sejauh ini telah kau langkahkan kaki
setua ini telah kau habiskan waktu
Bud,,,,,,,,,,,,
hapuslah segala hitammu yang pernah ada
dengan air wudhu
ketuk pintuNYA dan mendo'a
agar tak hitam lagi adamu
sedikit demi sedikit terhapus nodamu
hapus segala janji
yang tak pernah tertepati
hapus segala sumpah
yang hanya untuk diingkari
hapus segala kata
yang hanya keji menyakiti
hapus segala hitam
yang senantiasa membayangi

Bud,,,,,,,,,,,,
sekali hidup ini akan kau jalani
dan jangan kau sia-siakan tanpa arti
hingga ajal menjemput nanti

Bud,,,,,,,,,,
berikan arti dalam hidupmu
walau hanya sekali itu mampumu
takkan lagi membuat sakit hati
takkan lagi merasa sakit hati

Bud,,,,,,,,,,,
hiduplah dalam hidup
unutuk memaknai hidupmu
dalam arti yang sebenarnya
bukan saling menyakiti
bukan saling menyiksa diri
bukan saling memendam dendam
bukan saling mengumpat sumpah serapah

Bud,,,,,,,,,,,,,,
maknailah hidupmu
dan memberi arti bagimu
baginya,,,,,,,,bagi semua
tentang kebaikan dan kasih sayang
bukan untuk mencipta lagi 
sakit hati dan dendam kesumat
hilangkangkan segala nafsu angkaramu
yang hanya racuni hidupmu

Bud,,,,,,,,,,,,,,
berilah arti yang sesungguhnya
dalam hidupmu yang hanya sekali
jangan buat sakit hati lagi
hingga matimu tanpa arti

Bud,,,,,,,,,,,,,,
hidup ini perjuangan, 
tapi jangan melangkah sembarang
dalam jalan yang asal serang

Bud,,,,,,,,,,,,,
hidup ini memang harus tetap dijalani
tapi bukan hanya berserah diri
dan pasrah tanpa usaha

Bud,,,,,,,,,,
jalam ini masih panjang
jangan hentikan langkah tapi teruskan melangkah
pada jalan terangNYA
dan jangan menyimpang jalan
ketika langkah hendak terjerumus,,,,,,hentikan
jangan kembali kau hitamkan hidupmu
melewati jalan yang tanpa arah

Bud,,,,,,,,,,,
jalanmu adalah jalanmu
hitammu adalah hitammu
bila hendak kau putihkan,,,,,,,,segerakan
jangan tunda waktumu
karena kau takkan kembali ke masa lalu

Bud,,,,,,,,,,,,
hidupmu adalah hidupmu dan jalanilah
tapi jangan asal melangkah,,,,,

Berilah arti dalam hidup ini.-



Pondokgede menjelang pagi, 021111.-
by: Budi Riyanto.-

Sabtu, 26 Mei 2012

Karena Hujan Sore Tadi


Karena Hujan Sore Tadi
by: Budi Riyanto.-


Sejuk sebentar
mengguyur panas sesiang tadi
aroma khas tanah basah
tersiram hujan menusuk hidung
anugerah datang sore ini
ternyata hujan masih mau
kunjungi panasnya bumi ini
dan selintas bayangmu hadir,,,,,,,
basahkah kerudungmu sore ini
ketika adamu masih dalam perjalanan
aaahhh,,,aku terlalu jauh
menggambar bayangan
dan hilang tersapu hujan
aku masih disini
bukan mencari pelarian
atau pelampiasan kekesalan
aku hanya mengungkap
apa yang dikatakan perasaan
dan bersama hujan aku lamunkan
bahwa hidup harus tetap berjalan
seperti apa yang telah digariskan

Basahkah kerudungmu sore ini,,,,,,?
Ketika begitu lebatnya hujan
mengguyur bumi ini
mengantar senja menghilang
tergantikan malam
aku masih disini
berteman secangkir kopi
dan sebungkus racun paru-paru,,,,,
mencatat hujan hari ini
yang mungkin membawa pesan
bahwa hari ini
harus didinginkan
segala suasana yang kepanasan

