Jangan Cemari Malammu
:
Jangan cemari malammu
dengan segala sangka tanpa jeda
hingga picu sengketa tanpa nyata
rebahkanlah lelahmu
rebahkanlah sangkamu dalam dekap malammu
Biarkanlah sakralnya malammu
berlayar dilangit malammu
melarung dilangit cerah
melarung dalam senyapnya malam
bukan malam yang tercemar
Jangan cemari sakral malammu
biarkan saja,,,
biarkan berlalu sakral malammu
tanpa segala beban sangka sengketa
biarkan indah malammu
malam sakral ini
malam milikmu
tanpa sangka,,,bangunkan sengketa
Jangan cemari sakralnya malammu,_
* * *
| Jakarta, 18 Juli 2013,
Rabu, 11 Desember 2013
Senin, 25 November 2013
Kabar "BURUNG" - oleh : Budi Riyanto
Kabar "BURUNG"
oleh : Budi Riyanto
Kesana kemari singgah
melepas segala gairah
Demi ambisi naluri hewani
Demi label petualang sejati
Terbang tinggi mengutip banyak hati
Tinggalkan setitik demi setitik,,,,najis
Lampiasan hasrat sesaat, yang sesat
Singgah melepas gairah
Bersarang dimana entah
Sebagai petualang tanpa arah
Lampiaskan syahwat sesaat, yang kian sesat
Dan,,,
Terbang keluar kandang
Terkadang lupa jalan pulang
Ketika kemalaman saat bersarang
Ketika melepas nafsu terlarang
Kabar "burung"
Katanya sedang sakit
Masuk angin lupa pakai sarung
Sedang angin malam begitu kejam
Menikam menusuk dan menghujam
Sakit,,,,,,,,,
Mati belum, hiduppun tidak
Sekarat
Menyantap syahwat sesat,-
* * *
Jakarta, 23 November 2013
oleh : Budi Riyanto
Kesana kemari singgah
melepas segala gairah
Demi ambisi naluri hewani
Demi label petualang sejati
Terbang tinggi mengutip banyak hati
Tinggalkan setitik demi setitik,,,,najis
Lampiasan hasrat sesaat, yang sesat
Singgah melepas gairah
Bersarang dimana entah
Sebagai petualang tanpa arah
Lampiaskan syahwat sesaat, yang kian sesat
Dan,,,
Terbang keluar kandang
Terkadang lupa jalan pulang
Ketika kemalaman saat bersarang
Ketika melepas nafsu terlarang
Kabar "burung"
Katanya sedang sakit
Masuk angin lupa pakai sarung
Sedang angin malam begitu kejam
Menikam menusuk dan menghujam
Sakit,,,,,,,,,
Mati belum, hiduppun tidak
Sekarat
Menyantap syahwat sesat,-
* * *
Jakarta, 23 November 2013
SEPERTI DULU AKU PERNAH TULIS - oleh : Budi Riyanto
SEPERTI DULU AKU PERNAH TULIS
oleh : Budi Riyanto
:
Seperti dulu yang pernah aku tulis,
bahwa Hijauku,,,
adalah kombinasi antara Kuning dan Biru
kadang aku antara Putih dan Hitam,,,,,,
Abu-Abu,,,
,,,,tapi maaf,,,aku bukan Bunglon,
Karena Aksaraku,,,dalam aksara,
anak cucu cicit sepotong kalimat
kadang satu bermakna dua,
kadang dua berarti satu,,,
:
Cukup eja saja,
penggalan penggalan akasaranya
biarkan kalimat memaknai diri
tentang Hijau, entah Kuning pun Biru
ataupun kombinasi Hitam dan Putih
hingga Abu-Abu
Karena aksaraku,,,adalah aksaraku
yang aku pungut
dari jiwa dari hati
Aku telah akrab dengan aksaraku
seperti akrabnya degup jantung
dan nafasku
Pun kadang mungkin tanpa makna
bagimu, baginya dan bagi mereka
aku hanya
pemintal kalimat dari benang-benang aksara
Biarkan,
biarkan saja aksaramu berhamburan
lalu kita bersama kumpulkan
kita pintal susun menjadi kata
terangkum sebuah kalimat
kita simpulkan makna didalamnya
dan,
semoga tereja
dalam rahasia,,,,,ada rahasia menutupinya
Cukup kita eja
dalam tiga kita adalah satu
Inilah aku dengan segala aksaraku
entah bagimu, entah baginya
pun entah bagi mereka
Aku hanya merangkainya
tentang hati tentang jiwa
dalam rindu dalam cinta
aku dan aksara kita.-
* * *
Jakarta, 25 November 2013
oleh : Budi Riyanto
:
Seperti dulu yang pernah aku tulis,
bahwa Hijauku,,,
adalah kombinasi antara Kuning dan Biru
kadang aku antara Putih dan Hitam,,,,,,
Abu-Abu,,,
,,,,tapi maaf,,,aku bukan Bunglon,
Karena Aksaraku,,,dalam aksara,
anak cucu cicit sepotong kalimat
kadang satu bermakna dua,
kadang dua berarti satu,,,
:
Cukup eja saja,
penggalan penggalan akasaranya
biarkan kalimat memaknai diri
tentang Hijau, entah Kuning pun Biru
ataupun kombinasi Hitam dan Putih
hingga Abu-Abu
Karena aksaraku,,,adalah aksaraku
yang aku pungut
dari jiwa dari hati
Aku telah akrab dengan aksaraku
seperti akrabnya degup jantung
dan nafasku
Pun kadang mungkin tanpa makna
bagimu, baginya dan bagi mereka
aku hanya
pemintal kalimat dari benang-benang aksara
Biarkan,
biarkan saja aksaramu berhamburan
lalu kita bersama kumpulkan
kita pintal susun menjadi kata
terangkum sebuah kalimat
kita simpulkan makna didalamnya
dan,
semoga tereja
dalam rahasia,,,,,ada rahasia menutupinya
Cukup kita eja
dalam tiga kita adalah satu
Inilah aku dengan segala aksaraku
entah bagimu, entah baginya
pun entah bagi mereka
Aku hanya merangkainya
tentang hati tentang jiwa
dalam rindu dalam cinta
aku dan aksara kita.-
* * *
Jakarta, 25 November 2013
Minggu, 24 November 2013
Aku Disuatu Ketika - oleh : Budi Riyanto
Aku Disuatu Ketika
oleh : Budi Riyanto
Ujung jemari kakiku basah
telusuri pasir pantai ini
ketika siang merebah senja
teriak angin mencumbu pucuk-pucuk nyiur
kepak camar terbang rendah sepanjang pantai
ombak menepi menyapa pasir pantai
surya merebah seakan lelah pada langit barat
Aku menyusuri pantai itu
andai diantara langkah kakiku
ada langkahmu disampingku
senja terasa kian indah
Langkah kecil kepiting pantai
merangkak pelan menuju laut
bermain ombak yang jinak
Aku disuatu ketika
Melangkah beriringan
menyusuri pasir pantai yang selalu basah
ketika jilatan riak gelombang menyapa ramah
aku tanggalkan segala resah
andai,,,,
ada bahumu topang segala gelisah lelahku
Nyiur dipantai masih melambai
dan senjapun kian merebah
Aku disuatu ketika
menggambarmu dipasir pantai,,,,
senja ini,-
* * *
Jakarta, 24 November 2013.-
oleh : Budi Riyanto
Ujung jemari kakiku basah
telusuri pasir pantai ini
ketika siang merebah senja
teriak angin mencumbu pucuk-pucuk nyiur
kepak camar terbang rendah sepanjang pantai
ombak menepi menyapa pasir pantai
surya merebah seakan lelah pada langit barat
Aku menyusuri pantai itu
andai diantara langkah kakiku
ada langkahmu disampingku
senja terasa kian indah
Langkah kecil kepiting pantai
merangkak pelan menuju laut
bermain ombak yang jinak
Aku disuatu ketika
Melangkah beriringan
menyusuri pasir pantai yang selalu basah
ketika jilatan riak gelombang menyapa ramah
aku tanggalkan segala resah
andai,,,,
ada bahumu topang segala gelisah lelahku
Nyiur dipantai masih melambai
dan senjapun kian merebah
Aku disuatu ketika
menggambarmu dipasir pantai,,,,
senja ini,-
* * *
Jakarta, 24 November 2013.-
KEMBALIKAN PADAKU - oleh : Budi Riyanto
KEMBALIKAN PADAKU
oleh : Budi Riyanto
Kumohon,
kembalikan padaku
segenap rasa yang telah tertanam dalam hatiku
hingga aku tak bisa lagi mengelak
tentang rinduku padamu
hingga hanya sesakkan nafasku
ketika rinduku padamu selalu mengganggu
Kumohon,
kembalikan padaku
segala rasa yang ada padamu
hingga aku tak tersiksa rasa
sebuah rasa yang selalu datang padaku
ketika sepi
ketika hening
ketika sunyi
Rasa rindu itu datang
menyelinap diantara sepiku yang senyap
Kembalikan padaku
rasaku yang dulu
seperti kau datang padaku
mengantar rindumu padaku
* * *
Jakarta, 24 November 2013.-
oleh : Budi Riyanto
Kumohon,
kembalikan padaku
segenap rasa yang telah tertanam dalam hatiku
hingga aku tak bisa lagi mengelak
tentang rinduku padamu
hingga hanya sesakkan nafasku
ketika rinduku padamu selalu mengganggu
Kumohon,
kembalikan padaku
segala rasa yang ada padamu
hingga aku tak tersiksa rasa
sebuah rasa yang selalu datang padaku
ketika sepi
ketika hening
ketika sunyi
Rasa rindu itu datang
menyelinap diantara sepiku yang senyap
Kembalikan padaku
rasaku yang dulu
seperti kau datang padaku
mengantar rindumu padaku
* * *
Jakarta, 24 November 2013.-
BUKAN KARENA JARAK - oleh : Budi Riyanto
BUKAN KARENA JARAK
oleh : Budi Riyanto
Inilah kita,
antara kau dan aku
pada pelataran senja yang sama
hanya tempat yang membedakannya
adamu jauh
dari rengkuh pelukku
namun adamu adalah selalu setia
mengisi sepinya hatiku
Bukan karena jarak
hati kita akan berjarak
tapi karena jarak semakin kita seakan berdekatan
adamu selalu ada
dan senantiasa ada
pada setiap helaan nafasku kala berdoa
semoga kelak adamu
dalam rengkuh pelukku
selamanya
Bukan karena jarak
tapi kita masih berada pada senja yang sama
karena rindu kita berdampingan
walau raga berjauhan
Percayalah,
setiaku hanyalah untukmu
* * *
Jakarta, 24 November 2013.-
oleh : Budi Riyanto
Inilah kita,
antara kau dan aku
pada pelataran senja yang sama
hanya tempat yang membedakannya
adamu jauh
dari rengkuh pelukku
namun adamu adalah selalu setia
mengisi sepinya hatiku
Bukan karena jarak
hati kita akan berjarak
tapi karena jarak semakin kita seakan berdekatan
adamu selalu ada
dan senantiasa ada
pada setiap helaan nafasku kala berdoa
semoga kelak adamu
dalam rengkuh pelukku
selamanya
Bukan karena jarak
tapi kita masih berada pada senja yang sama
karena rindu kita berdampingan
walau raga berjauhan
Percayalah,
setiaku hanyalah untukmu
* * *
Jakarta, 24 November 2013.-
Kamis, 31 Oktober 2013
INILAH AKU oleh : Budi Riyanto
INILAH AKU
:
Seperti malam,
yang pasti datang dengan gelapnya
seperti hujan
yang tiba dengan curahan airnya
seperti itulah adaku
untuk tak kau lagi pertanyakan
tentang cintaku padamu
walau tanpa pernah kuucap setiap saat
harusnya kau pahamkan itu
karena inilah aku
Seperti malam
yang selalu datang dengan senyapnya
seperti hujan
yang selalu datang dengan dinginnya
seperti itulah adaku
tentang rinduku padamu
walau tak pernah kuucap setiap waktu
harusnya kau mengerti akan itu
karena inilah aku
Seperti malam senyap, dalam dinginnya hujan
seperti itulah cinta dan rindu aku rasakan
itu padamu,,,,
selalu dan selamanya
tentu,,,,,,
* * *
31 Oktober 2013
:
Seperti malam,
yang pasti datang dengan gelapnya
seperti hujan
yang tiba dengan curahan airnya
seperti itulah adaku
untuk tak kau lagi pertanyakan
tentang cintaku padamu
walau tanpa pernah kuucap setiap saat
harusnya kau pahamkan itu
karena inilah aku
Seperti malam
yang selalu datang dengan senyapnya
seperti hujan
yang selalu datang dengan dinginnya
seperti itulah adaku
tentang rinduku padamu
walau tak pernah kuucap setiap waktu
harusnya kau mengerti akan itu
karena inilah aku
Seperti malam senyap, dalam dinginnya hujan
seperti itulah cinta dan rindu aku rasakan
itu padamu,,,,
selalu dan selamanya
tentu,,,,,,
* * *
31 Oktober 2013
Sabtu, 12 Oktober 2013
TERPERANGKAP MALAM - by : Budi Riyanto
TERPERANGKAP MALAM
oleh : Budi Riyanto
Sepi,,,
hening bersetubuh dengan sunyi
terlahir dari rahim malam
kesenyapan yang abadi
detak-detik jam dinding mengusik hening
lagukan detak jantung berirama murung
Jangan kau teluh aku dengan kangenmu
Nanar mataku nyalang
bukan tatapan liar binatang jalang
rabun mataku membaca rindumu
berubah teluh mengisi otakku
Kangenku tak pernah kuungkap
Biar sendiri aku mendekap
dalam lirih pelannya ratap
diamku adalah sebuah kesalahan bersikap
Jangan kau teluh aku dengan kangenmu
Sedang kangenku tak pernah ada kau anggap
ketika tak pernah dari mulutku tersapa
segunung kangenku tak pernah terkata
aku, menulisnya dan kau lupa memaknainya
* * *
Jakarta, 12 Oktober 20113
oleh : Budi Riyanto
Sepi,,,
hening bersetubuh dengan sunyi
terlahir dari rahim malam
kesenyapan yang abadi
detak-detik jam dinding mengusik hening
lagukan detak jantung berirama murung
Jangan kau teluh aku dengan kangenmu
Nanar mataku nyalang
bukan tatapan liar binatang jalang
rabun mataku membaca rindumu
berubah teluh mengisi otakku
Kangenku tak pernah kuungkap
Biar sendiri aku mendekap
dalam lirih pelannya ratap
diamku adalah sebuah kesalahan bersikap
Jangan kau teluh aku dengan kangenmu
Sedang kangenku tak pernah ada kau anggap
ketika tak pernah dari mulutku tersapa
segunung kangenku tak pernah terkata
aku, menulisnya dan kau lupa memaknainya
* * *
Jakarta, 12 Oktober 20113
Minggu, 29 September 2013
AKU MENUNGGUMU - by : Budi Riyanto
AKU MENUNGGUMU
oleh : Budi Riyanto
Di tepian bengawan
diantara bebatuan putih sedikit kusam menghampar
senja menepi
semburat jingga di ujung pucuk daun Akasia
mematung sunyi
menggambar diri, adalah dirimu yang aku tunggu
hingga sesenja ini
wartamu, adalah kabar hambar yang tersiar
terbang mengawang, terbawa kepakan camar
lenyap,
menyelinap di rumpun hijaunya pepohonan
aku masih dalam penantian panjang
Senja,
sebentar lagi menghilang
jingga mulai meremang,
angin malam kegelapan membisikkan keheningan
asaku tuk sua sia-sia
Senja telah hilang dari tepian Bengawan
malam telah merampasmu dari ingatanku
bersamaan menghilangnya bayangmu
di telan kegelapan
termangu,
diam dalam bisu
Rinduku terbawa riak Bengawan,-
* * *
29 September 2013,-
oleh : Budi Riyanto
Di tepian bengawan
diantara bebatuan putih sedikit kusam menghampar
senja menepi
semburat jingga di ujung pucuk daun Akasia
mematung sunyi
menggambar diri, adalah dirimu yang aku tunggu
hingga sesenja ini
wartamu, adalah kabar hambar yang tersiar
terbang mengawang, terbawa kepakan camar
lenyap,
menyelinap di rumpun hijaunya pepohonan
aku masih dalam penantian panjang
Senja,
sebentar lagi menghilang
jingga mulai meremang,
angin malam kegelapan membisikkan keheningan
asaku tuk sua sia-sia
Senja telah hilang dari tepian Bengawan
malam telah merampasmu dari ingatanku
bersamaan menghilangnya bayangmu
di telan kegelapan
termangu,
diam dalam bisu
Rinduku terbawa riak Bengawan,-
* * *
29 September 2013,-
TUMBILA - by : Budi Riyanto
TUMBILA
oleh : Budi Riyanto
Menyesap legam darah tersesap
jiwa menghitam terkubur kesumat
murka merajam buih gelegak dendam
amuk murka angkara sesat
Meringkuk
Diam, mati enggan, hidup menyakitkan
menyesap pekat darah terhisap
disela-sela tulang belikat
amarah sesat mengumbar laknat
koar angkara membarakan samudra
dahana berhembus dalam segala aroma
Menyesakkan
Menyesap pekat darah tak lagi merah
nanah telah merubah
anyir,,,,,,,,,,
amuk murka ini, adalah kumpulan angkara
yang membakar rimba
membuncah laksana petir tanpa awan
Sekarat,,,,,,,,,,,,
Ringkik rengek pada dera derita
hilangnya welas asih
tinggal paparan panjang, petualangan kemurkaan
mati,,,,,
tertikam tajamnya pedang kesenjangan,-
* * *
Jakarta, 29 September 2013
oleh : Budi Riyanto
Menyesap legam darah tersesap
jiwa menghitam terkubur kesumat