Malam telah merayap pelan
dan hujan hanya meninggalkan jejak

Basahkah kerudungmu,,,,,,?
Saat hujan mengguyur lebat.-




251011, Pondokgede-diantara aroma tanah basah.-
by: Budi Riyanto.-

Sungguh Tahukah Kau


Sungguh Tahukah Kau
by: Budi Riyanto


Sungguh inginku kali ini
tuang dan tumpahkan segala rasa ini
hingga mengalir sepanjang jalan ini
jalan keseharian yang selalu kutapaki
dari selepas pagi hingga malam menjelang
bahwa rasa ini seakan menyiksa jiwa
inginku merangkainya disini
hingga tersusun rapi pada bilik hati
dan kuungkapkan segala rasa ini
tahukah kau,,,,,,,,
seakan rasa ini semakin deras mengalir
mengikuti aliran darah ini
terus mengalir dan mengalir terus

Tahukah kau,,,,,,,,
baru kini aku sadari rasa itu
satu rasa yang sesungguhnya
aku rasa sendiri
mungkin ini karena salahku
hingga kurasakan rasa ini

Tahukah kau,,,,,,,,
bahwa aku tersiksa rasa
dalam nanar tanpa daya
aku terkulai karena rasa
aaaaahhh,,,,

Tahukah kau,,,,,,,,
kali ini inginku sungguh
sangat sungguh-sungguh
menumpahkan segala rasa ini
satu rasa indah yang sangat menyiksa

Sungguh-sungguh ini
kesungguhan yang sesungguhnya
karena rasa...
satu rasa yang menyiksa
dan membelenggu jiwa
anganku inginkan tumpahkan rasa ini

Tahukah kau,,,,,,,,,,
dalam nanar tanpa daya
aku terkulai karena rasa
satu rasa yang selalu kurasa senantiasa
entah dari kapan dan sampai kapan
segala rasa ini akan terasa
aku tak tahu,,,,,,,

Dan tahukah kau,,,,,,,,,,,,
aku merasakan rasa ini
masih nyalang mataku sepagi ini
hanya karena menahan segala rasa

Tahukah kau,,,,,,,,
semalam tadi inginku pejamkan mata
dan mencoba bermimpi
tapi tak bisa
malah kian semakin nyalang mataku
aku bagaikan Srigala liar
yang rindukan sentuhan
Rembulan yang Purnama
dan bungkam lolongan panjang
yang menusuk langit malam
sungguh kali ini aku tersiksa rasa
tahukah kau,,,,,,,,,,,

Ketika segala rasa ini semakin menyiksa
aku tak bisa berbuat apa-apa
tahukah kau,,,,,,,,
sesungguhnya aku tiada daya tanpamu
sesungguhnya.-




Jakarta, 271011
by: Budi Riyanto.-

Padamu Aku kan Berlabuh


Padamu Aku kan Berlabuh
by: Budi Riyanto


Inginku,,,
ikrarkan janji suci ini denganmu
dan arungi bahtera hidup ini bersamamu
dalam satu hati satu jiwa
dalam janji untuk tak saling melukai
inginku itu dan wujudkannya dalam nyata
bahwa dirimu adalah seutuhnya milikku
lelah jiwa lelah hati,,,,
ketika lama raga berkelana
menemukan satu rasa
yang satukan rasa kita
dan jadikan dirimu
adalah seutuhnya milikku
untuk arungi bahtera hidup bersama
merajut segala mimpi menjadi nyata
,,,,satu dan selamanya,,,,

Dan segala bayang-bayang ini
inginku wujudkan bersamamu
menjadi satu kenyataan yang nyata
bukan dalam khayal
bukan hanya dalam ungkapan kata
biduk ini akan aku labuhkan
pada dermagamu
dan kita arungi bahtera hidup ini bersama
senantiasa bersama
dalam kebersamaan kita
wujudkan rindu-rindu ini menjadi nyata
agar aku tak tersiksa oleh rasa
satu rasa yang kerap datang
dan menyiksa
karena aku menahan rindu
menggunung dan membatu
hanya adamu
yang akan cairkan segala rinduku
dan mengalir indah
pada nadi-nadi darah  ini
tulus rinduku mengalir
setulus rasa cinta yang telah lahir
dari lubuk hatiku yang paling dalam
bahwa cintamu telah bersemayam
duduk manis dimerahnya hatiku
,,,,dan aku menyimpannya