murka merajam buih gelegak dendam
amuk murka angkara sesat
Meringkuk
Diam, mati enggan, hidup menyakitkan
menyesap pekat darah terhisap
disela-sela tulang belikat
amarah sesat mengumbar laknat
koar angkara membarakan samudra
dahana berhembus dalam segala aroma
Menyesakkan
Menyesap pekat darah tak lagi merah
nanah telah merubah
anyir,,,,,,,,,,
amuk murka ini, adalah kumpulan angkara
yang membakar rimba
membuncah laksana petir tanpa awan
Sekarat,,,,,,,,,,,,
Ringkik rengek pada dera derita
hilangnya welas asih
tinggal paparan panjang, petualangan kemurkaan
mati,,,,,
tertikam tajamnya pedang kesenjangan,-
* * *
Jakarta, 29 September 2013
KUNTUM ITU - by : Budi Riyanto
KUNTUM ITU
oleh : Budi Riyanto
Kuntum itu
kuncup bukan, mekarpun belum
dimana entah tersimpan wajah
aku berharap ada
masih ada tersisa diantara tiada
Terpetik sesaat
sebelum ajal tiba,
padaku sebagai pemiliknya
aku masih saja
berharap akan adanya yang tiada
dimana entah tersimpan wajah
Kuntum itu
kuncup bukan, mekarpun belum
semerbak harum seakan tercium
setiaku
menunggumu, sebelum kering layuku
seperti ajal, masih setia menungguku
di ujung sebuah kepastian
Kuntum itu
kapan akan datang padaku
sedangkan telah tercium semerbak harummu
Aku masih menunggu
sedangkan waktu begitu cepat berlalu
lalu kapan tiba pastimu,,,,-
* * *
Jakarta, 29 September 2013
oleh : Budi Riyanto
Kuntum itu
kuncup bukan, mekarpun belum
dimana entah tersimpan wajah
aku berharap ada
masih ada tersisa diantara tiada
Terpetik sesaat
sebelum ajal tiba,
padaku sebagai pemiliknya
aku masih saja
berharap akan adanya yang tiada
dimana entah tersimpan wajah
Kuntum itu
kuncup bukan, mekarpun belum
semerbak harum seakan tercium
setiaku
menunggumu, sebelum kering layuku
seperti ajal, masih setia menungguku
di ujung sebuah kepastian
Kuntum itu
kapan akan datang padaku
sedangkan telah tercium semerbak harummu
Aku masih menunggu
sedangkan waktu begitu cepat berlalu
lalu kapan tiba pastimu,,,,-
* * *
Jakarta, 29 September 2013
Kamis, 12 September 2013
SEANDAINYA - by : Budi Riyanto
SEANDAINYA
oleh : Budi Riyanto
Seandainya,,,,,
rindu ini berwarna,
mungkin lebih indah dari warna pelangi
seandainya,,,,,,
rindu ini beraroma,
mungkin lebih wangi dari aroma kembang setaman
sungguh,,,,
Seandainya aku tak berandai-andai
ketika aku tersadar dalam kesungguhan rasa
bahwa rinduku nyata
tanpa berpeluk
aku hangat terasa terdekap
tanpa melukis
aku mewarnai rindu ini dengan segala warna
hingga indah tertangkap mata
tanpa tercium
aku mencium harumnya rasamu
tanpa berpeluk
aku merasa hangat terdekap
Seandainya ini adalah nyata
aku inginkan rindumu
mewarnai langit setaman bunga
dengan segala warni warna
dan,,,,
kita sebangku didalamnya
saling mendekap dan berpeluk
menghabiskan senja
,,,,,,,,bersama,-
* * *
Jakarta, 12 Sepetember 2013,-
oleh : Budi Riyanto
Seandainya,,,,,
rindu ini berwarna,
mungkin lebih indah dari warna pelangi
seandainya,,,,,,
rindu ini beraroma,
mungkin lebih wangi dari aroma kembang setaman
sungguh,,,,
Seandainya aku tak berandai-andai
ketika aku tersadar dalam kesungguhan rasa
bahwa rinduku nyata
tanpa berpeluk
aku hangat terasa terdekap
tanpa melukis
aku mewarnai rindu ini dengan segala warna
hingga indah tertangkap mata
tanpa tercium
aku mencium harumnya rasamu
tanpa berpeluk
aku merasa hangat terdekap
Seandainya ini adalah nyata
aku inginkan rindumu
mewarnai langit setaman bunga
dengan segala warni warna
dan,,,,
kita sebangku didalamnya
saling mendekap dan berpeluk
menghabiskan senja
,,,,,,,,bersama,-
* * *
Jakarta, 12 Sepetember 2013,-
TEMBANG JIWA sajak yang terlupa - by : Budi Riyanto
TEMBANG JIWA sajak yang terlupa
oleh : Budi Riyanto
Dalam jiwaku
terangkum terangkai rindu
dalam setiap saat setiap waktu
padamu rinduku selalu tertuju
Entahlah,,,,,
aku tak paham memaknai rinduku
yang terkadang samar terkadang liar
adalah rinduku,,,,kamu
dalam puisiku,,,,,
dalam penggalan sajak-sajak yang terlupa
Masih saja rindu
tetap ada selalu,,,,,menghampiriku
ketika senja datang
ketika temaram jingga meremang
cepatlah padaku datang
habiskan rindumu juga rinduku
menuju malam kita
Liarku menjinak seketika
sesaat pelukmu hilangkan penatnya jiwa,,,,,
aku telah puisikan rinduku
dalam sajak-sajak TEMBANG JIWA
Seperti rindumu,,,,rinduku padamu
adalah sama seperti yang kau rasa
dari senja tadi
hingga malam nanti,,,,,,
sempatkan sesaat,,,,mimpimu tentangku,,,,
akukan mimpikanmu,,,,tanpa lelap,-
* * *
10-09-2013,
oleh : Budi Riyanto
Dalam jiwaku
terangkum terangkai rindu
dalam setiap saat setiap waktu
padamu rinduku selalu tertuju
Entahlah,,,,,
aku tak paham memaknai rinduku
yang terkadang samar terkadang liar
adalah rinduku,,,,kamu
dalam puisiku,,,,,
dalam penggalan sajak-sajak yang terlupa
Masih saja rindu
tetap ada selalu,,,,,menghampiriku
ketika senja datang
ketika temaram jingga meremang
cepatlah padaku datang
habiskan rindumu juga rinduku
menuju malam kita
Liarku menjinak seketika
sesaat pelukmu hilangkan penatnya jiwa,,,,,
aku telah puisikan rinduku
dalam sajak-sajak TEMBANG JIWA
Seperti rindumu,,,,rinduku padamu
adalah sama seperti yang kau rasa
dari senja tadi
hingga malam nanti,,,,,,
sempatkan sesaat,,,,mimpimu tentangku,,,,
akukan mimpikanmu,,,,tanpa lelap,-
* * *
10-09-2013,
Jika Kau, Aku - by : Budi Riyanto
Jika Kau, Aku
oleh : Budi Riyanto
Rasakan siksa rindu yang kurasa
,,,seperti apa yang kurasa
hingga kuras habis air mata
selaksa kemarau yang berkepanjangan
hingga embunpun tiada mau singgah sesaat
sekedar sejukkan kerontang rindu yang meradang
Pagi hilang,,,
siang terjelang,,,,,,
hingga senja kembali datang
jika kau, aku
rasakanlah siksa rinduku
yang selalu kuras air mata
yang paksa kuruskan raga
Jika kau, aku
harusnya kau bisa rasakan juga rasaku,-
* * *
Jakarta, 10 September 2013
oleh : Budi Riyanto
Rasakan siksa rindu yang kurasa
,,,seperti apa yang kurasa
hingga kuras habis air mata
selaksa kemarau yang berkepanjangan
hingga embunpun tiada mau singgah sesaat
sekedar sejukkan kerontang rindu yang meradang
Pagi hilang,,,
siang terjelang,,,,,,
hingga senja kembali datang
jika kau, aku
rasakanlah siksa rinduku
yang selalu kuras air mata
yang paksa kuruskan raga
Jika kau, aku
harusnya kau bisa rasakan juga rasaku,-
* * *
Jakarta, 10 September 2013
KITA DALAM KETIKA - by : Budi Riyanto
KITA DALAM KETIKA
oleh : Budi Riyanto
Kita dalam ketika
terjebak dalam lingkaran masa
senja,,,,
mengurung kita, dalam sua yang begitu nyata
dalam satu ikatan rasa yang seadanya
hadirmu adalah sesaat yang memberi makna
Kita dalam ketika
merajut satu rasa yang ada tiba-tiba
rengkuhlah rengkuh saja adaku
buaikan aku dalam pelukmu
saling mendekap kita dalam ketika
saat adamu adalah nyata
satukan rasa kita
rengkuhlah rengkuh saja adaku
Kita dalam ketika
adamu adalah sesaat yang memberikan makna
rasa telah mengantarmu
padaku
dalam satu dekapan yang tak lagi semu
namun hanya sisakan rindu
hingga menumpuk pada sebuah kata "jemu"
bagimu
Kita dalam ketika
adalah masa yang mengurung pada sebuah senja
yang hampir menuju malam
dan kita dalam ketika
terjebak dalam senja jingga
yang berkepenjangan nyatanya,-
* * *
Jakarta, 12 September 2013,-
Kamis, 29 Agustus 2013
Menunggu Sang Ternanti - by : Budi Riyanto
Menunggu Sang Ternanti
oleh : Budi Riyanto
Entah berapa kali senja sudah
Kita lewati tanpa lelah,,,,
Lalu kita menunggu malam
Untuk sebuah penantian
Sebuah pagi dengan tangis kecil
kebahagiaan yang lama kita nantikan
Setelah belasan tahun
Entah berapa kali senja sudah
Dalam tiap berganti musim
Dari musim kering hingga musim basah
Kita masih menanti senja berganti malam
Tanpa lelah
Hingga menjemput pagi
Disambut tangisan riang
Seorang bayi,,,,
Kita menunggu disenja ini
Menunggu sang ternanti,-
* * *
Catatan sepotong senja.-
28 Agustus 2013.-
oleh : Budi Riyanto
Entah berapa kali senja sudah
Kita lewati tanpa lelah,,,,
Lalu kita menunggu malam
Untuk sebuah penantian
Sebuah pagi dengan tangis kecil
kebahagiaan yang lama kita nantikan
Setelah belasan tahun
Entah berapa kali senja sudah
Dalam tiap berganti musim
Dari musim kering hingga musim basah
Kita masih menanti senja berganti malam
Tanpa lelah
Hingga menjemput pagi
Disambut tangisan riang
Seorang bayi,,,,
Kita menunggu disenja ini
Menunggu sang ternanti,-
* * *
Catatan sepotong senja.-
28 Agustus 2013.-
Senja Ini Rinduku - by : Budi Riyanto
Senja Ini Rinduku
oleh : Budi Riyanto
Redup temaram surya meredup
nafas hela harum rindu terhirup
adalah cahayamu yang sembunyi
dibalik bukit itu
disela-sela pucuk-pucuk akasia
kekuning keemasan
tersapu siraman senja
aku rindu,,,,bisikmu pada ujubg jingga
langit senja,,,,
pun aku,,,
rasakan hal yang sama
merindumu selalu, ketika senja temaram
turun menuju malam
aku rindu,,,,,bisikmu pada ujung daun
Akasia,,,,,
pun aku juga sama,,,,
simpan saja rindumu,
lalu sematkan dengan indah dibilik hatimu
agar senantiasa harum
tercium rindu-rindu ini,,,,,
pun aku juga rasakan sama,,,_
* * *
| Jakarta, 05 Agustus 2013
oleh : Budi Riyanto
Redup temaram surya meredup
nafas hela harum rindu terhirup
adalah cahayamu yang sembunyi
dibalik bukit itu
disela-sela pucuk-pucuk akasia
kekuning keemasan
tersapu siraman senja
aku rindu,,,,bisikmu pada ujubg jingga
langit senja,,,,
pun aku,,,
rasakan hal yang sama
merindumu selalu, ketika senja temaram
turun menuju malam
aku rindu,,,,,bisikmu pada ujung daun
Akasia,,,,,
pun aku juga sama,,,,
simpan saja rindumu,
lalu sematkan dengan indah dibilik hatimu
agar senantiasa harum
tercium rindu-rindu ini,,,,,
pun aku juga rasakan sama,,,_
* * *
| Jakarta, 05 Agustus 2013
RINDU RANDU - by : Budi Riyanto
RINDU RANDU
oleh : Budi Riyanto
Saat seperti ini
Ketika panas meranggas
Menatap garang, tanpa belas kasihan
Tapi aku rindu seperti ini
Ketika kembang Randu bermekaran
sebarkan aroma khas di hidungku
diantara debu-debu kapur dan guguran kembang randu
Aku rindu Randu
Saat siang yang menyengat
terhapus aroma kembang randu
dan butiran debu batu kapur
serta guguran daun Akasia
Tepian Bengawan
Ada rindu tersampaikan
Aku rindu Randu
dalam kemarau kali ini
Akan aroma kembang Randu
akan aroma panas tanah kapur
akan berserekannya daun Akasia
Sambil menunggu senja tiba
Aku rindu Randu,-
* * *
28 Agustus 2013,-
oleh : Budi Riyanto
Saat seperti ini
Ketika panas meranggas
Menatap garang, tanpa belas kasihan
Tapi aku rindu seperti ini
Ketika kembang Randu bermekaran
sebarkan aroma khas di hidungku
diantara debu-debu kapur dan guguran kembang randu
Aku rindu Randu
Saat siang yang menyengat
terhapus aroma kembang randu
dan butiran debu batu kapur
serta guguran daun Akasia
Tepian Bengawan
Ada rindu tersampaikan
Aku rindu Randu
dalam kemarau kali ini
Akan aroma kembang Randu
akan aroma panas tanah kapur
akan berserekannya daun Akasia
Sambil menunggu senja tiba
Aku rindu Randu,-
* * *
28 Agustus 2013,-
Candu - by : Budi Riyanto
Candu
oleh : Budi Riyanto
Aku menyandu rindu padamu
seakan tiada lagi obat bagiku
seperti mati suri adaku
ketika senantiasa terbius rindu akanmu
Duh,
Kekasih hati yang terhalang
adakah kau rasa rinduku kian meradang
ketika senja datang menjelang
Aku sepi
Tertikam rinduku padamu
yang seakan tak pernah kau mau tahu
Bahwa rinduku kian menggebu
Hening
Aku terdiam disudut senja
Sendirian,-
* * *
26 Agustus 2013
oleh : Budi Riyanto
Aku menyandu rindu padamu
seakan tiada lagi obat bagiku
seperti mati suri adaku
ketika senantiasa terbius rindu akanmu
Duh,
Kekasih hati yang terhalang
adakah kau rasa rinduku kian meradang
ketika senja datang menjelang
Aku sepi
Tertikam rinduku padamu
yang seakan tak pernah kau mau tahu
Bahwa rinduku kian menggebu
Hening
Aku terdiam disudut senja
Sendirian,-
* * *
26 Agustus 2013
Ajari Aku Tobat - by : Budi Riyanto
Ajari Aku Tobat
oleh : Budi Riyanto
Aku, ketika itu
terjun bebas, sebebas-bebasnya terjun
tanpa batas,
terhempas pada kedalaman jurang
yang begitu pekat dalam kegelapan,
aku tak lagi kenal norma etika dan segalanya
karena aku menganggap diriku,,,bebas,-
Bebas yang sebebas bebasnya bebas,,,
dalam kubangan jurang curam yang maha luas,,,,
Lalu aku tersadar,
bahwa langkahku kian nyasar,
bahkan kesasar dalam arah yang jelas-jelas tanpa tujuan,
aku mencoba keluar dari curamnya jurang keterpurukan
yang bebas tanpa batas,
yang tak ada lagi norma dan etika,
aku kembali keluar dari jurang itu,
aku melangkah pelan walau tertatih,
akan luka tersisa yang masih perih.
Aku mohon padamu, jangan ajak kembali aku.
Bersetubuh dengan segala kalimat maksiat,
aku mohonkan padamu ajari aku bertobat,
aku sudah penat hidup dalam dunia pekat,
hidup dalam kubangan maksiat,
aku sungguh mohonkan padamu ajari aku bertobat
jangan genggam tanganku
dan menggandengnya kembali kedalam jurang kepekatan.
Aku sudah penat
dengan dunia kegelapan yang kian pekat
dalam selimut maksiat,
Tolonglah,
cukup ajarkan aku bertobat
bukan untuk kenikmatan sesaat yang sesat,
Hidup tak akan ada guna lagi,
seandainya hanya berkubang dengan memperkaya dosa diri,
sungguh aku mohonkan padamu ajari saja aku bertobat,
aku sudah penat dengan hidup yang sesat,
dan semakin saja sesat dan pekat,-
* * *
26 Agustus 2013.-
oleh : Budi Riyanto
Aku, ketika itu
terjun bebas, sebebas-bebasnya terjun
tanpa batas,
terhempas pada kedalaman jurang
yang begitu pekat dalam kegelapan,
aku tak lagi kenal norma etika dan segalanya
karena aku menganggap diriku,,,bebas,-
Bebas yang sebebas bebasnya bebas,,,
dalam kubangan jurang curam yang maha luas,,,,
Lalu aku tersadar,
bahwa langkahku kian nyasar,
bahkan kesasar dalam arah yang jelas-jelas tanpa tujuan,
aku mencoba keluar dari curamnya jurang keterpurukan
yang bebas tanpa batas,
yang tak ada lagi norma dan etika,
aku kembali keluar dari jurang itu,
aku melangkah pelan walau tertatih,
akan luka tersisa yang masih perih.
Aku mohon padamu, jangan ajak kembali aku.
Bersetubuh dengan segala kalimat maksiat,
aku mohonkan padamu ajari aku bertobat,
aku sudah penat hidup dalam dunia pekat,
hidup dalam kubangan maksiat,
aku sungguh mohonkan padamu ajari aku bertobat
jangan genggam tanganku
dan menggandengnya kembali kedalam jurang kepekatan.
Aku sudah penat
dengan dunia kegelapan yang kian pekat
dalam selimut maksiat,
Tolonglah,
cukup ajarkan aku bertobat
bukan untuk kenikmatan sesaat yang sesat,
Hidup tak akan ada guna lagi,
seandainya hanya berkubang dengan memperkaya dosa diri,
sungguh aku mohonkan padamu ajari saja aku bertobat,
aku sudah penat dengan hidup yang sesat,
dan semakin saja sesat dan pekat,-
* * *
26 Agustus 2013.-
Seperti Yang Kau Pinta
Seperti Yang Kau Pinta
oleh : Budi Riyanto
Ketika itu
Kau tanya tentang apa penawar,
yang bisa hilangkan bisa rindumu
Yang telah merasuk pada nadi rasamu
Yang begitu menyiksa setiap hari-harimu
Taklah sulit kurasa
dan aku yakin kau akan bisa
Seperti yang kau pinta
Tumbuh suburkan bencimu padaku
Niscaya formula itu akan manjur bagimu
Tapi aku tak akan menjamin, sayang,,,
yang aku takutkan akan menjadi bumerang bagimu
Lalu rasa rindumu kian berkarat dinadimu
hingga tak mampu kau bangkitkan rasa bencimu
Padaku
Seperti yang kau ungkap, sayang
Bahwa rindumu selalu ada untukku
Pada sebuah titik, tanpa koma
Untuk selalu dan selamanya
Maaf,,,
Aku telah bangkitkan rindumu selalu
Ketika kau terjaga disetiap waktu,-
* * *
| Jakarta, 26 Agustus 2013,-
oleh : Budi Riyanto
Ketika itu
Kau tanya tentang apa penawar,
yang bisa hilangkan bisa rindumu
Yang telah merasuk pada nadi rasamu
Yang begitu menyiksa setiap hari-harimu
Taklah sulit kurasa
dan aku yakin kau akan bisa
Seperti yang kau pinta
Tumbuh suburkan bencimu padaku
Niscaya formula itu akan manjur bagimu
Tapi aku tak akan menjamin, sayang,,,
yang aku takutkan akan menjadi bumerang bagimu
Lalu rasa rindumu kian berkarat dinadimu
hingga tak mampu kau bangkitkan rasa bencimu
Padaku
Seperti yang kau ungkap, sayang
Bahwa rindumu selalu ada untukku
Pada sebuah titik, tanpa koma
Untuk selalu dan selamanya
Maaf,,,
Aku telah bangkitkan rindumu selalu
Ketika kau terjaga disetiap waktu,-
* * *
| Jakarta, 26 Agustus 2013,-
Proyeksi Satu Tubuh - kolaborasi : Budi Riyanto dan "J"
Proyeksi Satu Tubuh
kolaborasi : Budi Riyanto dan "J"
Perempuan tanpa lelaki
Berjalan sendirian
Melangkah pasti tinggalkan kenangan
Menapak jalan yang begitu panjang
Tentang cerita yang kemarin
:
Dengan lumpur disepatu
Menuju kepada cerita untuk lusa
Perempuan sendirian
Berjalan tanpa lelaki
Yang entah kemana telah pergi
Tanpa pernah tinggalkan janji
Sepotongpun
:
Dengan sepatu dilumpur
Perempuan itu masih saja berjalan
dan bertahan
Bahwa pwencarian belum berakhir
Hati merupakan waktu
Tanpa dentang satu-satu
Karena irama hidup adalah sama adanya
Dari detak detik
Menuju pada menit yang berakhir pada jam
Lalu terhitung hari, minggu, bulan, dan tahun
Perempuan tanpa waktu
Berjalan dengan hati
Pada seorang lelaki
Yang telah lama memberi hati
Walau tanpa pernah tanggalkan janji
Untuk ditepati
Aku terus berjalan
Sepanjang malam
Dengan lelaki
Hanya dalam bentuk bayangan
Yang selalu menemani sepanjang jalan
Sepanjang hari
Sepanjang masa.-
* * *
23 Agustus 2013
kolaborasi : Budi Riyanto dan "J"
Perempuan tanpa lelaki
Berjalan sendirian
Melangkah pasti tinggalkan kenangan
Menapak jalan yang begitu panjang
Tentang cerita yang kemarin
:
Dengan lumpur disepatu
Menuju kepada cerita untuk lusa
Perempuan sendirian
Berjalan tanpa lelaki
Yang entah kemana telah pergi
Tanpa pernah tinggalkan janji
Sepotongpun
:
Dengan sepatu dilumpur
Perempuan itu masih saja berjalan
dan bertahan
Bahwa pwencarian belum berakhir
Hati merupakan waktu
Tanpa dentang satu-satu
Karena irama hidup adalah sama adanya
Dari detak detik
Menuju pada menit yang berakhir pada jam
Lalu terhitung hari, minggu, bulan, dan tahun
Perempuan tanpa waktu
Berjalan dengan hati
Pada seorang lelaki
Yang telah lama memberi hati
Walau tanpa pernah tanggalkan janji
Untuk ditepati
Aku terus berjalan
Sepanjang malam
Dengan lelaki
Hanya dalam bentuk bayangan
Yang selalu menemani sepanjang jalan
Sepanjang hari
Sepanjang masa.-
* * *
23 Agustus 2013
Siang Ini - by : Budi Riyanto
Siang Ini
oleh : Budi Riyanto
Garang mentari memanggang
didihkan otakku yang kian bebal
:
hanya hadirkan denyut nadi yang kian tak berirama
puncakkan pucuk emosi
pada ubun-ubun yang beruban
panas,,,,,,
meranggas,,,,,,,
seperti pepohonan tanpa tunas
Diamlah diam wahai sang emosi
redakan sesal resah dihati
mungkin senja nanti hadirkan mendung
lalu rinaikan rintik hujan
mendinginkan hati
sambil menunggu malam tiba
menanti rembulan yang kepayahan
Garang,,,,
kian memanas dihari siang
mentari tepat bertengger diubun-ubun
mencoba menghitamkan uban
:
Aku masih disini
seperti kemarin-kemarin
saat pertama kali kau kenali
* * *
| Dibawah langit Kemayoran, 22-08-2013,-
Aku Ingin - by : Budi Riyanto
Aku Ingin
oleh : Budi Riyanto
Berteduh dari panas siang ini
disela - sela tatap teduh matamu
yang selalu simpan damai
damainya kedamaian kasih sayang nan tulus
aku ingin
dan sungguh inginkan itu
Berlindung dalam teduhnya damaimu
dari panasnya hidup yang kian meranggas
Aku ingin
selalu dan selamanya
dalam dekap hangatnya hatimu
ketika dinginnya hidup menusuk jiwaku
aku ingin
selalu dan selamanya
berteduh dalam damainya hatimu
ketika panasnya kehidupan membakar jiwaku
Aku ingin
jiwamu selalu ada untuk jiwaku
ketika kita memang tercipta
menjadi satu jiwa yang sehati
* * *
23 Agustus 2013
Ilustrasi : Diambil dari Internet
Sepertinya - by : Budi Riyanto
Sepertinya
oleh : Budi Riyanto
Sepertinya
rasamu adalah sama
seperti rasaku
ketika kau ucap rindu
begitu pula rasaku
Sepertinya
rasamu adalah serasa rasaku
ketika kau ucap cinta
akupun rasakan hal yang sama
Sepertinya
rasaku dan rasamu
adalah serasi serasa
Ketika kau rindu aku
saat itu akupun rasakan rindu yang sama
ketika kau ucapkan cinta
begitu pula kuucapkan kata
Sepertinya
serasa serasi rasa kita
:
Sepertinya
hanya seperti sebuah rasa
* * *
18 Agustus 2013
Ilustrasi : Diambil dari Internet
Aku Masih Beharap - by : Budi Riyanto
Aku Masih Berharap
oleh : Budi Riyanto
Walau air mata menganak ombak
aku masih berharap
walau,,,,nafas hanya tersisa
dalam penggalan-pangelan tarikan
aku juga masih berharap
Membawa gunung yang beranak pinak
dan mengaraknya
Aku tak peduli,,,
seberapa hari hidup masih tersisa lagi
walau kering tenggorokan mengucap doa
walau ombak air mata sering mengiringnya
aku masih berharap
Membawa gunung yang masih berkembang biak
Aku tak peduli
selagi nafas masih mengiringi
harapanku, tak akan pernah mati
walau air mata menganak ombak
walau gunung menganak pinak
Aku masih berharap
* * *
Jakarta, 17 Agustus 2013
- dibawah langit Kemayoran-
Ilustrasi : Diambil dari Internet
Selasa, 06 Agustus 2013
BIARLAH - by : Budi Riyanto
BIARLAH
oleh : Budi Riyanto
Pengkhianatanmu aku nikmati
dengan leleran luka di hati
ketika segala janji telah engkau ingkari
semudah kau mengucap semudah kau mengingkari
segala janji yang telah terpatri
Biarlah,,,,
aku nikmati puisi sakit hati
ketika kau melangkah mencari pengganti
menuju pelaminan yang suci
kau tinggal dan lupakan aku,,,,sendiri
mengenangkan janji-janji yang kau ingkari
Biarlah,,,
aku nikmati pengkhinatanmu
ketika kau melangkah dengan penggantiku
dan,,,
adaku hanya kau anggap debu
yang terbang diantara angin gersang
panas yang meranggas,,,,
Biarlah,,,
aku relakan dudukmu dipelaminan
tanpa aku disampingmu
saat aku telah tergantikan,-
* * *
| 06 Agustus 2013,-
Ilustrasi : Diambil dari Internet
Setelah Kepergianmu - by : Budi Riyanto
Setelah Kepergianmu
oleh : Budi Riyanto
Setelah kepergianmu,,,
setelah beberapa waktu yang lalu
pergimu tinggalkanku untuk selamanya
menghadap sang Ilahi,,,,
sepi hidupku
lengang jiwaku
sejatiku hilang terbawa olehmu
seakan hidup tanpa makna lagi
hanya bulir - bulir air mata yang kerap mengalir
saat mengenang adamu
saat mengingat segalamu
ketika segalamu adalah segalanya bagiku
juga bagi kami
sayang,,,
tiadamu tak tergantikan,,,,
sayang,,,,
ketika pucuk-pucuk malam tertunduk pada senyap
aku hanya mampu panjatkan doa dalam sekejap
damailah adamu
damailah dalam indah surga-Nya
sayang,,,
adamu dalam sisi hatiku
tak seorangpun akan mampu menggantikanmu
bayangmu senantiasa ada disisiku
dalam hidupku
di setiap hembusan nafasku
adalah adamu melintas membayang setiap langkahku
* * *
| 06 Agustus 2013
Ilustrasi : Diambil dari Internet
Senin, 05 Agustus 2013
Aku Kangen - by : Budi Riyanto
Aku Kangen
Oleh : Budi Riyanto
Sungguh
kangennya kangen
yang maha kangen
padamu
lalu adakah rasa itu padamu
terbersit walau sesaat
terasa walau sesaat
kangen akanku
sungguh
kangenku
hingga tak terukur lagi
dan
hingga
menjelang
mati
rasa,,,,
* * *
| Jakarta, 05 Agustus 2013,-
Oleh : Budi Riyanto
Sungguh
kangennya kangen
yang maha kangen
padamu
lalu adakah rasa itu padamu
terbersit walau sesaat
terasa walau sesaat
kangen akanku
sungguh
kangenku
hingga tak terukur lagi
dan
hingga
menjelang
mati
rasa,,,,
* * *
| Jakarta, 05 Agustus 2013,-
Jumat, 02 Agustus 2013
Dan Aku Menemukanmu - by : Budi Riyanto
Dan Aku Menemukanmu
Oleh : Budi Riyanto
Dan,
aku menemukanmu
ketika kau pun menemukanku
saat masa begitu lama menelan kita
pada sebuah kisah dalam masing-masing kita jalani
aku menjalani hidupku
dan
kaupun menjalani kehidupanmu
kita terpisah
dalam hidup, masing-masing kehidupan kita
waktu berlalu
dan terus berlalu
seperti berlalunya kisah kasih kita dahulu
kau tempuh jalanmu
aku tempuh jalanku
jauh kita, dalam kehidupan kita masing-masing
Dan,
aku menemukanmu
seperti kau menemukanku
setelah berlembar-lembar kalender
tersimpan sebagai lipatan, tahun yang berganti
Namun,
rasa ini, adalah kata hati yang sama
seperti dulu masa-masa kita bersama
semasih kita dalam sejalan yang beriringan
lalu,
kini,
mampukan kita menyatu
dalam rasa yang sama seperti dulu
sedang kita,
kini adalah masing-masing yang telah beda
Dan,
aku menemukanmu
ketika kau pun menemukanku
dalam rasa yang sama
seperti,
ketika kita menjalin kisah dulu,
lalu,,
mungkinkah kita bersatu
menjalin kisah kasih baru,,,,,?
* * *
| 02 Agustus 2013,-
Kekasih Halalku - by : Kanaya Mahameru feat Budi Riyanto
Kekasih Halalku
Oleh : Kanaya Mahameru dan Budi Riyanto
Tanpa kata-kata
aku tau kamu mengasihiku
karena kurasakan dari niat tulus dan khitbahmu
untuk menghalalkan rasa itu
tanpa kamu ucap
aku tau kamu merindukanku
karena kulihat dari kesungguhan tekadmu
mendapatkan mahar dari hasil jerih payah
dan tetesan keringatmu
tanpa untaian puisi
aku tau kamu menyayangiku
karena kudengar ada namaku dalam tiap doamu
semata - mata mengharap keridhoan Allah
tanpa kamu bisikkan
aku tau kamu mencintaiku
karena hatiku bergetar saat disampingmu
wahai kekasih halalku
sungguh aku mencintaimu
harapku dengan pernikahan yang barokah ini
semakin hari kamu semakin sayang
ketika memandangku
sehingga aku merasakan getaran cinta
yang semakin mendalam
kala memandangi wajahmu
duhai kekasih halalku saat cinta ini menjadi halal
kuharap akulah yang tercantik dalam hatimu
ya ...
biarlah hanya aku yang tercantik dalam hatimu
tercantik tidak hanya untuk saat ini
ketika wajahku berselimut bedak
tetapi juga tercantik untuk nanti
ketika wajahku telah berselimut kerut
karena termakan oleh senja ...
dan kaupun telah mengerti akan segala adaku
segala rasa yang pernah ada
dan akan selalu ada tercurah
padamu,,,dan selalu padamu
tanpa perlu kuungkap segala kata
tak perlu kuurai segala kata indah merayu
ungkap kataku taklah seindah
rapi indahnya kata pujangga
yang selalu kasmaran setiap saatnya
tulus rasaku
tulus cintaku,,,,padamu duhai kekasih halalku
kekasih jiwaku,
semoga rasa kita adalah selalu untuk selamanya
sepanjang nafas kita terhembus
beriring seiring sejalan
melangkah kita selalu berdampingan
kekasih halalku, jadikanlah aku juga kekasih halalmu
untuk selalu dan selamanya
bahwa kita adalah, dua hati dalam satu jiwa,,,,
wahai kekasih halalku,
walau tak seindah kata pujangga
mengungkap cinta
namun rasaku melebihi segala aksara untaian pujangga,,,,,
* * *
| 02 Agustus 2013,-
Minggu, 21 Juli 2013
BISA SAJA AKU - by : Budi Riyanto
BISA SAJA AKU
Oleh : Budi Riyanto
Untuk memupuk amarah
lalu menumbuhkan dendam kesumat
hingga perpanjang perselisihan
tanpa kesudahan
hanya ada saling curiga
hanya ada saling sengketa
Bisa saja aku berlaku begitu
Namun aku masih punya lebih rasa cinta
masih punya lebih rasa sayang
guna damai dan redakan emosiku
guna surut dan diamkan amarahku
karena damai lebih indah
daripada resah memendam amarah
Lebih baik aku berlaku begitu
Diam,,
tanpa harus luapkan segala sangka sengketa
damai,,,,lebih indah daripada tikai
Berlalulah
andai hendak berlalu, dengan membawa amarahmu
biar diam aku dalam damaiku
aku lelah terkurung amarah sudah,-
* * *
| Jakarta, 21 Juli 2013,-
Oleh : Budi Riyanto
Untuk memupuk amarah
lalu menumbuhkan dendam kesumat
hingga perpanjang perselisihan
tanpa kesudahan
hanya ada saling curiga
hanya ada saling sengketa
Bisa saja aku berlaku begitu
Namun aku masih punya lebih rasa cinta
masih punya lebih rasa sayang
guna damai dan redakan emosiku
guna surut dan diamkan amarahku
karena damai lebih indah
daripada resah memendam amarah
Lebih baik aku berlaku begitu
Diam,,
tanpa harus luapkan segala sangka sengketa
damai,,,,lebih indah daripada tikai
Berlalulah
andai hendak berlalu, dengan membawa amarahmu
biar diam aku dalam damaiku
aku lelah terkurung amarah sudah,-
* * *
| Jakarta, 21 Juli 2013,-
Jumat, 19 Juli 2013
PLAK - by : Budi Riyanto
PLAK
Oleh : Budi Riyanto
Tamparan itu
bangunkan ambisiku
sadarkan dari dosa
bahwa kelam butuh cahaya
bahwa cahaya jangan lagi dipadamkan
Plak,,,,,,,,,,,!!!!!!!!
tamparan itu
pudar redakan nafsuku
hentikan langkah dosaku
gelap bukan lagi jalanku
kelam bukan lagi langkahku
cahaya masih ada terpegang tangan
lentera belum padam
namun jangan kau matikan
Aku butuh cahaya
walau hanya sekedar,-
* * *
| Jakarta, 19 Juli 2013,-
Oleh : Budi Riyanto
Tamparan itu
bangunkan ambisiku
sadarkan dari dosa
bahwa kelam butuh cahaya
bahwa cahaya jangan lagi dipadamkan
Plak,,,,,,,,,,,!!!!!!!!