Wahai sang pemetik hatiku
biarkan aku bersimpuh di hatimu
aku menghamba sudah
pada ketulusan cinta
segala rasa telah mati sudah,
tinggal tersisa padamu sudah
biarkan,,biarkan aku tetap bersimpuh
dan menghamba
pada ketulusan rasa cintamu padaku

Demi langit biru yang tanpa batas
demi laut biru yang maha luas
segala cintaku
kini habis sudah terkuras
,,,,hanya satu padamu
untuk habiskan sis-sisa hidupku
berserah diri aku pada-NYA
berserah ketulusan hati aku padamu
bulat sudah tekadku kini
hidupku telah seutuhnya
kupasrahkan padamu
karena rasa cintaku
juga cintamu yang telah menyatu
,,,,,dan abadilah,,,,,
satu rasa ini selamanya.-




Di bawah langit Kemayoran, 121111.-
by: Budi Riyanto -

Pagi Ini,,,,,,,,,,,,,


Pagi Ini,,,,,,,,,,,,,
by: Budi Riyanto.-


Ketika aku terbangun
dari mimpi yang belum jadi
aku mencoba bangunkan
masa lalumu
ketika bersamaku
dan kau bunuh sudah
kau kuburkan telah
tanpa nisan
tanpa kau tinggalkan sepotongpun catatan

Ujung lidahku taklah setajam pisau
saat bersumpah
tapi tetap kusimpan segala serapah
,,,,akan ingatku,,,
ketika kau hanya jadikanku seonggok sampah
segala doaku dulu yang bagiku indah
tergantikan kini sudah,,,,,,
dengan segala sumpah serapah,,,

Semoga Jalang langkahmu,
telah terhenti hari ini
,,,,,,,,,, ,,,,,,,,, ,,,,,,,,,,,,,,




Jakarta, 141111 - 10:27
by: Budi Riyanto

Mati Suri


Mati Suri
by: Budi Riyanto.-


Seiring gerimis akhir tahun,
aku telah taburkan benih-benih rasa
dan tumbuh laksana jamur,,,,,subur
dan rasa itu ternyata
ganggu derasnya laju nadimu
tak kuasa kau tuk siraminya,,,,layu
telah kau layukan rasamu
karena sakit akan kaurasakan
,,,,,aku tahu itu
rasa itu kini mati suri sudah
entah sampai kapan
kan terbangunkan lagi
guyuran gerimis ini
hanya kan semakin matikan segala rasa
menuju kubur yang telah digalinya sendiri
biarkan mati suri,,,,,biarkan saja
karena sesungguhnya rasaku
telah lama mati suri

Aku masih mengenangmu,
dalam lamumunku ketika dalam sepi
yang kadang datang menghampiri
aku tak munafik,,,,,
dalam mati suri rasaku,,,,,,
masih ada bayangmu kadang melintas
hanya melintas dalam senyum terulas,,,,
sepi yang menghias

Kau matikan sudah rasamu
agar tak jauh dalam rasa sakitmu,
itu yang kutahu
segala benih rasa-rasa itu
hanya akan menyiksamu
dan belenggumu dalam langkah

Sepi malam ini aku
mencoba mendoa untukmu
langkahkan langkah kakimu
terus melangkah
jangan pernah hiraukan aku
yang telah tanamkan rasa itu,
dari subur hingga mati layu
aku telah kebal akan rasa sakit,
usah kau hiraukan lagi
biarkan rasaku dalam mati suri
dan menggali kuburnya sendiri,
mengubur rasa yang telah mati suri

Tolong kirimkan doa andai sempat
dan akui rasamu masih ada tersimpan
dalam lubuk hatimu yang paling dalam
walau tanpa pernah kau ungkapkan
,,,,,,,,,sama sekali.-




Jakarta, 231111 - 01:00
by: Budi Riyanto.-

Dulu Aku Pernah Berkata


Aku Pernah Berkata
by: Budi Riyanto


Dulu,,,,,aku pernah berkata
padamu mungkin juga kau tak akan lupa
bahwa aku tak sejahat yang kau kira
kadang mungkin nampakku liar
tapi sungguh aku tak seliar kiramu
aku hanyalah sebutir debu yang terhempas
terbang di langit tanpa batas
karena aku bukanlah apa-apa
dan juga bukan siapa-siapa
dan tanpa makna
setelah kau abaikan aku
hanya tinggal renungku
adaku tanpa makna sedikitpun
karena adaku hanyalah debu,
yang menyakiti indah matamu
dan masih ingatkah semua itu,,,,,,,,?
Bahwa aku pernah berkata
pintakan segala maaf atas salahku
yang ternyata aku masih selalu
salah dan salah lagi
hingga menumpuk menjulang tinggi
salahku menjilat langit
hanyalah debu adaku
walau lembut
tapi sakit sangat ketika menusuk mata
dan terlukaikah kau
hingga abaikan adaku,,,,,,,,,,,?
Aaaaah,,,,,sungguh aku tak pahami
akan semua ini
abaikan,,,abaikan saja adaku
jika itu hanya akan mengganggu langkahmu
niatku taklah sejahat kiramu
aku hanya ingin temanimu melangkah
walau hanya sebatas bayang-bayangmu

Ketika aku berkaca diri
mungkin tak pantas adaku
menjadi bayang-bayangmu
segala itu hanya menjadi sebuah ilusi
yang sengaja kusimpan
dalam-dalam didalam
benakku yang paling dalam
bahwa adaku
hanyalah sebuah penghalang langkahmu
bisaku kini hanya merenung
dan merenung
ketika memaknai hidup
yang seakan tak berarti
,,,,,,sama sekali
jejak langkah kakiku
mungkin telah kau hapus
dan hilang tak berbekas lagi
,,,,,,,,tak apalah.-




Jakarta, 021211
by: Budi Riyanto.-

Daster untuk Suci


Daster  untuk Suci
by: Budi Riyanto.-


Maliboro hiruk pikuk
dalam cahaya petang
lalu-lalang penikmat panjangnya trotoar
dan ramah pedagang kaki lima
tawarkan dagangan
serta padatnya penikmat jajanan dilesehan
diantara Becak, Andhong
dan sesama pejalan kaki
aku masih mencari-cari,,,,,,
daster pesenanmu Suci
bingung aku,,,,sedikit linglung
akan corak apa yang kau suka,
akan warna apa yang kau idola
,,,maaf Suci,,,,,,,,
baru ini kali aku inginkan beri sesuatu
yang sedikit berbau romantis
dan beraroma manis
,,,maaf Suci,,,,,,,,

Riuh alunan instrumen pengamen jalanan
pikat mataku beralih akan dastermu Suci,,,,,,
indah mengalun tetabuhan bambu,,,,,,,,,,,,,,,,,,
sajikan lagu Campursari kelangenan,,,,,,,,,,,
hingga lupa akan waktu aku nikmati lagu
Kuda dan Andhongnya
masih sibuk dengan penumpangnya
Tukang Becak
siapkan jasanya untuk antar penumpang
menuju pabrik Bakpia Pathok
oleh-oleh khas dari Malioboro

,,,,maaf Suci,,,,,,,,
dastermu tak terbeli,
aku ganti dengan Mukena Batik
sebagai pengganti Mukenamu
yang bolong kena panasnya setrika
,,,,maaf Suci,,,,,,,,,
aku rasa daster yang ada
belum perlu diganti
aku senang andai Mukena yang kubeli
akan sering kau kenakan

Malam kian merayap
Malioboro belum mau senyap
aku hentikan pencarian daster,
cukup sepotong Mukena Batik yang terbeli
aku merasa ini akan lebih sangat berarti

,,,,,maaf Suci,,,,,,
hanya itu dan tak ada yang lain lagi,,,,,,,,,,,,,
cukuplah buat bekal kita
kelak saat menuju pada-NYA.-



Malioboro, 080512.-( sepotong oleh-oleh buat Endang Suci )
by: Budi Riyanto

Inginku Kini


Inginku Kini
by: Budi Riyanto.-


Dulu aku,
mungkin Domba dungu
pemakan rumput
atau Keledai dongo'
yang bisa membawa beban
dengan mengangguk dan mengangguk
dan,,,,
kau ajari aku
menjadi Srigala liar
yang selalu lapar dan buas
ikuti tarianmu yang menggebu-gebu