tamparan itu
pudar redakan nafsuku
hentikan langkah dosaku
gelap bukan lagi jalanku
kelam bukan lagi langkahku
cahaya masih ada terpegang tangan
lentera belum padam
namun jangan kau matikan
Aku butuh cahaya
walau hanya sekedar,-
* * *
| Jakarta, 19 Juli 2013,-
Kamis, 18 Juli 2013
Jangan Cemari Malammu - by : Budi Riyanto
Jangan Cemari Malammu
Oleh : Budi Riyanto
Jangan cemari malammu
dengan segala sangka tanpa jeda
hingga picu sengketa tanpa nyata
rebahkanlah lelahmu
rebahkanlah sangkamu dalam dekap malammu
Biarkanlah sakralnya malammu
berlayar dilangit malammu
melarung dilangit cerah
melarung dalam senyapnya malam
bukan malam yang tercemar
Jangan cemari sakral malammu
biarkan saja,,,
biarkan berlalu sakral malammu
tanpa segala beban sangka sengketa
biarkan indah malammu
malam sakral ini
malam milikmu
tanpa sangka,,,bangunkan sengketa
Jangan cemari sakralnya malammu,_
* * *
| Jakarta, 18 Juli 2013,-
Oleh : Budi Riyanto
Jangan cemari malammu
dengan segala sangka tanpa jeda
hingga picu sengketa tanpa nyata
rebahkanlah lelahmu
rebahkanlah sangkamu dalam dekap malammu
Biarkanlah sakralnya malammu
berlayar dilangit malammu
melarung dilangit cerah
melarung dalam senyapnya malam
bukan malam yang tercemar
Jangan cemari sakral malammu
biarkan saja,,,
biarkan berlalu sakral malammu
tanpa segala beban sangka sengketa
biarkan indah malammu
malam sakral ini
malam milikmu
tanpa sangka,,,bangunkan sengketa
Jangan cemari sakralnya malammu,_
* * *
| Jakarta, 18 Juli 2013,-
Selasa, 18 Juni 2013
AKU WAKILKAN - by : Budi Riyanto
AKU WAKILKAN
oleh : Budi Riyanto
Bukan aku tak mampu mengucap
barang sepatah katapun
guna legakan gundahmu
juga resah yang selalu selimuti sepimu
hingga selalu usik lelapnya malammu
bukan itu
aku tak pandai bercakap
hingga teduhkan hatimu
yang selalu menyimpan kedamaian hidup
maafkan aku,,,,
aku wakilkan kataku
bersama penaku yang taklah tajam
hanya mampu mengeja ukir kata tanpa makna
aku wakilkan rasa
lewat pena yang taklah tajam
semoga engkau bisa memaknainya
segala rasa yang telah tertoreh
dalam aksara terbata-bata
lewat pena
aku wakilkan rasa,-
* * *
| Jakarta, 18 Juni 2013
oleh : Budi Riyanto
Bukan aku tak mampu mengucap
barang sepatah katapun
guna legakan gundahmu
juga resah yang selalu selimuti sepimu
hingga selalu usik lelapnya malammu
bukan itu
aku tak pandai bercakap
hingga teduhkan hatimu
yang selalu menyimpan kedamaian hidup
maafkan aku,,,,
aku wakilkan kataku
bersama penaku yang taklah tajam
hanya mampu mengeja ukir kata tanpa makna
aku wakilkan rasa
lewat pena yang taklah tajam
semoga engkau bisa memaknainya
segala rasa yang telah tertoreh
dalam aksara terbata-bata
lewat pena
aku wakilkan rasa,-
* * *
| Jakarta, 18 Juni 2013
JANGAN TATAP MATAKU - by : Budi Riyanto
JANGAN TATAP MATAKU
oleh : Budi Riyanto
Jangan pernah tatap mataku
dulu pernah aku bilang
entah berapa kali aku ulang
jangan pernah selami dalamnya mataku
yang didalamnya telah aku simpan
selaksa kesedihan yang tak berkesudahan
jangan tatap mataku
yang hanya menyimpan segala belas kasihan
aku takutkan itu
aku takut ketika kau tatap mataku
akan timbul dalam hatimu
rasa belas kasihan yang berkepanjangan
lalu timbul rasa kasih rasa sayang
jangan tatap mataku
aku takutkan sebilah pedang disebalik mataku
akan menyayat merahnya hatimu
dan terluka
lalu buraikan air matamu berderaian
seiring rintik gerimis perlahan membadai
Jangan tatap mataku
aku tak kuasa menyakitimu,,,,
,,,,,,,,,,lagi,,,,,
* * *
| Jakarta, 18 Juni 2013
( setahun TEMBANG JIWA )
oleh : Budi Riyanto
Jangan pernah tatap mataku
dulu pernah aku bilang
entah berapa kali aku ulang
jangan pernah selami dalamnya mataku
yang didalamnya telah aku simpan
selaksa kesedihan yang tak berkesudahan
jangan tatap mataku
yang hanya menyimpan segala belas kasihan
aku takutkan itu
aku takut ketika kau tatap mataku
akan timbul dalam hatimu
rasa belas kasihan yang berkepanjangan
lalu timbul rasa kasih rasa sayang
jangan tatap mataku
aku takutkan sebilah pedang disebalik mataku
akan menyayat merahnya hatimu
dan terluka
lalu buraikan air matamu berderaian
seiring rintik gerimis perlahan membadai
Jangan tatap mataku
aku tak kuasa menyakitimu,,,,
,,,,,,,,,,lagi,,,,,
* * *
| Jakarta, 18 Juni 2013
( setahun TEMBANG JIWA )
Jumat, 14 Juni 2013
LARUNG RASA - by : Budi Riyanto
LARUNG RASA
oleh : Budi Riyanto
Aku larungkan rasa
terbawa dalam alunan ombak
bergelombang seirama dendangan jiwa
mengguman dalam tembang
sumbang tembangku tak berirama
namun seirama kala kita dendangkan bersama
sumbangku tertutup merdu lagumu
Aku larungkan rasa
bersama rasamu mengarungi samudera rasa
pada dermaga yang sama kita labuhkannya
di ujung senja
di bawah langit yang sama
menunggu malam
yang kadang bersama rembulan
yang kadang berteman gemintang
yang kadang pekat awan membentang
inilah hidup
inilah kenyataan
pada bumi
pada laut
pada langit
yang sama kita duduk, bediri, berjalan dan kadang diam dalam tidur
Aku larungkan rasa
rasa yang sama dengan rasamu,-
* * *
Jakarta, 14 Juni 2013.-
oleh : Budi Riyanto
Aku larungkan rasa
terbawa dalam alunan ombak
bergelombang seirama dendangan jiwa
mengguman dalam tembang
sumbang tembangku tak berirama
namun seirama kala kita dendangkan bersama
sumbangku tertutup merdu lagumu
Aku larungkan rasa
bersama rasamu mengarungi samudera rasa
pada dermaga yang sama kita labuhkannya
di ujung senja
di bawah langit yang sama
menunggu malam
yang kadang bersama rembulan
yang kadang berteman gemintang
yang kadang pekat awan membentang
inilah hidup
inilah kenyataan
pada bumi
pada laut
pada langit
yang sama kita duduk, bediri, berjalan dan kadang diam dalam tidur
Aku larungkan rasa
rasa yang sama dengan rasamu,-
* * *
Jakarta, 14 Juni 2013.-
Sabtu, 08 Juni 2013
Mengais Harap Sepanjang Titian Senja - by : Budi Riyanto
Mengais Harap Sepanjang Titian Senja
oleh : Budi Riyanto
Matahari,,,telah merayap pelan
menepi di barat menuju peraduan
senja temaram jingga membentang
gambaran hidupku
yang merangkak pelan di bawah kaki senja
sesenja usiaku menuju uzur
aku masih meniti titian senja ini
demi harapan-harapan,,,,,pasti
sepasti senja selalu menuju malam
sepasti hidup selalu menuju mati
aku masih mengais harap
sepanjang titian senja membentang
bersamamu,,,,
dengan genggaman lembutnya tanganmu
temaniku mengais harap
dalam titian senja jinggaku
jangan pupuskan harapan
jangan lenyapkan impian
mari kita bergandeng tangan
dalam langkah kebersamaan
mewujudkan harap dan mimpi,,,,,kita
menjadi satu kenyataan,,,,,,pasti
mengais harap sepanjang titian senja
berjalan beriringan kita wujudkan harap
ketika adamu adalah adaku juga
ketika itu adalah adaku dalam adamu pula
mengais harap sepanjang titian senja
selalu dan selamanya,,,,
* * *
| Jakarta, 08 Juni 2013,-
_budiri_
Lelaki Itu - by : Budi Riyanto
Lelaki Itu
oleh : Budi Riyanto
Belum sempat aku berjabat tangan
memperkenalkan diriku
sebagai laki-laki
Lelaki itu,
yang aku tahu dari banyak ceritamu
tentang kehebatannya
di "ladang" dan di "ranjang"
tahuku, dari mulut dan tubuhmu yang bercerita
Lelaki itu,
adalah lelakinya beberapa tahun yang lalu
dengan seorang anak kecil
dan jabang bayi dikandungan perempuannya
,,,saat itu,
telah kau dekap dalam pelukmu
dan kini adalah lelakimu
Lelaki itu,
adalah lelakimu,
setelah meninggalkan dua anak dan seorang perempuannya
demi inginkan dekap hangat peluk
nafsumu
Lelaki itu,
aku belum sempat berkenalan
sebagai sesama laki-laki,
* * *
Jakarta, 07 Juni 2013
oleh : Budi Riyanto
Belum sempat aku berjabat tangan
memperkenalkan diriku
sebagai laki-laki
Lelaki itu,
yang aku tahu dari banyak ceritamu
tentang kehebatannya
di "ladang" dan di "ranjang"
tahuku, dari mulut dan tubuhmu yang bercerita
Lelaki itu,
adalah lelakinya beberapa tahun yang lalu
dengan seorang anak kecil
dan jabang bayi dikandungan perempuannya
,,,saat itu,
telah kau dekap dalam pelukmu
dan kini adalah lelakimu
Lelaki itu,
adalah lelakimu,
setelah meninggalkan dua anak dan seorang perempuannya
demi inginkan dekap hangat peluk
nafsumu
Lelaki itu,
aku belum sempat berkenalan
sebagai sesama laki-laki,
* * *
Jakarta, 07 Juni 2013
Minggu, 12 Mei 2013
Padamu - by : Budi Riyanto
pesanku
oleh : Budi Riyanto
sebelum berangkatku
yang hanya berjarak dan berbatas waktu
sungging simpulkan senyummu mengantarku
karena takkan lama jauhku darimu
takkanlah lama pergiku
mungkin hanya akan tertinggal dan tersisa
rasa kangen kita
dan menyiksa
sebelum berangkatku
selipkan senyummu dalam setiap langkahku
hingga temani hari-hariku
ketika adaku dalam jauhmu
sebelum berangkatku
jangan sajikan risau resahmu
dihadapku,,,,,
usah segala resah kau kisah
jauhku hanya sementara waktu
seakan hanya berbatas antara malam dan siang
pun
kita masih ada sua ketika mimpi,,,,ada,,,
sebelum berangkatku,,,,
,,,,tunggulah datangku,,,,
dengan segenap kangenmu,,,,,
* * *
| Jakarta, 12 Mei 2013,-
oleh : Budi Riyanto
sebelum berangkatku
yang hanya berjarak dan berbatas waktu
sungging simpulkan senyummu mengantarku
karena takkan lama jauhku darimu
takkanlah lama pergiku
mungkin hanya akan tertinggal dan tersisa
rasa kangen kita
dan menyiksa
sebelum berangkatku
selipkan senyummu dalam setiap langkahku
hingga temani hari-hariku
ketika adaku dalam jauhmu
sebelum berangkatku
jangan sajikan risau resahmu
dihadapku,,,,,
usah segala resah kau kisah
jauhku hanya sementara waktu
seakan hanya berbatas antara malam dan siang
pun
kita masih ada sua ketika mimpi,,,,ada,,,
sebelum berangkatku,,,,
,,,,tunggulah datangku,,,,
dengan segenap kangenmu,,,,,
* * *
| Jakarta, 12 Mei 2013,-
Minggu, 05 Mei 2013
Pada Sebuah Senja - by : Budi Riyanto
Pada Sebuah Senja
oleh : Budi Riyanto
Lalu kenapa aku harus sajikan kebosanan
sedang senja masih antarkan
warna keindahan dalam keemasan
Lalu kenapa harus aku timbulkan kebosanan
hingga buatmu muak
sedangkan senja masih sajikan kedamaian
mungkin jenuhmu telah memuncak
hingga paksa rasamu pada satu titik kebosanan
jemu
jenuh
jengah
satu kemuakkan yang membosankan
satu kebosanan yang memuakkan
Pada sebuah senja hari ini
aku berharap masih ada senja-senja lagi yang indah
karena kita
adalah selalu dan selamanya
tepis bosanmu
gantikan dengan senyummu
kita nikmati senja ini,-
* * *
| Jakarta, 05 Mei 2013,-
oleh : Budi Riyanto
Lalu kenapa aku harus sajikan kebosanan
sedang senja masih antarkan
warna keindahan dalam keemasan
Lalu kenapa harus aku timbulkan kebosanan
hingga buatmu muak
sedangkan senja masih sajikan kedamaian
mungkin jenuhmu telah memuncak
hingga paksa rasamu pada satu titik kebosanan
jemu
jenuh
jengah
satu kemuakkan yang membosankan
satu kebosanan yang memuakkan
Pada sebuah senja hari ini
aku berharap masih ada senja-senja lagi yang indah
karena kita
adalah selalu dan selamanya
tepis bosanmu
gantikan dengan senyummu
kita nikmati senja ini,-
* * *
| Jakarta, 05 Mei 2013,-
Maafkan Aku - by : Budi Riyanto
Maafkan Aku
oleh : Budi Riyanto
Ketika langkah kita tiba
pada sebuah persimpangan jalan
pegangan tangan kita kau lepas
langkahmu menuju matahari terbit
aku melangkah
menuju tenggelamnya matahari
langkahmu melangkah membawa sedihmu
langkahku melangkah membawa lukaku
sama-sama kita tersayat luka
pisau kesalah pahaman
telah merobek rasa saling pengertian
diantara kita
benih curiga telah membiak didalam dada kita
berkembang bak jamur dimusim penghujan
tiada terlerai segala tikai
hilanglah damai
langkahmu menjauh
menantang garang matahari
langkahku menepi menuju
menuju redupnya matahari
menanti senja
lambaikan tangan dan tanggalkan senyuman
semoga kita sua pada sebuah malam,-
* * *
| Jakarta, 05 Mei 2013,-
oleh : Budi Riyanto
Ketika langkah kita tiba
pada sebuah persimpangan jalan
pegangan tangan kita kau lepas
langkahmu menuju matahari terbit
aku melangkah
menuju tenggelamnya matahari
langkahmu melangkah membawa sedihmu
langkahku melangkah membawa lukaku
sama-sama kita tersayat luka
pisau kesalah pahaman
telah merobek rasa saling pengertian
diantara kita
benih curiga telah membiak didalam dada kita
berkembang bak jamur dimusim penghujan
tiada terlerai segala tikai
hilanglah damai
langkahmu menjauh
menantang garang matahari
langkahku menepi menuju
menuju redupnya matahari
menanti senja
lambaikan tangan dan tanggalkan senyuman
semoga kita sua pada sebuah malam,-
* * *
| Jakarta, 05 Mei 2013,-
SATU SISIKU - by : Budi Riyanto
SATU SISIKU
oleh : Budi Riyanto
Telah aku hapus
satu sisiku,
dan tak akan kembali aku lukis lagi
tentang lukisan kelam kisah usang
biarkan kosong sebagai cermin
ketika langkah hilang arah
aku sudah terlalu lelah
ketika melangkah selalu salah
Telah aku hapus
satu sisiku
ketika tinta rupa tak ada lagi warna
lalu
biarkan berjalan apa adanya
seperti yang seharusnya
Telah aku hapus
satu sisiku
tinggal tertinggal adamu
disisiku, selalu dan selamanya
sejalan beriringan berdampingan
dan
hadapi hidup ini
selalu dengan senyuman,-
* * *
| Jakarta, 05 Mei 2013,-
oleh : Budi Riyanto
Telah aku hapus
satu sisiku,
dan tak akan kembali aku lukis lagi
tentang lukisan kelam kisah usang
biarkan kosong sebagai cermin
ketika langkah hilang arah
aku sudah terlalu lelah
ketika melangkah selalu salah
Telah aku hapus
satu sisiku
ketika tinta rupa tak ada lagi warna
lalu
biarkan berjalan apa adanya
seperti yang seharusnya
Telah aku hapus
satu sisiku
tinggal tertinggal adamu
disisiku, selalu dan selamanya
sejalan beriringan berdampingan
dan
hadapi hidup ini
selalu dengan senyuman,-
* * *
| Jakarta, 05 Mei 2013,-
Sabtu, 04 Mei 2013
B e t i n a - by : Budi Riyanto
B e t i n a
oleh : Budi Riyanto
tentang kasih yang kau kisah
adalah sampah
tentang cinta yang sering kau gumam dalam senandung
adalah nafsumu yang terselubung
tentang sayang yang sering kau dendang
adalah tarianmu yang jalang
tentang rindumu yang mendayu rayu
adalah sembilu yang siap menyayat pilu
melengganglah,,,menjamah segala salah
bergumul dalam segala nista dosa
hingga terpuaskan segala kesumat nafsumu
dalam setiap desah nafas yang terengah
nafsumu tiada terbilang sudah
betina itu,
dalam dekap-nya dulu
dalam dekap-mu kini
dalam dekap-ku suatu ketika itu
merangkai sebuah dosa
betina itu,
dalam dekap peluk-mu kini
semoga hentikan petualangan naluri
walau nafsunya tiada pernah terhenti
pada satu titik kata
sebuah puas
tentang kasih
tentang sayang
tentang cinta
tentang rindu
,,,,,hanyalah nafsu,,,,,
tentang segala binalmu,-
* * *
| Jakarta, 4 Mei 2013,-
oleh : Budi Riyanto
tentang kasih yang kau kisah
adalah sampah
tentang cinta yang sering kau gumam dalam senandung
adalah nafsumu yang terselubung
tentang sayang yang sering kau dendang
adalah tarianmu yang jalang
tentang rindumu yang mendayu rayu
adalah sembilu yang siap menyayat pilu
melengganglah,,,menjamah segala salah
bergumul dalam segala nista dosa
hingga terpuaskan segala kesumat nafsumu
dalam setiap desah nafas yang terengah
nafsumu tiada terbilang sudah
betina itu,
dalam dekap-nya dulu
dalam dekap-mu kini
dalam dekap-ku suatu ketika itu
merangkai sebuah dosa
betina itu,
dalam dekap peluk-mu kini
semoga hentikan petualangan naluri
walau nafsunya tiada pernah terhenti
pada satu titik kata
sebuah puas
tentang kasih
tentang sayang
tentang cinta
tentang rindu
,,,,,hanyalah nafsu,,,,,
tentang segala binalmu,-
* * *
| Jakarta, 4 Mei 2013,-
Ijinkan Aku - by : Budi Riyanto
Ijinkan Aku
oleh : Budi Riyanto
Ijinkan aku,,
sebentar,,,cukup sebentar saja
usap belai ujung rambutmu
guna tuntaskan rinduku