Kini hilangmu tanpa kabar

Mungkin membusuk sudah
dalam keliaranmu
yang maha binal
tak tahu aku
dan tak mau aku tahu

Inginku kini,,,,,
aku telah kembali kepada sadarku
bukan sebagai Domba
bukan sebagai Keledai
bukan juga sebagai Srigala liar
aku hanya ingin menjadi Merak
walau hanya dengan berbulu kusam
hanya itu,,,,,,,,,kini inginku.-



Jakarta, 141111.-
by: Budi Riyanto.-

KAMBING HITAM


KAMBING HITAM
by: Budi Riyanto.-


Apa kamu tak punya lagi rasa sedikit saja
sedikit rasa kasihan
Kambing Hitam itu kini sudah sangatlah langka
hendak kemana lagi kalian akan cari
Apa tangan-tangan kalian tak pernah lelah
melempar batu dan sembunyi tangan
demi sebuah langgengnya
yang kalian sebut dengan kekuasaan
dan telah berapa Kambing Hitam
kalian korbankan
pernahkah kalian dengar jerit kelaparan
yang tak pernah kalian perhitungkan,,,,?

Koarmu merdu sangat, lewat bualanmu
membius bak tanpa dosa,,,,,itu dulu
dan kini ketika kalian telah duduk manis
di atas singgasana yang kalian perebutkan
adakah satu saja,
janji-janji kalian pernah terwujudkan,,,,?
K o s o n g ,,,,,!!!!!!!!!!!!!
semua itu hanya omongan yang kosong
melompong
retorika yang hampir membuat putus
urat leher kalian
ternyata hanya membuat putus
segala urat malu kalian
Sesungguhnya Hak-Hak siapakah
yang kalian perebutkan
dengan segala cara kalian itu,,,?
salah siapa jika kalian hamburkan uang
demi untuk sebuah dukungan, 
dalam janji kalian yang membutakan,,,,,,

Aku bukan Kambing Hitam
apalagi Kambing Putih,,,
aku hanyalah Kambing Abu-Abu
yang tak tahu menahu,,,,,
tahuku hanya jalanan berlubang dimana-mana
kecelakaan dimana-mana,,,,
pengemis kecil jalanan
di setiap perempatan lampu merah
banjir dan segala macam bentuk bencana,,,,,,
dan paling sering aku dengar
keluh kesah istriku
yang katanya harga beras
berikut teman-temannya
satu dapur semakin naik,,,,,,,,,
hanya itu tahu dan dengarku,,,,,,,,,,,,,

Sungguh aku bukan Kambing Hitam
apalagi Kambing Putih
aku hanyalah Kambing Abu-Abu
yang tak tahu menahu
tapi bukan tak mau tahu
aku hanya tak mampu,,,,,,,,,,,

Dan semoga suatu saat kelak,
tak ada lagi Kambing Hitam
dicari-cari dan dikorbankan
tak ada lagi yang terkena batu salah lemparan
orang-orang yang lempar batu sembunyi tangan
Tapi mungkinkah,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,?



240212, rumput-rumput itu sudah kering,,,,,,
by: Budi Riyanto.-



Kamis, 24 Mei 2012

Biarkan Aku Memeluk-mu


Biarkan Aku Memeluk-mu
by : Budi Riyanto



Biarkan,,,biarkan aku memeluk-mu
walau tanpa ada wujud raga-mu
yang kutahu rasa kangen ini 
sudah timbul belasan tahun yang lalu
hingga saat ini, hari ini, 
jam ini, menit ini, detik ini
masih ada rasa rindu ini
biarkan,,,biarkan aku menimang-mu
aku telah kumpulkan banyak dongeng,
untuk nina bobo'kan-mu
untuk bekali-mu, 
bahwa hidup tak mesti cengeng
biarkan,,,
biarkan aku usap bening air mata-mu,
saat tangis-mu 
membuncah sepinya malam
ketika hadir-mu mengisi bumi
aku kangeni itu
dan aku masih sabar 
menunggu akan hadir-mu
entah sampai kapan,,,,,
belasan tahun aku menunggu 
dan tanpa bosan

Hari ini, 
ketika lembar kalender sudah mau habis 
untuk berganti tahun
tetap masih setia aku menunggu-mu,,,,,
tanpa harus berpaling
entah kapan akan datang-mu
hadir-mu,,,,menangis, merajuk 
dan tertawa  renyah
aku masih tetap menunggu
walau berakhir tanpa hasil
tak apalah,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Biarkan,,,,,biarkan aku menunggu-mu 
hingga ajal menjemputku
dan membawa setumpuk rasa rindu, 
menguburku
satu yang pasti,,,,,,,
aku akan tetap menunggu hadir-mu
disini,,,,,,,ditengah-tengah kami.-




Jakarta, menjelang tutup Tahun 2011,-
by : Budi Riyanto.-

Dan,,,,Maafkan Aku, Ibu


Dan,,,Maafkan Aku, Ibu
by: Budi Riyanto.-



bu,,,,maafkan aku
yang belum bisa sepertimu
sungguh bu, aku akan terus belajar
dan belajar,,,,,,
tentang segala ikhlas,,,,,
tentang segala sabar,,,,,
tentang segala makna hidup 
yang pernah kau ajarkan
secara panjang lebar,,,,,
dengan segala pengetiannya

ketika aku ingat akan kanakku
yang tak pernah mau lepas, 
jauh dari adamu
yang saat kantukku, 
selalu inginkan dalam dekap 
hangat pelukmu
dan,,,,,
kau nina bobo'kanku,,,,,
dengan dongeng segala kisah
hingga lelapku
bu,,,,,,maafkan aku
ternyata sungguh,,,,,
kasih sayangmu 
tak terhingga sepanjang masa
masih mengalir di nadi ini segala kasih
segala sayang,,,,,,,segala cinta
dan takkan terbalaskan 
sampai kapanpun

bu,,,,maafkan aku
saat remajaku,,,,,,,,,,
yang kadang membantah perintahmu
untuk pulang tepat waktu, 
saat belajar bersama,,,,,,,maaf bu
ujarmu, karena malam 
menyimpan segala macam marabahaya
maafkan aku bu,,,,,
dengan pulang tak tepat waktu,,,,,
hingga menambah rasa gelisahmu,,,,,

Ibu,,,,,,maafkan aku
ketika aku sudah beranjak dewasa
menentukan sendiri pilihanku
yang tak sama dengan keinginanmu,,,,,,,
dengan lapang dada ikhlasmu, 
tetap kau restui aku
seiring dengan bening linangan air matamu
maafkan aku ibu
yang selalu menguras, 
beningnya air mata kasih sayangmu
takkan bisa tergantikan segalanya itu olehku
bisaku hanya mendoa dan selalu mendoa
untukmu ibu,,,,,,,,,
segala deritamu mungkin tak kurasakan,,,,,,
karena tak pernah sekalipun kau keluhkan
dan menjadi dukamu juga
ibu maafkan aku,,,,,,,,

Ibu,,,,,,,,,,,,
saat ini aku hanya berharap
semoga cucumu ini, anak dari anakmu inii
bisa mendapatkan kasih,,,,sayang,,,,dan cinta
yang pernah kau berikan padaku dulu padaku
sesungguhnya takkan terbalaskan semua itu,,,
walau hanya seujung kuku, 
segala tulus ikhlasnya kasih sayangmu

Ibu,,,,,,
semoga segala Rahmat dan Anugerah-NYA,,,,,,
selalu terlimpah untukmu,,,,,,,

Bu,,,,,,,,semoga kau terima sungkemku
untuk maafkan aku.-




Jakarta, 211211
by : Budi Riyanto.-

Aku Menggugat Malam


Aku Menggugat Malam
by : Budi Riyanto.-


Bukan aku tak mau gelap, 
ketika larut malam mata ini tak juga pejam
seperti malam-malam yang kemarin
teman setia menjaga malam
segelas kopi sebungkus racun paru-paru
senantiasa menemani
mengisi hidup menuju mati

Aku menggugat malam
akan sepiku yang kian senyap
pada malam aku mencatat, 
dalam sepi aku mencatat
bukan tentang apa-apa,,,,
bukan tentang siapa-siapa
sesungguhnya aku telah hilang harap
pada gundukan yang menyimpan pekat