yang juga rindumu
aku tahu itu
usah simpan rasamu hingga siksakan ragamu
aku masih ada
dengan lapang dada
guna bersandarnya letih rindumu
pada dadaku
Ijinkan aku,,,
sekejap,,,,cukup sekejap saja
agar lapang didada
akan rasa rindu yang menyiksa
Aku tahu akan itu
akan rindumu yang selalu ada terasa
teruntuk rinduku rindukanmu
Ijinkan aku,,,
rasai rindu ini
hari ini,,,lusa dan selamanya
selalu merinduimu
dan
tetap merinduimu,-
* * *
| Jakarta, 4 Mei 2013,-
oleh : Budi Riyanto
Ijinkan aku,,
sebentar,,,cukup sebentar saja
usap belai ujung rambutmu
guna tuntaskan rinduku
yang juga rindumu
aku tahu itu
usah simpan rasamu hingga siksakan ragamu
aku masih ada
dengan lapang dada
guna bersandarnya letih rindumu
pada dadaku
Ijinkan aku,,,
sekejap,,,,cukup sekejap saja
agar lapang didada
akan rasa rindu yang menyiksa
Aku tahu akan itu
akan rindumu yang selalu ada terasa
teruntuk rinduku rindukanmu
Ijinkan aku,,,
rasai rindu ini
hari ini,,,lusa dan selamanya
selalu merinduimu
dan
tetap merinduimu,-
* * *
| Jakarta, 4 Mei 2013,-
Sang Pemetik - by: Budi Riyanto
Sang Pemetik
oleh : Budi Riyanto
tebar tabur benih rasa
tumbuh subur dalam jiwa
pupuk puja-puji untaian rasa
semaian subur semakin kian
sang pemetik menunggu panen tiba
jebak jerat lilitan kata
makna selubung arti kabur
buram
sang pemetik menari girang
dengan nanar mata jalang
tebar tabur bujuk merayu
dayu mendayu tipis mengiris
sayatan luka kembang terpetik
lara
sisakan luka
petikan tersia
wahai,,,,,sang pemetik
kapankah tiba jera,-
* * *
| Jakarta, 4 Mei 2013,-
oleh : Budi Riyanto
tebar tabur benih rasa
tumbuh subur dalam jiwa
pupuk puja-puji untaian rasa
semaian subur semakin kian
sang pemetik menunggu panen tiba
jebak jerat lilitan kata
makna selubung arti kabur
buram
sang pemetik menari girang
dengan nanar mata jalang
tebar tabur bujuk merayu
dayu mendayu tipis mengiris
sayatan luka kembang terpetik
lara
sisakan luka
petikan tersia
wahai,,,,,sang pemetik
kapankah tiba jera,-
* * *
| Jakarta, 4 Mei 2013,-
Pada Sepotong Senja - by : Budi Riyanto
Pada Sepotong Senja
oleh : Budi Riyanto
Senja telah semakin redup
Mentari sudah pulang keperaduan
,,,malam,,,
sepoi angin senja kabarkan rindumu
yang tertinggal diantara aksaramu
aku menyimpan rindu
serapi aku simpan rinduku
dekatmu adalah jauh bagiku
agar aku rasakan indah rinduku
agar aku leluasa untai rasaku
Senjaku,,,,adalah semakin indah
berteman rindumu,
mengantar malamku,,,,,
Cukup lambaikan senyummu
dalam setiap cakap sambutku
aku dan kamu
adalah satu,
untuk selalu dan selamanya,-
* * *
| Jakarta, 3 Mei 2013.-
oleh : Budi Riyanto
Senja telah semakin redup
Mentari sudah pulang keperaduan
,,,malam,,,
sepoi angin senja kabarkan rindumu
yang tertinggal diantara aksaramu
aku menyimpan rindu
serapi aku simpan rinduku
dekatmu adalah jauh bagiku
agar aku rasakan indah rinduku
agar aku leluasa untai rasaku
Senjaku,,,,adalah semakin indah
berteman rindumu,
mengantar malamku,,,,,
Cukup lambaikan senyummu
dalam setiap cakap sambutku
aku dan kamu
adalah satu,
untuk selalu dan selamanya,-
* * *
| Jakarta, 3 Mei 2013.-
Kepada Serigala Liar - by : Budi Riyanto
Kepada Serigala Liar :
oleh : Budi Riyanto
Redam,,,,redamlah nafsu keliaranmu
usah asah kembali taringmu
usah juntai julurkan kembali
lidah ludah liur najismu
Biarkan,,,,biarkanlah purnama tetap indah
usah usik malam dengan lengking lolong panjangmu
mengabarkan birahi kemaksiatan
Redamlah,,,,redam birahi jalangmu
usah usik kedamaian malam nan hening
biarkan rembulan bersetubuh dengan malam
biarkan gemintang bercengkarama dengan awan
Wahai,,,,,sang serigala liar
usah asah kembali taringmu
cukup kawal malam dalam damai
tanpa lengking lolong panjangmu
mengusik ketentraman malam
kubur lidah julur liur najismu
Dan,,,
hentikan petualangan jalang,-
* * *
| Jakarta, 3 Mei 2013.-
oleh : Budi Riyanto
Redam,,,,redamlah nafsu keliaranmu
usah asah kembali taringmu
usah juntai julurkan kembali
lidah ludah liur najismu
Biarkan,,,,biarkanlah purnama tetap indah
usah usik malam dengan lengking lolong panjangmu
mengabarkan birahi kemaksiatan
Redamlah,,,,redam birahi jalangmu
usah usik kedamaian malam nan hening
biarkan rembulan bersetubuh dengan malam
biarkan gemintang bercengkarama dengan awan
Wahai,,,,,sang serigala liar
usah asah kembali taringmu
cukup kawal malam dalam damai
tanpa lengking lolong panjangmu
mengusik ketentraman malam
kubur lidah julur liur najismu
Dan,,,
hentikan petualangan jalang,-
* * *
| Jakarta, 3 Mei 2013.-
Kamis, 02 Mei 2013
Aku Menemukanmu - by : Budi Riyanto
Aku Menemukanmu
oleh : Budi Riyanto
Ketika lelah kaki ini melangkah
diantara jalanan berdebu dan berbatu
aku telah menemukanmu
dalam satu sambut senyummu
sejuk indahnya
sebuah kedamaian terlukiskan
Aku telah temukan kedamaian itu
disela-sela dua matamu
yang tergambar lewat senyummu
Ketika hati ini rapuh, ketika raga ingin berlabuh
dan meneduh
adalah adamu yang selalu memapah
setiap langkah
biarkan,,,biarkanlah adaku
selalu dan selamanya
menghabiskan sisa waktu yang masih ada
bersamamu habiskan senjaku
Biarkan diriku selalu dan selamanya
mencintaimu sepanjang hidupku
hingga tiba ajalku
semoga tiada letih dan sedih hatimu
dalam mendampingi setiap langkahku
tanpamu,
adalah tiada daya adaku,-
* * *
| Jakarta, 2 Mei 2013,-
oleh : Budi Riyanto
Ketika lelah kaki ini melangkah
diantara jalanan berdebu dan berbatu
aku telah menemukanmu
dalam satu sambut senyummu
sejuk indahnya
sebuah kedamaian terlukiskan
Aku telah temukan kedamaian itu
disela-sela dua matamu
yang tergambar lewat senyummu
Ketika hati ini rapuh, ketika raga ingin berlabuh
dan meneduh
adalah adamu yang selalu memapah
setiap langkah
biarkan,,,biarkanlah adaku
selalu dan selamanya
menghabiskan sisa waktu yang masih ada
bersamamu habiskan senjaku
Biarkan diriku selalu dan selamanya
mencintaimu sepanjang hidupku
hingga tiba ajalku
semoga tiada letih dan sedih hatimu
dalam mendampingi setiap langkahku
tanpamu,
adalah tiada daya adaku,-
* * *
| Jakarta, 2 Mei 2013,-
Rabu, 01 Mei 2013
Karena Aku Seorang Buruh - by : Budi Riyanto
otot
dan
keringat
adalah modalku
otakku
hanya sekali waktu
dibutuhkan
karena aku
hanya seorang buruh
demi perut terisi nasi
demi hidup terjalani
karena aku hanya seorang buruh
lelah dan peluh
adalah sajian hari-hari
kesah dan keluh
sepertinya tiada lagi
karena aku
hanya seorang buruh
lalu apa pedulimu
jika aku hanya seorang buruh
dan
itulah adaku
: BURUH
* * *
: 1 Mei 2013,-
dan
keringat
adalah modalku
otakku
hanya sekali waktu
dibutuhkan
karena aku
hanya seorang buruh
demi perut terisi nasi
demi hidup terjalani
karena aku hanya seorang buruh
lelah dan peluh
adalah sajian hari-hari
kesah dan keluh
sepertinya tiada lagi
karena aku
hanya seorang buruh
lalu apa pedulimu
jika aku hanya seorang buruh
dan
itulah adaku
: BURUH
* * *
: 1 Mei 2013,-
INI BUKAN LAGI JAMANNYA - by : Budi Riyanto
INI BUKAN LAGI JAMANNYA
Oleh : Budi Riyanto
Lalu mana janjimu,
janji kita yang telah kita ikrarkan bersama
bahwa dirimu ada selalu untukku
sedangkan diriku pasti akan ada selalu bagimu
mungkin,,,,
dimata kedua orang tuamu aku adalah hina
lalu dipersiapkannya jodoh untukmu
sayang,,,,,,
mana ketegaranmu yang dulu
yang selalu seia-sekata memperjuangkan cinta kita
yang selalu kita hadapi hidup
dalam suka dan sedih selalu bersama
aku tiada lelah memperjuangkan cinta ini
lalu kau begitu saja pasrah dan menyerah
pada seseorang pilihan orang tuamu
sebegitu mudahkah engkau menyerah kasih,,,,,,,,,,,,,?
berlalu kau tinggalkan aku dalam kesendirian
mengejar jodoh yang telah terpilihkan,,,,?
mana janji setiamu dulu
mana ikrar kita yang akan selalu menyatu
aku tiada lelah
membangun cinta kita berdua
lalu kau berlalu begitu saja
menyerah dan pasrah
meninggalkanku melangkah
dalam perjuanganku yang tanpa lelah
kasih,,,
segala cinta ini akan selalu ada
padamu
selamanya,-
kasih,,,
ini bukan lagi jamannya
jodoh ditangan orang tua kita.-
* * *
Oleh : Budi Riyanto
Lalu mana janjimu,
janji kita yang telah kita ikrarkan bersama
bahwa dirimu ada selalu untukku
sedangkan diriku pasti akan ada selalu bagimu
mungkin,,,,
dimata kedua orang tuamu aku adalah hina
lalu dipersiapkannya jodoh untukmu
sayang,,,,,,
mana ketegaranmu yang dulu
yang selalu seia-sekata memperjuangkan cinta kita
yang selalu kita hadapi hidup
dalam suka dan sedih selalu bersama
aku tiada lelah memperjuangkan cinta ini
lalu kau begitu saja pasrah dan menyerah
pada seseorang pilihan orang tuamu
sebegitu mudahkah engkau menyerah kasih,,,,,,,,,,,,,?
berlalu kau tinggalkan aku dalam kesendirian
mengejar jodoh yang telah terpilihkan,,,,?
mana janji setiamu dulu
mana ikrar kita yang akan selalu menyatu
aku tiada lelah
membangun cinta kita berdua
lalu kau berlalu begitu saja
menyerah dan pasrah
meninggalkanku melangkah
dalam perjuanganku yang tanpa lelah
kasih,,,
segala cinta ini akan selalu ada
padamu
selamanya,-
kasih,,,
ini bukan lagi jamannya
jodoh ditangan orang tua kita.-
* * *
Rabu, 24 April 2013
PADAMU - by : Budi Riyanto
Permintaan sahabat Fb :
(untuk seseorang yang istimewa)
PADAMU
by ; Budi Riyanto
Ketika itu
pada sebuah malam
menjelang hari jadimu
seperti biasa tanpa kado dariku
,,,karena kasih sayangku padamu
adalah melebihi harga sebuah kado
yang berbatas,,,,,
sedang kasih sayangku padamu, adalah tanpa batas
malam itu,
kita hanya pandangi langit malam
yang bertabur bintang keremangan
beralas aspal disebuah parkiran
menghitung bintang
dan mengucap doa pengharapan
malam itu,
menjelang hari jadimu
Saat ini,
hari ini, adalah hari jadimu yang kesekian tahun
seperti biasa
tanpa kado yang istimewa
hanyalah sepotong doa
yang tulus adanya
dariku, yang dulu pernah ada dalam hidupmu
dan, aku berharap semoga adamu
sehat selalu, berbahagia selamanya
bersama seseorang yang istimewa
dan itu, bukan aku
Saat ini,
hari ini, adalah hari jadimu
nikmatilah bahagiamu, selamanya,-
* * *
| Jakarta, 24 April 2013,-
(untuk seseorang yang istimewa)
PADAMU
by ; Budi Riyanto
Ketika itu
pada sebuah malam
menjelang hari jadimu
seperti biasa tanpa kado dariku
,,,karena kasih sayangku padamu
adalah melebihi harga sebuah kado
yang berbatas,,,,,
sedang kasih sayangku padamu, adalah tanpa batas
malam itu,
kita hanya pandangi langit malam
yang bertabur bintang keremangan
beralas aspal disebuah parkiran
menghitung bintang
dan mengucap doa pengharapan
malam itu,
menjelang hari jadimu
Saat ini,
hari ini, adalah hari jadimu yang kesekian tahun
seperti biasa
tanpa kado yang istimewa
hanyalah sepotong doa
yang tulus adanya
dariku, yang dulu pernah ada dalam hidupmu
dan, aku berharap semoga adamu
sehat selalu, berbahagia selamanya
bersama seseorang yang istimewa
dan itu, bukan aku
Saat ini,
hari ini, adalah hari jadimu
nikmatilah bahagiamu, selamanya,-
* * *
| Jakarta, 24 April 2013,-
Rabu, 17 April 2013
Sebuah Rumah Berpintu Satu - oleh : Budi Riyanto
Sebuah Rumah Berpintu Satu
oleh : Budi Riyanto
Mata kuyu layu,
kaki melangkah pelan, lelah
- laki-laki itu menuju ke arah pintu sebuah rumah, yang hanya berpintu satu
tanpa jendela, tanpa kaca
Dengan dada sebelah kanan, tertancap sebilah pisau
hitam karatan
hati telah terkoyak oleh entah
dan berdarah
satu luka terukir dari sebuah kisah indah
Mata kuyu layu
kaki melangkah pelan, lelah
- laki-laki itu terdiam dalam hati yang berdarah
menuju ke arah pintu sebuah rumah, yang hanya berpintu satu
tanpa jendela, tanpa kaca
- perempuan itu menyambut laki-laki dengan pisau berkarat di dada yang menancap
( dengan menahan perih, karena dua pisau berkarat telah menancap di dada perempuan itu,
pun oleh entah ), dua luka terukir dari sebuah kisah resah
Sebuah pertemuan bisu,
pada sebuah rumah berpintu satu
tanpa jendela, tanpa kaca
sepasang manusia, dengan pisau berkarat tertancap di dada
yang oleh entah
terluka hati berdarah
Mata kuyu layu laki-laki itu
disambut perempuan dalam tangisan sendu
bersatu dalam pelukan, dengan pisau berkarat di dada masing-masing, yang masih menancap.-
* * *
| Jakarta, 17 April 2013,-
oleh : Budi Riyanto
Mata kuyu layu,
kaki melangkah pelan, lelah
- laki-laki itu menuju ke arah pintu sebuah rumah, yang hanya berpintu satu
tanpa jendela, tanpa kaca
Dengan dada sebelah kanan, tertancap sebilah pisau
hitam karatan
hati telah terkoyak oleh entah
dan berdarah
satu luka terukir dari sebuah kisah indah
Mata kuyu layu
kaki melangkah pelan, lelah
- laki-laki itu terdiam dalam hati yang berdarah
menuju ke arah pintu sebuah rumah, yang hanya berpintu satu
tanpa jendela, tanpa kaca
- perempuan itu menyambut laki-laki dengan pisau berkarat di dada yang menancap
( dengan menahan perih, karena dua pisau berkarat telah menancap di dada perempuan itu,
pun oleh entah ), dua luka terukir dari sebuah kisah resah
Sebuah pertemuan bisu,
pada sebuah rumah berpintu satu
tanpa jendela, tanpa kaca
sepasang manusia, dengan pisau berkarat tertancap di dada
yang oleh entah
terluka hati berdarah
Mata kuyu layu laki-laki itu
disambut perempuan dalam tangisan sendu
bersatu dalam pelukan, dengan pisau berkarat di dada masing-masing, yang masih menancap.-
* * *
| Jakarta, 17 April 2013,-
Saat Berada Di Antara Kalian - oleh : Budi Riyanto
Saat Berada Di Antara Kalian
oleh : Budi Riyanto
Entah dimana kau letak adaku
pada bilik hati yang sebelah mana, entah
sedang aku merasa ada saat kau anggap ada
sedang aku merasa tiada ketika kau abaikan
aku,,,
berada di antara kalian
entah sebagai apa
ketika rindu kau rasakan
seperti itu pula aku merasakan
walau tak pernah aku ungkapkan
karena aku tahu hanya akan sakit aku rasakan
ketika rasa rindu yang tak pernah tersampaikan
biarlah,
Entah dimana kau letak adaku
ketika aku berada di antara kalian
adakah adaku diantara itu
atau hanya sebatas bayang semu
yang tak lagi berarti bagimu
sedang adaku adalah nyata
di antara kalian
berada dalam ketidak pastian
dan tak menuntut kepastian
Entah dimana kau letak adaku
ketika kau rasakan rindumu akanku
sedangkan aku berada di antara kalian
Ketika berada di antara kalian
aku berada di antara ketidak pastian
dan tak menuntut kepastian,-
* * *
| Jakarta, 17 April 2013,-
oleh : Budi Riyanto
Entah dimana kau letak adaku
pada bilik hati yang sebelah mana, entah
sedang aku merasa ada saat kau anggap ada
sedang aku merasa tiada ketika kau abaikan
aku,,,
berada di antara kalian
entah sebagai apa
ketika rindu kau rasakan
seperti itu pula aku merasakan
walau tak pernah aku ungkapkan
karena aku tahu hanya akan sakit aku rasakan
ketika rasa rindu yang tak pernah tersampaikan
biarlah,
Entah dimana kau letak adaku
ketika aku berada di antara kalian
adakah adaku diantara itu
atau hanya sebatas bayang semu
yang tak lagi berarti bagimu
sedang adaku adalah nyata
di antara kalian
berada dalam ketidak pastian
dan tak menuntut kepastian
Entah dimana kau letak adaku
ketika kau rasakan rindumu akanku
sedangkan aku berada di antara kalian
Ketika berada di antara kalian
aku berada di antara ketidak pastian
dan tak menuntut kepastian,-
* * *
| Jakarta, 17 April 2013,-
K a n g e n - oleh : Budi Riyanto
K a n g e n
oleh : Budi Riyanto
Ya,,seperti itu yang aku rasa
dan aku telah memberinya warna
dalam warna-warna yan berbeda
agar lebih indah
warna dalam rasa kangenku
Biru,,warna kangenku padamu
adalah warna kangen yang akan ada selalu
khusus buatmu,,,
satu, selalu dan selamanya
Merah Jambu,,,warna kangenku
pada bidadari kecil kita yang masih belia