Aku menggugat malam
ketika hanya wariskan kesunyian
ketika hanya tinggalkan kesenyapan
ketika hanya tinggalkan 
lembar-lembar catatan tanpa makna
untuk mengartikan 
makna hakiki tentang sepi
mungkinkah hanya aku yang memiliki,,,,,,,,? 
Satu tanyaku yang tak butuh jawab
ketika setiap kata yang kuucap 
hanya kian buat matamu sembab
mendiam lebih baik 
daripada mengucap 
membuat kita saling bertekak
biar sepi malam 
yang menyimpan dendam
dalam selimut pekat kesenyapan

Aku menggugat malam
ketika tak lagi menghadirkan 
sepotong Rembulan
ketika tak lagi tebarkan 
segala kerlip gemintang
ketika tak lagi mau hembuskan 
semilir angin kesejukan
pekat,,,,,,,,,,,,,,,,
gelap,,,,,,,,,,,,,,,,
sunyi,,,,,,,,,,,,,,,,,
dan pengap,,,,,

Aku menggugat malam
karena tak mampu membuat mataku 
terpejam
untuk pulas dalam mimpi tanpa ujung.-




by: Budi Riyanto
(Aku adalah bukan Kamu atau siapapun itu,231211).-

Titip Aku



Titip AKU
by: Budi Riyanto


Jaga hembusan nafasku
hingga kali terakhir terhembus
selalu,,,,,,
dalam dekap peluk kasihmu

Hanya ini pesanku
cukup mengantarku, 
melapas nafas terakhir kali

Lepas aku
dengan senyummu
saat terlepas nafasku
seiring terhentinya nafasku

Aku titipkan pesanku ini
disini,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,





Jakarta, akhir 2011
by: Budi Riyanto.-

Mengenangmu




Mengenangmu
by: Budi Riyanto





Itu dulu,,,,,
saat adaku adalah segalanya bagimu
saat janjimu manis terucap
karena aku kaupun ada,,,,,,,
apa makna akan itu,,,?


Itu dulu,,,,,
saat kau belum berpaling 
masih setia dalam pelukku
tanpa segala ini dan itu, 
karena kau terima apa adaku


Dan kini kau sudah berpaling pada yang lain, 
yang lebih menjanjikan segalanya
aku terima segala pengkhianatan, 
dengan lapang segala lapang
Dimana setiamu yang dulu,,,,,
tak ada lagi segala itu
dan ternyata kau adalah petualang
petualang sejati.


Aku tersakiti namun aku mencoba tak sakit
aku terkhianati tapi aku  masih mencoba 
menikmati pengkhianatan ini


Terima kasih atas segala rasamu yang dulu
,,,,indah
terima kasih walau kini kau telah berubah
menjauh menjadi musuh
aku terima itu
dengan segala lapang di dada


Maaf andai aku anggap aku menyakiti, 
saat kau telah khianati ikrar ini


Indahnya sakit terkhianati,,,,
dan kulepas kau pergi,-








Jakarta,090711
by: Budi Riyanto.-

Cuuuiiihh,,,,,,,,!!!


Cuuuiihh,,,,,!!!
by: Budi Riyanto


Maaf aku meludah,,,,
kasar memang,,,,,,,,,,
daripada kumuntahkan

Muak aku hingga mual aku,,,,,
segampang dan semudah itukah 
kau berpindah
Tak lagi kupunya kata,,,,
entah kata-kata apapun itu
makikanmu aku tak mau,,,,,
walau itu inginku
Jauh dulu anganku melambung,,,,,
hiasi langit-langit kamar malamku
disisinya aku merebah,,,,
dinyalang mataku kau menari indah
itu dulu saat kau mengisi hari-hariku 
dengan sejuta khayal sejuta mimpi

Jauh kini kau melangkah sudah
menepi pada dekapan lain kehangatan
dan,,,,,,,,,,,,
nikmatilah jalanmu selagi masih mampu 
kau melangkah

Tinggalkan goresan perih di hidupku
nikmatilah babak baru petualanganmu

Takkanku beri restu, 
aku hanya akan terus dan terus mengumpatmu
selama hidupku sepanjang hayatku.-



Jakarta, 170711
by: Budi Riyanto.-