yang hanya tahu dan maunya dimanja
biarlah,,,itu sifat anak seusianya
waktu akan mengajarinya
Merah,,,adalah warna kangenku
pada seluruh sahabat, yang selalu penuh semangat
menyongsong hari-hari tanpa mengenal penat
aku kangen sahabat,,,jauhnya kita
kadang terasa begitu dekat
Hijau,,,adalah kangenku
pada kalian adik-adikku
yang masih mencari jati diri
untuk menjadikan diri
sebagai insan yang berarti
semangatlah,,,masa depanmu ada digenggamanmu, sendiri
Aku kangen,
dan aku mewarnai kangen itu
agar berwarna cerah
seperti pelangi, menghadirkan keindahan
ketika gerimis pelan disapu redup mentari,
Maaf
aku kangen, bagiku itu
tidaklah salah
karena kangenku tidak dikuti nafsu,-
* * *
oleh : Budi Riyanto
Ya,,seperti itu yang aku rasa
dan aku telah memberinya warna
dalam warna-warna yan berbeda
agar lebih indah
warna dalam rasa kangenku
Biru,,warna kangenku padamu
adalah warna kangen yang akan ada selalu
khusus buatmu,,,
satu, selalu dan selamanya
Merah Jambu,,,warna kangenku
pada bidadari kecil kita yang masih belia
yang hanya tahu dan maunya dimanja
biarlah,,,itu sifat anak seusianya
waktu akan mengajarinya
Merah,,,adalah warna kangenku
pada seluruh sahabat, yang selalu penuh semangat
menyongsong hari-hari tanpa mengenal penat
aku kangen sahabat,,,jauhnya kita
kadang terasa begitu dekat
Hijau,,,adalah kangenku
pada kalian adik-adikku
yang masih mencari jati diri
untuk menjadikan diri
sebagai insan yang berarti
semangatlah,,,masa depanmu ada digenggamanmu, sendiri
Aku kangen,
dan aku mewarnai kangen itu
agar berwarna cerah
seperti pelangi, menghadirkan keindahan
ketika gerimis pelan disapu redup mentari,
Maaf
aku kangen, bagiku itu
tidaklah salah
karena kangenku tidak dikuti nafsu,-
* * *
Maaf Aku Merayumu (ketika itu) - oleh : Budi Riyanto
Maaf Aku Merayumu (ketika itu)
oleh : Budi Riyanto
Seperti biasa, kita duduk dikaki senja
menikmati semburat jingga di langit barat yang nyata adanya
mengantar matahari, menjemput rembulan
hanya desah angin senja yang setia menyapa
perlahan,,,,
ketika kita sama-sama terdiam
Diammu,
tertunduk dalam rona malu
ketika sepotong ucap yang aku ungkap, dengan sedikit memohon
:
untuk jadikan aku, sebagai bapak anak-anakmu kelak
ahh,,,
sedikit tersentak adamu, bundar bola matamu agak terbelalak
Maafkan aku,
aku memang tak pandai merayu
untuk ungkapkan rasa pada saat tepatnya waktu
tahuku hanya indahnya senja saat itu
ketika kita bersama melewatinya
Maafkan aku merayumu,
(ketika itu),
dan tak ada nafsu mengikutiku
hanya ada kasih
hanya ada sayang
untuk selalu bersamamu, melewati senja hingga petang datang
untuk selalu bersamamu
Maafkan aku merayumu,
(ketika itu)
karena aku maukanmu
sebagai ibu dari anak-anakku
selalu dan selamanya,-
* * *
di sebuah senja,,,(ketika itu)
oleh : Budi Riyanto
Seperti biasa, kita duduk dikaki senja
menikmati semburat jingga di langit barat yang nyata adanya
mengantar matahari, menjemput rembulan
hanya desah angin senja yang setia menyapa
perlahan,,,,
ketika kita sama-sama terdiam
Diammu,
tertunduk dalam rona malu
ketika sepotong ucap yang aku ungkap, dengan sedikit memohon
:
untuk jadikan aku, sebagai bapak anak-anakmu kelak
ahh,,,
sedikit tersentak adamu, bundar bola matamu agak terbelalak
Maafkan aku,
aku memang tak pandai merayu
untuk ungkapkan rasa pada saat tepatnya waktu
tahuku hanya indahnya senja saat itu
ketika kita bersama melewatinya
Maafkan aku merayumu,
(ketika itu),
dan tak ada nafsu mengikutiku
hanya ada kasih
hanya ada sayang
untuk selalu bersamamu, melewati senja hingga petang datang
untuk selalu bersamamu
Maafkan aku merayumu,
(ketika itu)
karena aku maukanmu
sebagai ibu dari anak-anakku
selalu dan selamanya,-
* * *
di sebuah senja,,,(ketika itu)
AKU DIANTARA KAWANKU - Oleh : Budi Riyanto
AKU DIANTARA KAWANKU
oleh : Budi Riyanto
:
Ketika aku mencoba duduk
sebangku diantara mereka yang berkemeja
berbincang tentang segala hal yang luar biasa
aku berkaca,
lewat pecahan kaca
,,,,aku dengan celana jean lusuh, kaos hitam
dengan topi tanpa pernah lepas dari kepala,,
bangku itu semakin panas dipantatku
aku tak mampu sebangku dengan kalian
walau ketika dulu kita kecil, sama-sama kita ingusan
pun aku, juga kalian
inilah aku kawan,,,
yang tak seberuntung nasibnya seperti kalian
cukuplah sekedar berkawan
sepertinya untuk duduk sebangku dengan kalian
bagiku adalah seperti beban
bahkan adaku seperti sampah yang mengganggu
keindahan pandangan kalian
ketika berada diantara kalian yang selalu rapi berpakaian
kadang kemeja kalian kenakan kadang safari kau pakaikan
sepertinya aku tak sanggup duduk sebangku dengan kalian
yang selalu bertutur tentang kemewahan
yang berbincang tentang segala macam enaknya makanan
inilah aku kawan,,,,,
yang berbeda jauh dari kalian
tutur sapaku hanyalah angin lalu bagi kalian
yang tak pernah kalian hiraukan
:
seperti inilah adaku kawan
yang tak semewah adanya kalian
,,,,aku dengan celana jean lusuh, kaos hitam
dengan topi tanpa pernah lepas dari kepala,,,
aku masih menganggap kalian teman,,,
tapi,,,,entah padaku anggapan kalian,,,,
:
* * *
| Jakarta, 17 April 2013,-
oleh : Budi Riyanto
:
Ketika aku mencoba duduk
sebangku diantara mereka yang berkemeja
berbincang tentang segala hal yang luar biasa
aku berkaca,
lewat pecahan kaca
,,,,aku dengan celana jean lusuh, kaos hitam
dengan topi tanpa pernah lepas dari kepala,,
bangku itu semakin panas dipantatku
aku tak mampu sebangku dengan kalian
walau ketika dulu kita kecil, sama-sama kita ingusan
pun aku, juga kalian
inilah aku kawan,,,
yang tak seberuntung nasibnya seperti kalian
cukuplah sekedar berkawan
sepertinya untuk duduk sebangku dengan kalian
bagiku adalah seperti beban
bahkan adaku seperti sampah yang mengganggu
keindahan pandangan kalian
ketika berada diantara kalian yang selalu rapi berpakaian
kadang kemeja kalian kenakan kadang safari kau pakaikan
sepertinya aku tak sanggup duduk sebangku dengan kalian
yang selalu bertutur tentang kemewahan
yang berbincang tentang segala macam enaknya makanan
inilah aku kawan,,,,,
yang berbeda jauh dari kalian
tutur sapaku hanyalah angin lalu bagi kalian
yang tak pernah kalian hiraukan
:
seperti inilah adaku kawan
yang tak semewah adanya kalian
,,,,aku dengan celana jean lusuh, kaos hitam
dengan topi tanpa pernah lepas dari kepala,,,
aku masih menganggap kalian teman,,,
tapi,,,,entah padaku anggapan kalian,,,,
:
* * *
| Jakarta, 17 April 2013,-
Senin, 08 April 2013
Rasa
Akulah rasa
yang selalu ada padamu
seperti halnya rasamu
yang selalu terasa padaku
Seperti halnya pisau
asahlah,,,,setajam apa hendak kau mau
begitu pula dengan rasa
asahlah,,,hingga semakin tajam rasamu
Seperti halnya kucuran air di atas batu,
hingga mampu mengukir di atasnya,
dengan ketekunan dan kegigihan yang tanpa lelah
akan menghasilkan sesuatu yang indah
Seperti halnya aku dan dirimu
dua jiwa yang menyatu
yang tak akan lekang oleh waktu
selain ajal menjemput
Seperti halnya usap belai lembutmu
yang selalu lunakkan segala keegoanku
seperti halnya kasih sayangmu
yang tak pernah habis tercurah untukku
sepanjang waktu
sepanjang usiaku
Rasa kasihmu adalah darah yang mengalir
diderasnya nadiku
rasa sayangmu ada degup irama indah
detaknya jantungku
nafasmu adalah seperti halnya nafasku
yang masih terhembus mengiringimu,-
* * *
yang selalu ada padamu
seperti halnya rasamu
yang selalu terasa padaku
Seperti halnya pisau
asahlah,,,,setajam apa hendak kau mau
begitu pula dengan rasa
asahlah,,,hingga semakin tajam rasamu
Seperti halnya kucuran air di atas batu,
hingga mampu mengukir di atasnya,
dengan ketekunan dan kegigihan yang tanpa lelah
akan menghasilkan sesuatu yang indah
Seperti halnya aku dan dirimu
dua jiwa yang menyatu
yang tak akan lekang oleh waktu
selain ajal menjemput
Seperti halnya usap belai lembutmu
yang selalu lunakkan segala keegoanku
seperti halnya kasih sayangmu
yang tak pernah habis tercurah untukku
sepanjang waktu
sepanjang usiaku
Rasa kasihmu adalah darah yang mengalir
diderasnya nadiku
rasa sayangmu ada degup irama indah
detaknya jantungku
nafasmu adalah seperti halnya nafasku
yang masih terhembus mengiringimu,-
* * *
KAULAH BATAS ANGANKU
KAULAH BATAS ANGANKU
Oleh : Budi Riyanto
Ahh,,,,
tahukah kau tentang rinduku ?
yang selalu bersenandung merdu isi anganku
biarlah aku lambungkan rinduku
mengawang anganku bersama bayangmu
rinduku selalu tertahan
terombang-ambing rasa
Kaulah batas anganku
yang serasa seakan kebosanan mendatangiku
ketika rindu hanya aku rasakan sebagai rindu
seakan tak pernah kau tahu
tentang rinduku
Ahh,,,,
tahukah kau seberapa besar rindu ini aku tanggungkan
hingga kian berat membeban
aku kusut,,,,
karena rasaku terenggut
Kaulah batas anganku
aku inginkan terbebas dari rasa rindu ini
yang seakan semakin hari semakin menyiksa
aku tersiksa rasa.-
* * *
Oleh : Budi Riyanto
Ahh,,,,
tahukah kau tentang rinduku ?
yang selalu bersenandung merdu isi anganku
biarlah aku lambungkan rinduku
mengawang anganku bersama bayangmu
rinduku selalu tertahan
terombang-ambing rasa
Kaulah batas anganku
yang serasa seakan kebosanan mendatangiku
ketika rindu hanya aku rasakan sebagai rindu
seakan tak pernah kau tahu
tentang rinduku
Ahh,,,,
tahukah kau seberapa besar rindu ini aku tanggungkan
hingga kian berat membeban
aku kusut,,,,
karena rasaku terenggut
Kaulah batas anganku
aku inginkan terbebas dari rasa rindu ini
yang seakan semakin hari semakin menyiksa
aku tersiksa rasa.-
* * *
Aiih,,,,,,,,
Aiih,,,,
Oleh : Budi Riyanto
:
Aiih,,
Aiih,,,
masih saja rindu itu menari
dalam nyanyian merdu
tentang rasa gulana
simbah peluh raga ketika tersiksa rasa
,,,taklah terasa,,,
ketika rindu tiba melanda
Aiih,,,,
masih saja rindu itu indah kurasa
ketika gelayut sapa kangen
turut menyapa
Aiih,,,,
biarkan saja gelayut rindu itu mengikut
kemana saja hendak dia turut
rasakan belaian rindu yang lembut
agar jiwa serasa hanyut
hingga rasa-rasa itu larut
Aiih,,,,,
jika kau rasa rindu itu masih indah
biarlah,,,dia selalu bersemayam
tanpa rasa resah
Aiiih,,,,
rasa rindumu buat darahku mendidih
cukuplah
aku menikmati rindumu semanis rasamu
Aiih,,,
:
* * *
| Jakarta, 07 April 2013
Oleh : Budi Riyanto
:
Aiih,,
Aiih,,,
masih saja rindu itu menari
dalam nyanyian merdu
tentang rasa gulana
simbah peluh raga ketika tersiksa rasa
,,,taklah terasa,,,
ketika rindu tiba melanda
Aiih,,,,
masih saja rindu itu indah kurasa
ketika gelayut sapa kangen
turut menyapa
Aiih,,,,
biarkan saja gelayut rindu itu mengikut
kemana saja hendak dia turut
rasakan belaian rindu yang lembut
agar jiwa serasa hanyut
hingga rasa-rasa itu larut
Aiih,,,,,
jika kau rasa rindu itu masih indah
biarlah,,,dia selalu bersemayam
tanpa rasa resah
Aiiih,,,,
rasa rindumu buat darahku mendidih
cukuplah
aku menikmati rindumu semanis rasamu
Aiih,,,
:
* * *
| Jakarta, 07 April 2013
Kamis, 04 April 2013
Aku Ada Karena Adamu
Aku Ada Karena Adamu
Oleh : Budi Riyanto
Jika masih ada resah dihatimu
dan tak ada lagi tempat guna mengadu
masih ada aku
yang masih setia mendekap resahmu
melapangkan sesak dadamu
adaku ada untukmu
masih setia berdiri menghapus segala dukamu
dan membuatmu kembali tersenyum
Adaku ada karena adamu
Seperti pelangi adaku
memberi keindahan ketika selesai hujan
memberimu semangat ketika
langkahmu dalam kelelahan
Adaku ada karena adamu
Seperti embun dengan kesejukan pagi
yang selalu beriringan
seperti rembulan ketika malammu dalam kegelapan
adaku akan selalu ada untukmu
bersama melangkah pada setiap tapak jalanan,-
* * *
| Jakarta, 03 April 2013,-
Oleh : Budi Riyanto
Jika masih ada resah dihatimu
dan tak ada lagi tempat guna mengadu
masih ada aku
yang masih setia mendekap resahmu
melapangkan sesak dadamu
adaku ada untukmu
masih setia berdiri menghapus segala dukamu
dan membuatmu kembali tersenyum
Adaku ada karena adamu
Seperti pelangi adaku
memberi keindahan ketika selesai hujan
memberimu semangat ketika
langkahmu dalam kelelahan
Adaku ada karena adamu
Seperti embun dengan kesejukan pagi
yang selalu beriringan
seperti rembulan ketika malammu dalam kegelapan
adaku akan selalu ada untukmu
bersama melangkah pada setiap tapak jalanan,-
* * *
| Jakarta, 03 April 2013,-
Maaf, Aku Harus Memilih
Maaf, Aku Harus Memilih
Oleh : Budi Riyanto
Tentang cinta yang pernah ada
tentang rasa yang pernah tercipta
maaf,,,,aku harus memilih
walau kuakui aku selalu rindu
akan segala indah bayangmu
yang senantiasa ada dan membayangi
maaf,,,,kutetap memilih dia
walau sejujurnya jujur
kuakui selalu aku rindukan hadirmu
Maaafkanku,
ketika aku terjebak pada sebuah pilihan
dan aku jatuhkan
adalah dia yang menjadi pilihan
walau sejujurnya jujur
aku selalu rindu akan indah bayangmu
Ijinkanku,
terakhir kali merebah dibahumu
melepas rindu yang masih ada
lalu,
ijinkanku,
melangkah meninggalkanmu
Walau sejujurnya jujur
kuakui selalu aku rindu akan hadirmu,-
* * *
| Jakarta, 03 April 2013,-
Oleh : Budi Riyanto
Tentang cinta yang pernah ada
tentang rasa yang pernah tercipta
maaf,,,,aku harus memilih
walau kuakui aku selalu rindu
akan segala indah bayangmu
yang senantiasa ada dan membayangi
maaf,,,,kutetap memilih dia
walau sejujurnya jujur
kuakui selalu aku rindukan hadirmu
Maaafkanku,
ketika aku terjebak pada sebuah pilihan
dan aku jatuhkan
adalah dia yang menjadi pilihan
walau sejujurnya jujur
aku selalu rindu akan indah bayangmu
Ijinkanku,
terakhir kali merebah dibahumu
melepas rindu yang masih ada
lalu,
ijinkanku,
melangkah meninggalkanmu
Walau sejujurnya jujur
kuakui selalu aku rindu akan hadirmu,-
* * *
| Jakarta, 03 April 2013,-
Ketika Kau Telah Memilih
Ketika Kau Telah Memilih
Oleh : Budi Riyanto
Dan,,,
kau telah memilih jalanmu
jalan yang tak lagi kita bisa berjalan beriringan
apalagi bergandengan tangan
kau melangkah ke arah matahari terbit
dan aku menyusur jalan
ke arah matahari tenggelam
Cukup kau katakan padaku
tentang kebosananmu yang merajai egomu
Entah siapa yang tak lagi mampu
aku entah engkau
mengikuti jalan yang telah kita gariskan
bersamaan
untuk kita susuri bergandengan
Adalah jalanmu yang bukan lagi jalanku
aku tak mampu lagi menghamba pada sakit hati
kau melangkah pergi
menuju terbit matahari
aku melangkah pelan
menuju matahari tenggelam
Kita meninggalkan kenangan,
panjang,,,,sepanjang jalan saat kita dalam kebersamaan,-
* * *
| Jakarta, 03 April 2013,-
Oleh : Budi Riyanto
Dan,,,
kau telah memilih jalanmu
jalan yang tak lagi kita bisa berjalan beriringan
apalagi bergandengan tangan
kau melangkah ke arah matahari terbit
dan aku menyusur jalan
ke arah matahari tenggelam
Cukup kau katakan padaku
tentang kebosananmu yang merajai egomu
Entah siapa yang tak lagi mampu
aku entah engkau
mengikuti jalan yang telah kita gariskan
bersamaan
untuk kita susuri bergandengan
Adalah jalanmu yang bukan lagi jalanku
aku tak mampu lagi menghamba pada sakit hati
kau melangkah pergi
menuju terbit matahari
aku melangkah pelan
menuju matahari tenggelam
Kita meninggalkan kenangan,
panjang,,,,sepanjang jalan saat kita dalam kebersamaan,-
* * *
| Jakarta, 03 April 2013,-
Tentang Janji Kita
Tentang Janji Kita
Oleh : Budi Riyanto
Dan janji telah kita ucapkan
diantara daun-daun kering Akasia berguguran
saat sore menuju senja
berhembus angin lembab Bengawan
antara kibasan rambutmu terbelai bayu
sehidup semati kita bersama
dan aku masih disini
dengan kesetiaan yang abadi
Dan janji kita telah terpatri
sebagai prasasti keabadian
di dalam jiwa kita
nadi darah kita teraliri sudah
dengan segala janji suci ini
Simpan saja janji ini
tak ada pengingkaran yang terjadi
sehidup semati itu janji yang terpatri
di jiwa juga di hati
Onak tajam kehidupan adalah tiada arti
ketika kita masih dalam saling mengerti
dalam kebersamaan
Adalah kehilanganmu yang aku takutkan
menggantikan dirimu
adalah tak ada yang bisa,-
* * *
| Jakarta, 03 April 2013,-
Oleh : Budi Riyanto
Dan janji telah kita ucapkan
diantara daun-daun kering Akasia berguguran
saat sore menuju senja
berhembus angin lembab Bengawan
antara kibasan rambutmu terbelai bayu
sehidup semati kita bersama
dan aku masih disini
dengan kesetiaan yang abadi
Dan janji kita telah terpatri
sebagai prasasti keabadian
di dalam jiwa kita
nadi darah kita teraliri sudah
dengan segala janji suci ini
Simpan saja janji ini
tak ada pengingkaran yang terjadi
sehidup semati itu janji yang terpatri
di jiwa juga di hati
Onak tajam kehidupan adalah tiada arti
ketika kita masih dalam saling mengerti
dalam kebersamaan
Adalah kehilanganmu yang aku takutkan
menggantikan dirimu
adalah tak ada yang bisa,-
* * *
| Jakarta, 03 April 2013,-
Aku Datang Padamu
Aku Datang Padamu
Oleh : Budi Riyanto
Aku laksana bulan mengawal malam
mengitar malam tanpa lelah
telah aku patrikan rasa
disela-sela jiwa yang lara
membawa seonggok gumpalan luka
tentang kekecewaan yang panjang
Aku datang padamu
mencoba hapus lara yang ada
perlahan terhapus
seiring embun pagi yang menitik
ujung dedaunan hijau
ketika mentari datang mengusik pagi
lingkarkan tanganmu
pelukku dibahu
lelah ini kita bawa bersama
semoga duka tak berkepanjangan
Lalu tinggalkan senyuman mengembang
lukamu terobati
dendammu tiada lagi
Aku laksana malam
ketika pekat dalam pandangan
namun aku mencoba
temani tiap malammu mengukir mimpi
Sudahi saja resahmu
karena hidup tidak untuk diratapi,-
* * *
| Jakarta, 03 April 2013,-
Oleh : Budi Riyanto
Aku laksana bulan mengawal malam
mengitar malam tanpa lelah
telah aku patrikan rasa
disela-sela jiwa yang lara
membawa seonggok gumpalan luka
tentang kekecewaan yang panjang
Aku datang padamu
mencoba hapus lara yang ada
perlahan terhapus
seiring embun pagi yang menitik
ujung dedaunan hijau
ketika mentari datang mengusik pagi
lingkarkan tanganmu
pelukku dibahu
lelah ini kita bawa bersama
semoga duka tak berkepanjangan
Lalu tinggalkan senyuman mengembang
lukamu terobati
dendammu tiada lagi
Aku laksana malam
ketika pekat dalam pandangan
namun aku mencoba
temani tiap malammu mengukir mimpi
Sudahi saja resahmu
karena hidup tidak untuk diratapi,-
* * *
| Jakarta, 03 April 2013,-
Sepotong Doa Kami
Sepotong Doa Kami
Oleh : Budi Riyanto
Terbujur dalam lemah
menderita sakit yang mendekapmu
tabahlah sahabat
Tuhan sekedar menyapamu
jangan kau pernah lelah
melawan sakitmu, tegarlah,,,tegar
sambut pagi ini
bahwa mentari masih setia menyinari hari
berimu kehangatan
kembali kita bercengkerama dalam kekeluargaan
sahabat hilangkan sedihmu
hingga cepat sembuhmu
Sahabat doa kami menyertaimu
tegarlah,,,,, tegar
Sebatas doa kami panjatkan
untukmu sahabat
agar kembalikan semangatmu
menyambut hari yang terus berganti
usaikan sedihmu,,,lekaslah sembuh dari sakitmu
ada kami disekitarmu
Sahabat,,,,
kita lanjutkan kelakar canda kita
dalam berbagi dalam kebersamaan
sahabat,,,,
ada kami sebagai sahabat yang mencoba
untuk bisa saling merasa sakit
ketika seorang sahabat sedang tergolek sakit
untuk bisa saling mendoakan
Sahabat,,,
kami menunggu sepenggal kabar kesembuhanmu
sahabat, doa kami menyertai perjuanganmu
melawan sakit yang sedang mendekapmu
Sahabat,,,semoga lekas sembuh adamu,-
* * *
Sepotong doa buat sahabat @
Eyang Gaul
| Jakarta, 04 April 2013,-
Oleh : Budi Riyanto
Terbujur dalam lemah
menderita sakit yang mendekapmu
tabahlah sahabat
Tuhan sekedar menyapamu
jangan kau pernah lelah
melawan sakitmu, tegarlah,,,tegar
sambut pagi ini
bahwa mentari masih setia menyinari hari
berimu kehangatan
kembali kita bercengkerama dalam kekeluargaan
sahabat hilangkan sedihmu
hingga cepat sembuhmu
Sahabat doa kami menyertaimu
tegarlah,,,,, tegar
Sebatas doa kami panjatkan
untukmu sahabat
agar kembalikan semangatmu
menyambut hari yang terus berganti
usaikan sedihmu,,,lekaslah sembuh dari sakitmu
ada kami disekitarmu
Sahabat,,,,
kita lanjutkan kelakar canda kita
dalam berbagi dalam kebersamaan
sahabat,,,,
ada kami sebagai sahabat yang mencoba
untuk bisa saling merasa sakit
ketika seorang sahabat sedang tergolek sakit
untuk bisa saling mendoakan
Sahabat,,,
kami menunggu sepenggal kabar kesembuhanmu
sahabat, doa kami menyertai perjuanganmu
melawan sakit yang sedang mendekapmu
Sahabat,,,semoga lekas sembuh adamu,-
* * *
Sepotong doa buat sahabat @
Eyang Gaul
| Jakarta, 04 April 2013,-
Rabu, 03 April 2013
Sepotong Surat - by : Endang Suci
Suratku:
Padamu:
Sayang,,,
Yakinlah,,,,ketika mereka mengabaikanmu
masih ada aku yang selalu disisimu
menetralisir angkaramu
meredakan emosimu
dan kembali membuatmu tersenyum
Namun aku tak akan ikut terhanyut
dalam permainan maya
karena adamu adalah nyata bagiku
ketika topeng kemunafikan menarikan tariannya
cukuplah kau amati saja,,,,
dan biarkan,,,mereka akan lelah dengan sendirinya
Yakinlah selalu ada aku
di nyatamu,,,,
usaikan permainan mayamu,,,
cukupkan untaian aksaramu
istirahatlah,,,,
dalam dunia kita,,,
Terima kasih sayang
atas cinta, kasih, dan sayangmu
selama ini padaku,-
* * *
Endang Suci
Endang Suci
AKU DIANTARA MEREKA
AKU DIANTARA MEREKA
Oleh : Budi Riyanto
Ya,,,,,
aku diantara mereka
hanyalah tak seberapa ada
seperti debu yang menempel pada sebuah batu
kabur,,,,buram tak terlihat
aku diantara mereka
hanyalah rumput liar ditaman bunga nan indah
perusak pemandangan
perusak kisah indah
aku diantara mereka
hanyalah sepenggal kata
yang merusak indahnya kalimat yang tertata
dan,,,
ketika aku ada diantara mereka
adalah ada yang tak ada,,,
aku terselip diantara kejayaan mereka
terpojok disudut ruang sepi
tanpa arti,,,
aku diantara mereka
adalah titik pandang
dari sebelah mata,-
* * *
| Jakarta, 03 April 2013,-
Oleh : Budi Riyanto
Ya,,,,,
aku diantara mereka
hanyalah tak seberapa ada
seperti debu yang menempel pada sebuah batu
kabur,,,,buram tak terlihat
aku diantara mereka
hanyalah rumput liar ditaman bunga nan indah
perusak pemandangan
perusak kisah indah
aku diantara mereka
hanyalah sepenggal kata
yang merusak indahnya kalimat yang tertata
dan,,,
ketika aku ada diantara mereka
adalah ada yang tak ada,,,
aku terselip diantara kejayaan mereka
terpojok disudut ruang sepi
tanpa arti,,,
aku diantara mereka
adalah titik pandang
dari sebelah mata,-
* * *
| Jakarta, 03 April 2013,-
TENTANG RINDUKU - by : Budi Riyanto
TENTANG RINDUKU
Oleh : Budi Riyanto
Kau tahu arti rindu
apa kau paham makna rindu
Rindu tak perlu butuh jarak
pun juga akan waktu,,,
karena dia datang dari rasa
rasa-rasa yang mengalir dalam nadi
senada dengan hasrat dijiwa
Kau paham arti setia
atau kau hanya tahu tentang nafsu
ketika tiba rindu ketika terkurung nafsumu,,,
itu bukan aku,,,,
aku bukan bocah kemarin sore pengumbar syahwat
aku juga bukan binatang jalang
lelaki hidung belang,,,
Lalu apa salahku jika aku punya rindu
walau kami tiada jarak memisahkan
pun dengan waktu,,,
Aku hampir setengah abad,,,
aku tak terlalu memikirkan syahwat
biarkan aku tetap merindu,,,
rindu milik kami,,,
yang telah kami susun antara susah dan senang,,,
Bagiku rindu, kubagi padaku
pada satuku, pada kamiku
lalu apa pedulimu,,,
Karena ini adalah rinduku,
yang tak pernah mengenal jarak dan waktu,,,
bukan hanya tentang nafsu,-
* * *
| Jakarta, 02 April 2013,-
: Ilustrasi diambil dari Internet,-
Senin, 01 April 2013
Rebahkan Lelahmu - by : Budi Riyanto
Rebahkan Lelahmu
Oleh : Budi Riyanto
Sayang,,,,
malam telah datang
bersama langit yang bertaburan gemintang
dalam alunan musik keheningan damai
rebahkan,,,,rebahlah dalam kehangatan malam
biarkan netramu terpejam
beristirahat dari kepenatan siang
jangan biakan nyalang sepanjang malam
lelahmu perlu kau rebahkan
Sayang,,,,
damaikan,,,damaikanlah jiwamu
agar lelap dalam tidurmu
tak lagi berselimut keresahan
tak lagi berselimut kegelisahan
Sayang,,,,
rebahlah,,,,rebah dalam malam
pejamlah,,,pejam dalam pelukan mimpi indah
rebahkanlah letihmu
indahkanlah mimpimu
Malam ini,,,
hilangkan penat letihmu,,,dalam tidur indah mimpimu,-
* * *
| Jakarta, 01 April 2013
Salam,
_budiri_
Oleh : Budi Riyanto
Sayang,,,,
malam telah datang
bersama langit yang bertaburan gemintang
dalam alunan musik keheningan damai
rebahkan,,,,rebahlah dalam kehangatan malam
biarkan netramu terpejam
beristirahat dari kepenatan siang
jangan biakan nyalang sepanjang malam
lelahmu perlu kau rebahkan
Sayang,,,,
damaikan,,,damaikanlah jiwamu
agar lelap dalam tidurmu
tak lagi berselimut keresahan
tak lagi berselimut kegelisahan
Sayang,,,,
rebahlah,,,,rebah dalam malam
pejamlah,,,pejam dalam pelukan mimpi indah
rebahkanlah letihmu
indahkanlah mimpimu
Malam ini,,,
hilangkan penat letihmu,,,dalam tidur indah mimpimu,-
* * *
| Jakarta, 01 April 2013
Salam,
_budiri_
Minggu, 31 Maret 2013
SKETSA SURAM SURTI - by : Budi Riyanto
SKETSA SURAM SURTI
Oleh : Budi Riyanto
Kilau gemerlap dunia luar
silaukanmu, silaukan kerjap matamu yang memang sendu
senang melihat duit, buta akan norma
itulah kamu Surti,
kawin muda karena korban keliaranmu
yang tiada tara
,,,,lalu terjerembab pada penyesalan
ketika impian tak seindah yang kau harapkan
Pelarian,,,,,
lepas kendali dari kekang pasangan
asyik masyuk menjalani perselingkuhan
demi kepuasan,,,,,,,
,,,lepas dari remasan laki-laki
kembali ketangan laki-laki lain lagi
,,,lepas dari dekapan laki-laki
kembali pulas tertidur pada pelukan lain laki-laki
itulah kamu Surti,,,ketika hilang harga diri
Ahh,,,,Surti
jalan hidupmu adalah perjalanan nafsu dan ambisi
lalu,,,,diam terkulai
pada pelukan lelaki yang berimu segala lebih
pulas tertidur dalam orgasme berkali-kali
duniawimu terpenuhi
norma etika tak ada lagi
Ahh,,,,Surti
terlelaplah dalam peluk norma yang kau abaikan
dan
hiduplah dalam dekapan hujatan yang tak kau dengar
pulaslah dalam gelimang nafsu dan ambisi
yang telah terpenuhi
hingga membuatmu orgasme berkali-kali
dalam kemewahan duniawi,-
* * *
| Jakarta, 31 Maret 2013,-
(Ilustras diambil dari Internet)
Sabtu, 30 Maret 2013
SEKUNCUP RINDUKU - Oleh : Budi Riyanto
SEKUNCUP RINDUKU
Oleh : Budi Riyanto
Adalah harum
walau tak semerbak wangi cempaka
pun kenanga
sekuncup rinduku
adalah semerbak biasa yang tak pernah hambar
ketika rinduku akan selalu ada
tercium kala setiap terasa
itu kuncup-kuncup rinduku
menunggu mekar
akanmu
Sekuncup rinduku
selalu tergenggam dihatiku
sebagai rasa yang tersimpan
saat akan aku persembahkan
sebagai bunga rindu
yang semerbak dalam harum yang biasa
taklah sewangi kenanga
namun tulus rinduku
adanya
akanmu
Sekuncup rinduku
adalah keindahan rindu yang bersahaja
dalam seikat kembang rasa
dari kuntum hati
adalah persembahan jiwa
Sekuncup rindulu
akan mekar dan tak pernah layu,-
* * *
| Jakarta, 30 Maret 2013
: Iliustrasi dari Internet,-
Minggu, 27 Januari 2013
Entah sadar entah tidak saat ditengah malam - by : Mawan Tazshiqat
Entah sadar entah tidak
saat ditengah malam
Oleh : Mawan Tazshiqat
kulewati malam
kulewati siang
dan terus begitu
tanpa terasa telah kita lalui
di sebagian hidup
segala coba dan ujiannya
dan entah sadar atau tidak
hingga kita lupa atau tidak
apa yang telah diperbuat
semua terlalui bersama bergulirnya waktu
dan entah apa yang terjadi setelahnya
apakah masih sama dengan yang terlalui
entah lah....
Aku hanya mengikuti
bersama waktu yang terus berputar
dan kunikmati...
Inilah hidupku
yang harus terus berjalan
bagai air yang mengalir
kan kuciptakan perubahan
kan kubuat kehidupan yang lebih baik
tuk menuju muara
hingga waktu tak berputar
berhenti bersama detak jantungku
dengan tersenyum...
Dan ku tuju dimuara Firdaus...
* * *
27-01-2013
Karya member TEMBANG JIWA : Mawan Tazshiqat
Edited and posted by : Budi Riyanto
saat ditengah malam
Oleh : Mawan Tazshiqat
kulewati malam
kulewati siang
dan terus begitu
tanpa terasa telah kita lalui
di sebagian hidup
segala coba dan ujiannya
dan entah sadar atau tidak
hingga kita lupa atau tidak
apa yang telah diperbuat
semua terlalui bersama bergulirnya waktu
dan entah apa yang terjadi setelahnya
apakah masih sama dengan yang terlalui
entah lah....
Aku hanya mengikuti
bersama waktu yang terus berputar
dan kunikmati...
Inilah hidupku
yang harus terus berjalan
bagai air yang mengalir
kan kuciptakan perubahan
kan kubuat kehidupan yang lebih baik
tuk menuju muara
hingga waktu tak berputar
berhenti bersama detak jantungku
dengan tersenyum...
Dan ku tuju dimuara Firdaus...
* * *
27-01-2013
Karya member TEMBANG JIWA : Mawan Tazshiqat
Edited and posted by : Budi Riyanto
Sabtu, 26 Januari 2013
SEUTUHNYA AKU - by : Boy Refa Redo
SEUTUHNYA AKU
Oleh : Boy Refa Redo
untuk noah.
.
Duhai kekasih
dengarkanlah aku
dengarkanlah suara hatiku
yang menggemuruh
yang merintih
terbata memanggil namamu.
Wahai kasih
dengarkanlah aku
dengarkanlah jeritan hatiku.
Aku tak kuasa
tak pula sanggup
menanggung beban
semaha rindu.
Lihatlah kasih
lihatlah guratan-guratan
yang menyembul di dahiku.
Ialah gambaran
betapa seringnya aku memikirkanmu.
Dengarkanlah aku
dengarkanlah suara rintihan rinduku
yang menebar debar
di degup jantungku.
Ia memanggilmu
menyebut-nyebut namamu
karena seutuhnya aku dirimu. Kekasih.
JKT.250113
Jumat, 25 Januari 2013
PEREMPUAN MALAM - by : Boy Refa Redo
PEREMPUAN MALAM
Oleh : Boy Refa Redo
.
Isak tangis
dan rintihan hati
rasa sesal yang tiada henti.
Seperti senja bertaburan gerimis
yang merekah di redup matamu.
Desah nafas tersengal
wajah lusuh memucat rona
seirama degup jantung
yang menggulana
yang menghantar malam
keharibaan senyap.
Perempuan malam
berpita hitam
berkacamata hitam
bergincu hitam
bertopeng hitam
dan bahkan berpeluh hitam.
Ia adalah puisi di goa sunyi
yang terlahir dari kelirunya hasrat
yang menjerat
yang membuatnya jatuh terjerembab
ke lembah-lembah hitam pekat.
Semalam
saat langit kehilangan warna
saat tangis kehilangan suara
ia pasrahkan diri
di keheningan yang sepi
yang lama terlupai.
Tetes-tetes sesal berderaian
berjatuhan basahi kaki bumi.
Ia bunga yang mekar
di lorong-lorong remang
yang berlari dan sembunyi
dari getir dan pahit
dari pedih dan perih
realita hidup yang takut dihadapi.
Perempuan malam
bersama fajar menyingsing
iapun menutup diri
dan lalu tenggelam dalam ranjang sunyi.
JKT.250113
Oleh : Boy Refa Redo
.
Isak tangis
dan rintihan hati
rasa sesal yang tiada henti.
Seperti senja bertaburan gerimis
yang merekah di redup matamu.
Desah nafas tersengal
wajah lusuh memucat rona
seirama degup jantung
yang menggulana
yang menghantar malam
keharibaan senyap.
Perempuan malam
berpita hitam
berkacamata hitam
bergincu hitam
bertopeng hitam
dan bahkan berpeluh hitam.
Ia adalah puisi di goa sunyi
yang terlahir dari kelirunya hasrat
yang menjerat
yang membuatnya jatuh terjerembab
ke lembah-lembah hitam pekat.
Semalam
saat langit kehilangan warna
saat tangis kehilangan suara
ia pasrahkan diri
di keheningan yang sepi
yang lama terlupai.
Tetes-tetes sesal berderaian
berjatuhan basahi kaki bumi.
Ia bunga yang mekar
di lorong-lorong remang
yang berlari dan sembunyi
dari getir dan pahit
dari pedih dan perih
realita hidup yang takut dihadapi.
Perempuan malam
bersama fajar menyingsing
iapun menutup diri
dan lalu tenggelam dalam ranjang sunyi.
JKT.250113
Kamis, 24 Januari 2013
MALAM TELAH BERANJAK PAGI
MALAM TELAH BERANJAK PAGI
Oleh : Budi Riyanto
Doa panjang,,,,
belum sempat terucap,,,,,,
,,,,,udara pagi telah menyelinap disela-sela pengapnya malam,,,,,
Titik-titik embun sudah membasahi ujung pagi,,,,,
temaram malam adalah teman sejatiku,,,,,
,,,,,,yang sudi simpan segala keluh kesahku,,,,,
Hingga pagi menjelang,,,,,
ketika suatu ketika terhimpit nelangsa,,,
,,,,,,tentang hampanya dunia tanpa cerita,,,,,,
menepikan segala asa, pada sudut ketidakmampuan,,,,,,,
,,,,,,sedangkan inginku menjulang tinggi kelangit,,,,,,,,,,,
Akan anugerah yang terlupakan,,,,,
,,,,,tapi aku yakin Tuhan tak akan Alpa,,,,,,
Atau mungkin telah digariskannya,,,,,,,,
Dan,,,,
bersabarlah,,,,,,,,selagi
Matahari esok masih menyinari Bumi ini,,,,
,,,,,,,,,,,,,,,
* * *
Sebuah Catatan Akun : Embun Langit Senja : 28 Maret 2012.-
Oleh : Budi Riyanto
Doa panjang,,,,
belum sempat terucap,,,,,,
,,,,,udara pagi telah menyelinap disela-sela pengapnya malam,,,,,
Titik-titik embun sudah membasahi ujung pagi,,,,,
temaram malam adalah teman sejatiku,,,,,
,,,,,,yang sudi simpan segala keluh kesahku,,,,,
Hingga pagi menjelang,,,,,
ketika suatu ketika terhimpit nelangsa,,,
,,,,,,tentang hampanya dunia tanpa cerita,,,,,,
menepikan segala asa, pada sudut ketidakmampuan,,,,,,,
,,,,,,sedangkan inginku menjulang tinggi kelangit,,,,,,,,,,,
Akan anugerah yang terlupakan,,,,,
,,,,,tapi aku yakin Tuhan tak akan Alpa,,,,,,
Atau mungkin telah digariskannya,,,,,,,,
Dan,,,,
bersabarlah,,,,,,,,selagi
Matahari esok masih menyinari Bumi ini,,,,
,,,,,,,,,,,,,,,
* * *
Sebuah Catatan Akun : Embun Langit Senja : 28 Maret 2012.-
Selasa, 22 Januari 2013
PADA SERAUT WAJAH
PADA SEARUT WAJAH
Oleh : Budi Riyanto
Pada seraut wajah
aku dulu pernah menyimpan kisah
lalu seiring berjalannya waktu
aku lupa akan raut wajah itu
entahlah
Aku pernah merindunya
hingga setengah mati menahan rasa
tiba-tiba hambar adanya terasa
entahlah
Pada seraut wajah
aku pernah begitu erat menggemnya
lalu tiba-tiba datang rasa sangat bersalah
kemudian aku melepasnya pasrah
entahlah
Aku merindunya sangat
ketika itu
tetapi aku membencinya juga teramat sangat
kala itu
entahlah
Pada seraut wajah
aku telah lupa wajah itu,-
* * *
| Jakarta, 24-12-2012,-
Oleh : Budi Riyanto
Pada seraut wajah
aku dulu pernah menyimpan kisah
lalu seiring berjalannya waktu
aku lupa akan raut wajah itu
entahlah
Aku pernah merindunya
hingga setengah mati menahan rasa
tiba-tiba hambar adanya terasa
entahlah
Pada seraut wajah
aku pernah begitu erat menggemnya
lalu tiba-tiba datang rasa sangat bersalah
kemudian aku melepasnya pasrah
entahlah
Aku merindunya sangat
ketika itu
tetapi aku membencinya juga teramat sangat
kala itu
entahlah
Pada seraut wajah
aku telah lupa wajah itu,-
* * *
| Jakarta, 24-12-2012,-
TEMANI AKU
TEMANI AKU
Oleh : Budi Riyanto
Aku tak butuh waktumu lama
cukup sekejap saja,,,,
hanya untuk hilangkan rasa
sebuah rasa yang selalu menyiksa
itu rinduku akanmu
yang tak pernah berbatas masa
lalu,,,,,
akankah terluang waktumu
untuk menghilangkan dan mengobati rindu
sedang rinduku tak berbatas ruang dan waktu
Hanya akan habis seluruh waktumu
temani aku menikmati rindu
yang telah memuncak diubun-ubun
rinduku layaknya embun
yang selalu ridukan pagi
untuk sekedar datang menyapa ujung dedaun
Temani aku,,,,
sesaat saja, agar hilang rasa rinduku akanmu
yang tak pernah habis di setiap waktu,-
* * *
| Jakarta, 22 Januari 2013,-
Oleh : Budi Riyanto
Aku tak butuh waktumu lama
cukup sekejap saja,,,,
hanya untuk hilangkan rasa
sebuah rasa yang selalu menyiksa
itu rinduku akanmu
yang tak pernah berbatas masa
lalu,,,,,
akankah terluang waktumu
untuk menghilangkan dan mengobati rindu
sedang rinduku tak berbatas ruang dan waktu
Hanya akan habis seluruh waktumu
temani aku menikmati rindu
yang telah memuncak diubun-ubun
rinduku layaknya embun
yang selalu ridukan pagi
untuk sekedar datang menyapa ujung dedaun
Temani aku,,,,
sesaat saja, agar hilang rasa rinduku akanmu
yang tak pernah habis di setiap waktu,-
* * *
| Jakarta, 22 Januari 2013,-
LINANG - LINANG AIR MATA
LINANG - LINANG AIRMATA
Oeh : Budi Riyanto
Bening,,,,
lembut,,,bergulir diujung mata
sembab,,,!
seiring gerimis perlahan menitis
seiring rasa teriris luka
linang-linang air mata
bening perlahan bergulir
basah pipi
pada tirus wajah yang resah
adalah kesedihan berkepanjangan
Adakah rindu yang salah
ketika hanya membuat pipi basah,,,?
ketika linang-linang air mata mengantar resah
kabar rindu tanpa kata
Bening,,,,
lembut,,,bergulir di ujung mata
sembab,,,,,!
seiring gerimis pelan
ada isak yang tertahan
teriring linang-linang air mata
dalam bening mata berkaca-kaca
Lalu kenapa ada air mata dalam rindu,,,,,?
* * *
| Jakarta, 22 Januari 2013,-
Oeh : Budi Riyanto
Bening,,,,
lembut,,,bergulir diujung mata
sembab,,,!
seiring gerimis perlahan menitis
seiring rasa teriris luka
linang-linang air mata
bening perlahan bergulir
basah pipi
pada tirus wajah yang resah
adalah kesedihan berkepanjangan
Adakah rindu yang salah
ketika hanya membuat pipi basah,,,?
ketika linang-linang air mata mengantar resah
kabar rindu tanpa kata
Bening,,,,
lembut,,,bergulir di ujung mata
sembab,,,,,!
seiring gerimis pelan
ada isak yang tertahan
teriring linang-linang air mata
dalam bening mata berkaca-kaca
Lalu kenapa ada air mata dalam rindu,,,,,?
* * *
| Jakarta, 22 Januari 2013,-
KETIKA RINDUMU BANGKIT
KETIKA RINDUMU BANGKIT
Oleh : Budi Riyanto
Ketika rindumu bangkit
aku berharap bisa dekat disisimu
luangkan sedikit waktuku, bersamamu
melepas rindu kita
agar terbang mengangkasa
melepaskan rasa-rasa kita
hingga lapangkan sesak didada
Ketika rindumu bangkit
aku berharap bisa mendekapmu erat
menghangatkan dinginmu
menyejukkan gerahmu
,,,,tak pada lenakan kita
hanya sekedar lepaskan rindu yang tertahan
Ketika rindumu bangkit
aku ingin luangkan sejenak waktuku
guna hilangkan rindu yang menyesakkan
dalam sua sesaat, hilang rindu juga sesaat
lalu bangkitkan rindu baru keesokan hari
Rindu tak pernah habis, seiring waktu ridu itu akan bangkit
bangkit,,,dan bangkit lagi
rindu ini tak pernah jemu
hingga datang sebuah temu
yang entah,,,,,,,-
* * *
| Jakarta, 22 Januari 2013,-
Oleh : Budi Riyanto
Ketika rindumu bangkit
aku berharap bisa dekat disisimu
luangkan sedikit waktuku, bersamamu
melepas rindu kita
agar terbang mengangkasa
melepaskan rasa-rasa kita
hingga lapangkan sesak didada
Ketika rindumu bangkit
aku berharap bisa mendekapmu erat
menghangatkan dinginmu
menyejukkan gerahmu
,,,,tak pada lenakan kita
hanya sekedar lepaskan rindu yang tertahan
Ketika rindumu bangkit
aku ingin luangkan sejenak waktuku
guna hilangkan rindu yang menyesakkan
dalam sua sesaat, hilang rindu juga sesaat
lalu bangkitkan rindu baru keesokan hari
Rindu tak pernah habis, seiring waktu ridu itu akan bangkit
bangkit,,,dan bangkit lagi
rindu ini tak pernah jemu
hingga datang sebuah temu
yang entah,,,,,,,-
* * *
| Jakarta, 22 Januari 2013,-
Senin, 21 Januari 2013
AKU TELAH PENUHI JANJIKU
AKU TELAH PENUHI JANJIKU
Oleh : Budi Riyanto
Aku penuhi janjiku,,,,
temani rembulan setengah
yang tak lagi dikantong sang awan
hingga menjelang subuh,,,,
mengantarnya hingga pagi datang,,,,
berteman gemintang
dan juga suara malam
Mataku tak mau lena, aku biarkan terpicing
tak ada rasa kantuk hinggap di kuyu mata tuaku
Aku menyambut menitiknya embun,,,
,,,,bukan rinai gerimis menjadi derasnya hujan
hingga merubah jalanan aspal
menjadi derasnya bantaran kali
seperti hari-hari yang lalu
aku rindu hangat mentari pagi
bukan pada kecipak air dalam genangan,,,,
,,,,banjir,,,,,
Aku telah penuhi janjiku,,,rembulan
mengantarmu hingga diujung subuh
membawa titik-titik embun
terganti mentari pagi,,,,,,
lalu,,,,beristirahatlah rembulan
malammu tak terlalu menggigil dalam selimut awan kelam
Aku telah penuhi janjiku, pada rembulan
malam tadi hingga menjelang,,,,,pagi.-
* * *
| Jakarta, 21 Januari 2013 @ 02:10 BBI
Oleh : Budi Riyanto
Aku penuhi janjiku,,,,
temani rembulan setengah
yang tak lagi dikantong sang awan
hingga menjelang subuh,,,,
mengantarnya hingga pagi datang,,,,
berteman gemintang
dan juga suara malam
Mataku tak mau lena, aku biarkan terpicing
tak ada rasa kantuk hinggap di kuyu mata tuaku
Aku menyambut menitiknya embun,,,
,,,,bukan rinai gerimis menjadi derasnya hujan
hingga merubah jalanan aspal
menjadi derasnya bantaran kali
seperti hari-hari yang lalu
aku rindu hangat mentari pagi
bukan pada kecipak air dalam genangan,,,,
,,,,banjir,,,,,
Aku telah penuhi janjiku,,,rembulan
mengantarmu hingga diujung subuh
membawa titik-titik embun
terganti mentari pagi,,,,,,
lalu,,,,beristirahatlah rembulan
malammu tak terlalu menggigil dalam selimut awan kelam
Aku telah penuhi janjiku, pada rembulan
malam tadi hingga menjelang,,,,,pagi.-
* * *
| Jakarta, 21 Januari 2013 @ 02:10 BBI
Minggu, 20 Januari 2013
KETIKA SENJA TELAH TIBA
KETIKA SENJA TELAH TIBA
Oleh : Budi Riyanto
Senja telah tiba, dalam semburat warna
seperti helai daun yang jatuh,,,kuning keemasan
aku masih menunggumu,,,,
menanti tiada pasti,,,,pada ujung waktu yang kian sepi
Hanya bayangmu sepintas melintas
seperti senja-senja yang lalu
hanya tinggalkan senyummu,,,sedikit terulas
tanpa tinggalkan pesan,,,,,
sedikitipun,,,
kaupun melenggang hilang,,,dalam bayang
Aku masih disini,
diujung senja menanti
hingga tiba malam dalam langit kelam
tetap,,,,!!!
tiada beritamu terkabar
sebagai penawar
Lalu,,,adakah teringat olehmu
di sebuah senja kita mengulas cerita
kita duduk berdua,,,,mengantar matahari keperaduan
membangunkan rembulan yang terlelap
Cukuplah,,,adaku
sendiri terdiam di ujung senja kian temaram,-
* * *
| Jakarta, 20 Januari 2013.-
Oleh : Budi Riyanto
Senja telah tiba, dalam semburat warna
seperti helai daun yang jatuh,,,kuning keemasan
aku masih menunggumu,,,,
menanti tiada pasti,,,,pada ujung waktu yang kian sepi
Hanya bayangmu sepintas melintas
seperti senja-senja yang lalu
hanya tinggalkan senyummu,,,sedikit terulas
tanpa tinggalkan pesan,,,,,
sedikitipun,,,
kaupun melenggang hilang,,,dalam bayang
Aku masih disini,
diujung senja menanti
hingga tiba malam dalam langit kelam
tetap,,,,!!!
tiada beritamu terkabar
sebagai penawar
Lalu,,,adakah teringat olehmu
di sebuah senja kita mengulas cerita
kita duduk berdua,,,,mengantar matahari keperaduan
membangunkan rembulan yang terlelap
Cukuplah,,,adaku
sendiri terdiam di ujung senja kian temaram,-
* * *
| Jakarta, 20 Januari 2013.-
AKU TELAH LUPA
AKU TELAH LUPA
Oleh : Budi Riyanto
Aku telah lupa, akan makna rindu
yang sesungguhnya
ketika aku merasa rindu
tak pernah sekalipun ada sua
hingga yang aku rasa hanyalah hambar rasa
jadikan aku mati rasa
Aku telah lupa, tentang rindu yang pernah ada
ketika setiap kali kurangkai, kususun jadi puisi
walau ungkapanku tak pernah indah
seindah ungkapan pujangga dan pujanggi
aku hanya merangkaikan kata-kataku
tentang rinduku, semampuku
ketika saat itu adalah indah
Hingga pada sebuah titik jenuh
rindu menjadi mati rasa,,,,,,,,
ketika tanpa pernah ada sua
Aku telah lupa akan arti rindu yang sesungguhnya
walau kadang masih ada terasa
kadang hambar adanya
Namun aku masih menyimpannya
sebelum benar-benar lupa,,,,
bahwa masih ada rindu diantara kita.-
* * *
| Jakarta, 20 Januari 2013,-
Oleh : Budi Riyanto
Aku telah lupa, akan makna rindu
yang sesungguhnya
ketika aku merasa rindu
tak pernah sekalipun ada sua
hingga yang aku rasa hanyalah hambar rasa
jadikan aku mati rasa
Aku telah lupa, tentang rindu yang pernah ada
ketika setiap kali kurangkai, kususun jadi puisi
walau ungkapanku tak pernah indah
seindah ungkapan pujangga dan pujanggi
aku hanya merangkaikan kata-kataku
tentang rinduku, semampuku
ketika saat itu adalah indah
Hingga pada sebuah titik jenuh
rindu menjadi mati rasa,,,,,,,,
ketika tanpa pernah ada sua
Aku telah lupa akan arti rindu yang sesungguhnya
walau kadang masih ada terasa
kadang hambar adanya
Namun aku masih menyimpannya
sebelum benar-benar lupa,,,,
bahwa masih ada rindu diantara kita.-
* * *
| Jakarta, 20 Januari 2013,-
Senin, 14 Januari 2013
PUPUS
PUPUS
Oleh : Budi Riyanto
Tebar tabur benih rasaku
terhampar terhambur di altar jiwamu
memuncak gunung rasa rindu
julang menjulang mencium langit,,,,rasa rinduku
Lalu pupus,,,,,
Terhenti di persimpangan jalan
rindumu hilang ditikungan
pada arah yang berlawanan
ketika aku menghampirimu
lalu,,,,,
langkahmu, jalan menjauh
bukan datang merengkuh,,,,,
Pupus,,,sudah
Rindumu pudar sudah
ditelan waktu dan lelah
hingga rindu tak pernah lagi terjamah
Pupus,-
* * *
| Jakarta, 14 Januari 2013,-
Oleh : Budi Riyanto
Tebar tabur benih rasaku
terhampar terhambur di altar jiwamu
memuncak gunung rasa rindu
julang menjulang mencium langit,,,,rasa rinduku
Lalu pupus,,,,,
Terhenti di persimpangan jalan
rindumu hilang ditikungan
pada arah yang berlawanan
ketika aku menghampirimu
lalu,,,,,
langkahmu, jalan menjauh
bukan datang merengkuh,,,,,
Pupus,,,sudah
Rindumu pudar sudah
ditelan waktu dan lelah
hingga rindu tak pernah lagi terjamah
Pupus,-
* * *
| Jakarta, 14 Januari 2013,-
Rabu, 09 Januari 2013
KUCOBA LERAI RESAHMU
KUCOBA LERAI RESAHMU
Oleh : Budi Riyanto
Ketika tiba resahmu
datang pelan menghampiri rasamu
usahlah sedih kau rasakan
ketika tiada tempat gunamu bersandar
untuk hilangkan resah dan keluh kesah,,,,
usahlah kau gundah
karena masih ada aku,,,
dengan bahuku buatmu bersandar,,,,
Lalu,,,
kisahkan padaku resahmu
agar sedikit lapangkan sesaknya rasamu
Lalu,,,,
ketika datang rindumu akanku
masih juga adaku,,,
mungkin bisa sedikit bantu hilangkan rindumu
walau adaku tak pernah berada di setiap waktu,,,
Hilangkan resahmu
juga beban rindumu,,,,
Mungkin aku bisa sedikit membantu,,,,,
indahkan resahmu
dan ringankan rindumu.-
* * *
: Jakarta 09 Januari 2013.-
Oleh : Budi Riyanto
Ketika tiba resahmu
datang pelan menghampiri rasamu
usahlah sedih kau rasakan
ketika tiada tempat gunamu bersandar
untuk hilangkan resah dan keluh kesah,,,,
usahlah kau gundah
karena masih ada aku,,,
dengan bahuku buatmu bersandar,,,,
Lalu,,,
kisahkan padaku resahmu
agar sedikit lapangkan sesaknya rasamu
Lalu,,,,
ketika datang rindumu akanku
masih juga adaku,,,
mungkin bisa sedikit bantu hilangkan rindumu
walau adaku tak pernah berada di setiap waktu,,,
Hilangkan resahmu
juga beban rindumu,,,,
Mungkin aku bisa sedikit membantu,,,,,
indahkan resahmu
dan ringankan rindumu.-
* * *
: Jakarta 09 Januari 2013.-
Rabu, 02 Januari 2013
DUA PATAH KATAMU
DUA PATAH KATAMU
Oleh : Budi Riyanto
Entah makna apa tersimpan dalam jalinan ini
selalu saja aku rasa hampa
walau dirimu selalu ada
menjadikan kau dan aku adalah : Kita
tetap saja hampa
Menyakitiku adalah bagimu hal biasa
setiap kesalahanmu adalah wajar saja
kau menyebutnya "hanya"
sekedar,,,,,hal biasa
kau menyebutnya "cuma"
sekedar kekeliruan kecil,,,,
"hanya" salah paham : Itu elakmu
tahukah kau,,,,
itu adalah alasanmu mencari sebuah pembeneran
menyakitiku tanpa alasan
Hampa kita adanya
hambar tanpa rasa
dalam sebuah pertalian yang sia-sia
Sadarkah kau,,,,
dua patah katamu
adalah menyakitkan bagiku,-
Oleh : Budi Riyanto
Entah makna apa tersimpan dalam jalinan ini
selalu saja aku rasa hampa
walau dirimu selalu ada
menjadikan kau dan aku adalah : Kita
tetap saja hampa
Menyakitiku adalah bagimu hal biasa
setiap kesalahanmu adalah wajar saja
kau menyebutnya "hanya"
sekedar,,,,,hal biasa
kau menyebutnya "cuma"
sekedar kekeliruan kecil,,,,
"hanya" salah paham : Itu elakmu
tahukah kau,,,,
itu adalah alasanmu mencari sebuah pembeneran
menyakitiku tanpa alasan
Hampa kita adanya
hambar tanpa rasa
dalam sebuah pertalian yang sia-sia
Sadarkah kau,,,,
dua patah katamu
adalah menyakitkan bagiku,-
Langganan:
Postingan (Atom)